DEFINISI, PENYEBAB DAN JENIS-JENIS KESULITAN BELAJAR
Kata Pengantar
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang memberika rahmat serat karunia-Nya kepada kami
sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada
waktunya yang berjudul “DEFINISI, PENYEBAB DAN JENIS-JENIS KESULITAN BELAJAR”.
Makalah ini berisikan tentang
informasi kesulitan belajar atau yang lebih khususnya membahas definisi
kesulitan belajar, penyebab kesulitan belajar, dan jenis-jenis kesulitan
belajar. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada
kita semua tentang kesulitan belajar.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata,
kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita. Amin.
Indralaya, 30 November 2011
Penyusun
Daftar Isi
Kata
Pengantar.........................................................................................................1
Daftar
Isi...................................................................................................................2
Bab I
Pendahuluan...................................................................................................3
Latar
Belakang.............................................................................................3
Tujuan..........................................................................................................3
Rumusan
Masalah........................................................................................3
Bab II
Pembahasan...................................................................................................4
Definisi
anak berkesulitan
belajar................................................................4
Klasifikasi
anak berkesulitan
belajar...........................................................6
Penyebab
anak berkesulitan
belajar............................................................7
Bab III
Penutup........................................................................................................9
Kesimpulan..................................................................................................9
Saran.............................................................................................................9
Daftar
Pustaka..........................................................................................................9
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
o Dalam kehidupan
sekolah ada sebagian anak yang berkesulitan belajar
o Perlu adanya
pelayanan khusus untuk Anak berkesulitan belajar
B. Tujuan
o Mengetahui pengertian
Anak Berkesulitan Belajar
o Mengetahui
klasifikasi anak berkesulitan belajar
o Mengetahui
penyebab anak berkesulitan belajar
C. Rumusan Masalah
o Apa pengertian
anak berkesulitan belajar?
o Sebutkan
klasifikasi anak berkesulitan belajar?
o
Apa saja penyebab anak berkesulitan belajar?
Bab II
Pembahasan
Definisi, Penyebab dan Jenis-Jenis Kesulitan Belajar
1. Definisi kesulitan belajar
Istilah yang digunakan untuk
menyebut Anak Berkesulitan Belajar (ABB)
cukup beragam. Kelompok ahli bidang medis menyebutnya dengan istilah brain dysfunction, kelompok ahli
psycholinguistic menggunakan istilah language disorders, dan selanjutnya
dalam bidang pendidikan ada yang menyebutnya dengan istilah educationally handicapped. Namun istilah
umum yang sering digunakan oleh para ahli pendidikan adalah learning disabilities (Donal, 1967:1)
yang diartikan sebagai “kesulitan belajar”. Oleh karena sifat kelainannya yang
spesifik, kelompok anak yang mengalami kesulitan belajar ini disebut specific learning disabilities, yaitu
kesulitan bekajar khusus (painting, 1983:krik, 1989).
Dalam dunia pendidikan
digunakan istilah educationally
handicapped karena anak-anak ini mengalami kesulitan belajar dalam
mengikuti proses pendidikan sehingga mereka memerlukan layanan pendidikan
secara khusus (special education)
sesuai dengan bentuk dan derajat kesulitannya (Hallahan da Kauffman, 1991).
Layanan pendidikan yang khusus yang dimaksud tidak hanya berkaitan dengan
kesulitan yang dihadapinya, tetapi juga dalam strategi atau pendekatan
bantuannya.
Istilah yang digunakan oleh
para medis adalah brain injured,
minimal brain dysfunction dengan
alasan bahwa dari hasil deteksi secara medis anak-anak berkesulitan belajar
mengalami penyimpangan dalam perkembangan dalam perkembangan otaknya yang
diakibatkan oleh adanya masalah pada saat persalinan atau memang sejak dalam
kandungan mengalami penyimpangan. Sementara itu para ahli bahasa menyebutnya
dengan istilah language disorder
karena anak-anak berkesulitan belajar
mengalami gangguan dalam berbahasa. Gangguan bahasa yang dimaksud,
meliputi berbahasa ekspresif, taitu kemampuan mengemukakan ide atau pesan
secara lisan, dan berbahasa reseptif, yaitu kemampuan menangkap ide atau pesan
orang lain yang disampaikan secara lisan
Adapun pengertian tentang anak
berkesulitan belajar khusus, sebagaimana dijelaskan oleh canadian association dir
children and adults with learning disabilities (1981) adalah mereka yang
tidak mampu mengikuti pelajaran di sekolah meskipun kecerdasannya termasuk
rata-rata, sedikit diatas rata-rata atau sedikit dibawah rata-rata, dan apabila
kecerdasannya lebih rendah dari kondisi tersebut bukan lagi termasuk learning disabilities.
