MEMAHAMI ISTILAH BASYAR, INSAN, AN-NAS DAN BANI ADAM YANG MEMBERI MAKNA MANUSIA DALAM AL-QUR’AN
1.
Basyar
Basyar
dinyatakan dalam al-Qur’an sebanyak 36 kali dan tersebar dalam 26 surat.[1] Secara etimologi Basyar
berarti kulit kepala, wajah, atau tubuh yang menjadi tempat tumbuhnya rambut.
Penamaan
ini menunjukkan makna bahwa secara biologis yang mendominasi manusia adalah
pada kulitnya.[2]
Pada aspek ini terlihat perbedaan umum biologis manusia dengan hewan yang lebih
didominasi oleh bulu atau rambut. Makna etimologis dapat dipahami bahwa manusia
merupakan makhluk yang memiliki segala sifat kemanusiaan dan keterbatasan,
seperti makan, minum kebahagiaan dan sebagainya.
2. Insan
Kata
Insan yang berasal dari kata al-Uns dinyatakan dalam al-Qur’an sebanyak
65 kali dan tersebar dalam 43 surat.[3] Insan dapat diartikan
secara etimologis adalah harmonis, lemah lembut, tampak atau pelupa.[4]
Kata
insan digunakan dalam al-Qur’an untuk menunjuk kepada manusia dengan
seluruh totalitasnya, jiwa dan raganya.[5] Kata ini dinyatakan dalam
al-Qur’an sebanyak 73 kali. Di antaranya terdapat dalam surat an-Nisa’ ayat 28.[6]
3.
An-Nas
An-Nas
dalam al-Qur’an disebutkan sebanyak 241 kali dan tersebar dalam 55 surat.[7] Dalam al-Qur’an keterangan
yang jelas menunjukkan pada jenis keturunan nabi Adam as. kata an-Nas menunjuk
manusia sebagai makhluk social dan kebanyakan digambarkan sebagai kelompok
manusia tertentu yang sering melakukan mafsadah.[8]
4.
Bani Adam
Bani
Adam di sebutkan dalam al-Qur’an sebanyak 9 kali. Di antaranya pada surat Yasin
ayat 60.[9] Adam di dalam al-Qur’an mempunyai
pengertian manusia dengan keturunannya yang mengandung pengertian basyar, insan dan
an-nas.[10]
Kata
Bani Adam lebih ditekankan pada aspek amaliah manusia, sekaligus pemberi arah
ke mana dan dalam bentuk apa aktivitas itu dilakukan.[11]
[1] Muhammad Fu’ad Abdul Baqi,
Al-Mu’jam al-Mufahras li alfadz al-Qur’an al-Karim, (T.kp. : Darul Fikri ,
1992), hal. 153-154
[2] Samsul Nizar, M.A., Filsafat
Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis, (Jakarta: Ciputat
Pers, 2002), hal. 2
[3] Muhammad Fu’ad Abdul Baqi,
Al-Mu’jam al-Mufahras li alfadz al-Qur’an al-Karim, ... Op. Cit., hal. 119-120
[4] Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an; Tafsir Maudhu’i atas
Pelbagai Persoalan Umat, (Bandung : Mizan, 1996), hal. 280
[5] Ibid.
[6] Samsul Nizar, M.A., Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis,
... Op. Cit., hal. 5
[7] Muhammad Fu’ad Abdul Baqi,
Al-Mu’jam al-Mufahras li alfadz al-Qur’an al-Karim, ... Op. Cit., hal. 895-899
[8] Samsul Nizar, M.A., Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis,
... Op. Cit., hal. 12
[9] Muhammad Fu’ad Abdul Baqi,
Al-Mu’jam al-Mufahras li alfadz al-Qur’an al-Karim, ... Op. Cit., hal. 32
[10] Moh. Hasyim dan Zaki Mubarok,
Akidah Islam, ...... Op. Cit., hal. 1-3
[11] Samsul Nizar, M.A., Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis,
... Op. Cit., hal. 14
No comments:
Post a Comment