My Blog List

Monday, November 17, 2014

Model Pembelajaran Anak Autis

Model Pembelajaran Anak Autis

A. PENDAHULUAN
Anak autis dicirikan oleh tiga karakteristik utama (a triad of impairment) yaitu: gangguan komunikasi, gangguan hubungan sosial dan gangguan perilaku: minat yang terbatas dan perilaku berulang. ( Wing and Gould,1979, dalam Dodd, 2007).
1. Hambatan komunikasi (communication impairment), termasuk semua aspek komunikasi: pemahaman dan menggunakan komunikasi verbal dan non verbal untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Anak dengan gangguan autistic kebanyakan tidak bisa bicara, dan mereka tidak bisa mengkompensasikan ketidakmampuan bicaranya dengan bahasa lain seperti bahasa isyarat. Kalaupun ada anak dengan gangguan autistik bisa bicara, mereka hanya membeo, atau mereka berbicara tetapi kurang dapat memiliki pemaknaan tentang apa yang mereka ucapkan, sehingga kesannya hanya menghafal.
2. Hubungan sosial (social relating), anak dengan gangguan autistik memiliki hambatan tentang bagaimana berinteraksi atau berhubungan dengan orang lain, termasuk keterampilan seperti berbagi (sharing) dan bergiliran (turn taking), mengerjakan tugas (attending to task). Anak dengan gangguan autistik memiliki kesulitan yang besar untuk belajar memberi dan menerima (take and give) dalam hubungan interaksi dengan orang disekelilingnya. Mereka tampak tidak tertarik untuk berinteraksi dengan orang lain, dan mereka nampak lebih suka menyendiri. Banyak anak dengan gangguan autistic spectrum disorders nampak memiliki kesulitan besar untuk belajar memberi dan mengambil (take and give) dalam interaksi sehari-hari. Tidak suka dipeluk dan dipangku.
3. Minat yang terbatas dan perilaku berulang (repetitive), ini diperlihatkan dengan kurang dapat berimajinasi, penalaran abstrak yang kurang, keterampilan bermain terbatas, pemikiran konkret (ini lebih disebabkan anak kurang mampu dalam penalaran secara abstrak) dan keinginan kuat dalam keteraturan (consistency).
Selain tiga ciri utama di atas saat ini sejumlah ciri-ciri yang berhubungan dengan pemahaman dan perhatian autisme juga ditambahkan, ini termasuk: sensitivitas sensori, aspek-aspek kognisi termasuk: gaya belajar visual, masalah perhatian, dan karakteristik pemrosesan informasi; dan hambatan dalam empati yang meliputi: masalah emosional, joint attention, theory of mind; dan kesulitan penerjemahan mood dan perilaku orang lain. (Dodd, 2007:3-5).
Memahami anak autis ini sangat penting untuk menentukan hambatan dan kebutuhan mereka dan melihat tipe belajar mereka. Anak-anak autis memiliki hambatan dalam eye gaze, meniru (attending), pemahaman makna, membuat generalisasi (generalization), pemrosesan auditori, pemrosesan sensori, mengurutkan dan kemampuan kognitif dalam urutan yang lebih tinggi. (Dodd, 2007, 148 -149).
Disampaing hambatan utama seperti diuraikan di atas, anak autis pun memiliki beberapa kekuatan diantaranya: kemampuan rote memory, kemampuan visual spatial, kemampuan compartmentalised chunk learning, kecenderungan untuk melakukan rutinitas dan aturan yang terstruktur (Dodd, 2007, 148 - 149).
B.  MODEL PEMBELAJARAN ANAK AUTIS
Model pembelajaran diartikan sebagai sutau prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. (Belajar Psikologi.com, 2011). Model pembelajaran dapat juga bermakna cara yang digunakan guru untuk membelajarkan anak supaya tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan tercapai. Didalam model pembelajaran terkandung pendekatan, strategi, metode dan teknik yang digunakan untuk membelajarkan siswa. Model pembelajaran yang baik adalah model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa (kemampuan, kebutuhan dan hambatan, dan lain sebagainya).
Ada beberapa ciri-ciri model pembelajaran secara khusus diantaranya adalah :
1. Rasional teoritik yang logis yangdisusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar.
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukanagar model tersebut dapat dilaksanakandengan berhasil.
4. Lingkungan belajar yang duperlukanagar tujuan pembelajaran dapat tercapai. (Belajar Psikologi.com, 2011)