Public law
(Hallahan dan Kauffman 1991:126)
menjelaskan tentang “specivic learning
disabilities” sebagai gangguan pada suatu proses pada psikologis dasar atau
yang lebih terlihat didalam penggunaan bahasa lisan dan tulis dengan wujud,
seperti tidak kesempurnaan mendengar, memikirkan, membicarakan, membaca,
menulis, mengucapkan atau melakukan penghitungan matematis.
The national joint committe for learning disabilities (NJCLD) mengemukakan bahwa kesulitan belajar
adalah istilah umum yang digunakan untuk kelompok gangguan yang heterogen yang
berupa kesulitan nyata dalam menggunakan pendengaran, percakapan, membaca,
menulis, berpikir, dan kemampuan matematika.
Memperhatikan pengertian
tentang anak berkesulitan belajar khusus tersebut, tergambar bahwa sumber
penyebabnya, yaitu “disfungsi sistem saraf pusat”. Kondisi “disfungsi”
menunjukan adanya gangguan fungsi dari sistem saraf sehingga tidak berperan
sebagaimana mestinya. Gangguan ini terjadi pada aspek organis, dan pada proses
psikologis dasar berupa gangguan berbahasa, artikulasi, membaca, menulis
ekspresif dan berhitung tidaklah bersifat permanen sehingga memungkinkan
kembali berfungsi optimal manakala memperoleh layanan yang sesuai.
Anak berkesulitan belajar
adalah anak yang mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademiknya, yang
disebabkan oleh adanya disfungsi minimal otak atau dalam psikologis dasar
sehingga prestasi belajarnya tidak sesuai dengan potensi yang sebenarnya, dan
untuk mengembangkan potensinya secara
optimal mereka memerlukan pelayanan pendidikan secara khusus.
2.
KLASIFIKASI KESULITAN BELAJAR
Krik dan
Gallagher (1989:187) menjelaskan bahwa kesulitan belajar dibedakan dalam 2
kategori besar, yaitu (1) kesulitan belajar yang berhubungan dengan
perkembangan (developmental learning
disabilities) dan (2) kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities).
Kesulitan belajar yang berhubungan
dengan perkembangan, mencakup gangguan perhatian, ingatan, motorik dan
persepsi, bahasa, dan berpikir, sedangkan kesulitan belajar akademik mencakup
kesulitan membaca, menulis, dan berhitung atau matematika.
Kesulitan belajar dalam perkembangan
dapat mempengaruhi proses untuk menerima, menginterpretasikan, dan merespons
stimulus dari ligkungannya.
Kesulitan belajar akademik merupakan
suatu kondisi tang secara signifikan menghambat proses bekajar membaca,
menulis, dan operasi berhitung. Rendahnya prestasi tersebut bukan disebabkan
oleh keterbatasan mental ( tunagrahita), gangguan emosi yang serius atau
gangguan sensori atau keterasingan dari lingkungan.
Klasifikasi
anak berkesulitan belajar berdasrkan pada tingkat usia dan juga jenis kelamin,
yaitu:
·
Kesulitan belajar perkembangan
ü Usia dibawah 5 tahun (balita)
ü Dikarenakan belum belajar secara akademis
ü Belajar dalam proses kematangan prasyarat akademis, seperti:
Ø Kematangan persepsi visual auditory
Ø Kematangan persepsi wicara
Ø Kematangan persepsi daya diferensiasi
Ø Kematanga persepsi kemampuan sensory-motor
·
Kesulitan belajar akademik
ü Usia diatas 6 tahun
ü Disebabkan karena kesulitan belajar akademik
ü Secara spesifik yaitu kesulitan dalm satu jenis/bidang akademik,
seperti:
Ø Berhitung/ matematika (diskalkulia)
Ø Kesulitan membaca (dileksia)
Ø Kesulitan menulis (disgrapia)
Ø Kesulitan berbahasa (dysphasia)
Ø Kesulitan/ tidak terampil (dispraksia)
3.
PENYEBAB KESULITAN BELAJAR
Para
ahli mempunyai pandangan yang berbeda mengenai faktor-faktor yang menyebabkan
timbulnya kesulitan belajar (learning
disabilities) . Namun, secara tegas dikemukakan oleh Roos (1976), Siegel,
dan Gold (1982), serta Painting (1983), bahwa kesulitan belajar khusus
desebabkan oleh disfungsi sistem saraf yang disebabkan oleh: (1) cedera otak
pada masa perkembangan otak, (2) ketidakseimbangan zat-zat kimiawi didalam
otak, (3) gangguan perkembangan saraf, (4) kelambatan proses perkembangan individu.
Ahli
lain, yaitu Hallahan dan Kauffman(1991:127-128) mengemukakan 3 faktor penyebab
kesulitan belajar, yaitu:
·
Faktor organis/ biologis
Banyak ahli
yangmeyakini bahwa timbulnya kesulitan belajar khusus pada anak-anak disebabkan
oleh adanya disfungsi dari sistem saraf pusat.
·
Faktor genetis
Munculnya
anak-anak berkesulitan belajar khusus, dapat disebabkan oleh faktor genetis
sebagaimana dikemukakan oleh Finucci dan Child (1983). Sementara hasil dari
penelitian Olson, Wise, Conners, Rack dan Fulker (1989) ditemukan bahwa pada
anak-anak yang kembar identik (kembar siam) banyak yang mengalami kesulittan
membaca.
·
Faktor lingkungan
Anak yang
berkesulitan belajar yang disebabkan faktor lingkunga sulit untuk di
dokumentasikan, meskipun demikian sering dijumpai adanya masalah dalam belajar
yang disebabkan oleh faktor lingkungankondisi keluarga yang tidak menunjang
atau guru-guru yang tidak mepersiapkan program pengajaran dengan baik.
Dari hasil penelitian para ahli diagnostik lain, ditemukan 4 faktor
yang dapat memperberat gangguan dalam belajar, antara lain:
·
Kondisi fisik
Meliputi gangguan
visual, gangguan pendengaran, gangguan keseimbangan dan orientasi ruang, body image yang rendah, hiperaktif,
serta kurang gizi.
·
Faktor lingkungan
Lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat yang tidak baik akan menghambat perkembangan sosial,
psikologis dan pencapaian prestasi
akademis.
·
Faktor motivasi dan afeksi
Anak yang selalu gagal
pada suatu mata pelajaran atau bebrapa akan cenderung menjadi tidak percaya
diri, mengabaikan tugas, dan rendah diri.
·
Kondisi psikologis
Kondisi psikologis
meliputi gangguan perhatian, persepsi visual, persepsi pendengaran, persepsi
motorik, ketidakmampuan berpikir, dan lambat dalam kemampuan berbahasa.
Bab III Penutup
a.
Kesimpulan
Anak berkesulitan belajar adalah anak yang
mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademiknya, yang disebabkan oleh adanya
disfungsi minimal otak atau dalam psikologis dasar sehingga prestasi belajarnya
tidak sesuai dengan potensi yang sebenarnya, dan untuk mengembangkan
potensinya secara optimal mereka
memerlukan pelayanan pendidikan secara khusus.
Kesulitan belajar
dibedakan dalam 2 kategori besar, yaitu (1) kesulitan belajar yang berhubungan
dengan perkembangan (developmental
learning disabilities) dan (2) kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities).
Kesulitan belajar
khusus desebabkan oleh disfungsi sistem saraf yang disebabkan oleh: (1) cedera
otak pada masa perkembangan otak, (2) ketidakseimbangan zat-zat kimiawi didalam
otak, (3) gangguan perkembangan saraf, (4) kelambatan proses perkembangan
individu.
Hallahan dan
Kauffman(1991:127-128) mengemukakan 3 faktor penyebab kesulitan belajar, yaitu:
·
Faktor organis/ biologis
·
Faktor lingkungan
·
Faktor motivasi dan afeksi
·
Faktor psikologis
b.
Saran
Anda juga
bisa mencari dari sumber lain mengenai materi ini,sehingga wawasan dan
referensi anda akan luas mengenai materi ini.
Daftar Pustaka
Wardani, dkk. 2008. Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta:
Universitas Terbuka
No comments:
Post a Comment