Untuk anak-anak berkebutuhan khusus, khususnya anak autis, memilih model pembelajaran itu harus menjadi pemikiran yang benar-benar sesuai dengan kondisi siswa. Ada beberapa pertimbangan yang menjadi dasar seorang guru untuk menentukan model pembelajaran untuk anak autis diantaranya adalah hambatan utama yang dialami oleh siswa dan pemahaman tentang gaya belajar anak.
Belajar adalah perubahan perilaku sebagai akibat dari interaksi anak dengan lingkungannya. Ada beberapa cara untuk membantu anak autis mempelajari keterampilan dan perilaku baru, diantaranya: isyarat visual/ verbal, modelling, visual support, prompting, fading, shaping dan chaining (Dodd, 2007).
1. Isyarat visual / verbal
Isyarat visual/ verbal adalah pengajaran yang diberikan pada anak autis untuk membantu mereka melengkapi tugas-tugas yang diinginkan. Ini mungkin dilakukan dengan cara non verbal atau verbal, dengan menggunakan tanda manual atau startegi visual (Dodd, 2007). Strategi visual merupakan strategi pembelajaran dengan menggunakan benda-benda konkrit atau semi konkret atau simbol-simbol dalam menyampaikan pembelajaran.
2. Pemodelan (Modelling)
Pemodelan merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan orang tua atau teman sebaya untuk menjadi model, terutama ketika mengajarkan keterampilan-keterampilan baru.
3. Visual support
Visual support digunakan untuk meningkatkan komunikasi, mentransfer informasi, perilaku dan mengembangkan kemandirian. Ini termasuk daftar visual (jadwal), urutan suatu pekerjaan, ekspresi wajah, gestures dan bahasa tubuh.
4. Prompting
Promting merupakan isyarat tambahan untuk membantu memfasilitasi respon yang benar. Individu membutuhkan bimbingan secara fisik untuk mengerjakan tugas. Memberikan dorongan secara fisik sering menjamin keberhasilan individu. Reinforcment harus segera diberikan apabila anak selesai mengerjakan tugas mandirinya.
5. Fading
Fading merupakan pengurangan bantuan secara sistematis. Pengurangan bantuan fisik secara bertahap. Teknik ini berhasil dalam mengajarkan keterampilan baru. Pengurangan ini sangat penting supaya anak tidak tergantung pada bantuan dan isyarat.
6. Shaping
Perilaku terkadang dapat dibentuk sesuai dengan tujuan yang diharapkan atau yang ingin dicapai. Shaping merupakan prosedur yang digunakan untuk mengembangkan keterampilan atau perilaku yang tidak ada pada diri seseorang. Shaping biasanya digunakan untuk mengjarkan keterampilan-keterampilan yang sulit seperti memakai baju, makan dan bersosialisasi dengan orang lain. (Dodd, 2007)
7. Chainning
Chainning adalah menciptakan perilaku yang rumit dengan menggabungkan perilaku-perilaku sederhana yang telah menjadi bagian dalam diri seseorang. Contohnya dalam menyikat gigi: pertama menyimpan pasta gigi pada sikat gigi, kemudian memasukkan sikat gigi ke mulut dan kemudian mulai menggosok gigi ke atas ke bawah, kesamping kiri dan kanan dan seterusnya.
C.  KESIMPULAN
Anak autis memiliki hambatan dalam interaksi dan komunikasi sosial, tapi mereka memiliki kekuatan dalam kemampuan visualnya dan belajar hafalan, oleh karena itu ketika mengajar anak autis, yang penting guru harus memahami kekuatan yang dimiliki oleh anak. Banyak model dan strategi pembelajaran yang digunakan untuk mengajar mereka diantaranya adalah menggunakan dukungan visual, modelling, prompting, fading, shaping dan chainning. Seseorang akan belajar lebih baik apabila seorang guru memiliki keteraturan, konsisten dan positif. (Dodd, 2007).
Pembelajaran untuk anak autis harus diatur, dipersiapkan kemudian tujuan yang ingin dicapai harus realistis. Harus konsisen ketika membuat aturan. Kemudian menggunakan bahasa sederhana, tidak banyak kata-kata yang akan membuat anak bingung, dan ketika anak melakukan sesuatu yang positif guru segera untuk memberikan reinforcement.
 
Daftar Bacaan
Belajar Psikologi, (2011), Pengertian Model Pembelajaran, Tersedia online: Belajar Psikologi.com/pengertian-model-pembelajaran
Dodd, Susan, (2007), Understanding Autism, Sydney: Elsevier
Zager, Dianne, (2005), Autism Spectrum Disorders, Identification, Education and Teatment, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associstes, Publisher.

No comments: