My Blog List

Sunday, November 23, 2014

DEFINISI, PENYEBAB DAN JENIS-JENIS KESULITAN BELAJAR

DEFINISI, PENYEBAB DAN JENIS-JENIS KESULITAN BELAJAR



Kata Pengantar
            Puji syukur kehadirat Allah SWT yang memberika rahmat serat karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “DEFINISI, PENYEBAB DAN JENIS-JENIS KESULITAN BELAJAR”.
            Makalah ini berisikan tentang informasi kesulitan belajar atau yang lebih khususnya membahas definisi kesulitan belajar, penyebab kesulitan belajar, dan jenis-jenis kesulitan belajar. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang kesulitan belajar.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Indralaya, 30 November 2011




Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar.........................................................................................................1
Daftar Isi...................................................................................................................2
Bab I Pendahuluan...................................................................................................3
            Latar Belakang.............................................................................................3
Tujuan..........................................................................................................3
            Rumusan Masalah........................................................................................3
Bab II Pembahasan...................................................................................................4
            Definisi anak berkesulitan belajar................................................................4
            Klasifikasi anak berkesulitan belajar...........................................................6
            Penyebab anak berkesulitan  belajar............................................................7
Bab III Penutup........................................................................................................9
            Kesimpulan..................................................................................................9
            Saran.............................................................................................................9
Daftar Pustaka..........................................................................................................9
Bab I
Pendahuluan
A.    Latar Belakang
o   Dalam kehidupan sekolah ada sebagian anak yang berkesulitan belajar
o   Perlu adanya pelayanan khusus untuk Anak berkesulitan belajar
B.     Tujuan
o   Mengetahui pengertian Anak Berkesulitan Belajar
o   Mengetahui klasifikasi anak berkesulitan belajar
o   Mengetahui penyebab anak berkesulitan belajar
                                                                
C.     Rumusan Masalah
o   Apa pengertian anak berkesulitan belajar?
o   Sebutkan klasifikasi anak berkesulitan belajar?
o   Apa saja penyebab anak berkesulitan  belajar?
Bab II
Pembahasan
Definisi, Penyebab dan Jenis-Jenis Kesulitan Belajar
1.      Definisi kesulitan belajar
Istilah yang digunakan untuk menyebut  Anak Berkesulitan Belajar (ABB) cukup beragam. Kelompok ahli bidang medis menyebutnya dengan istilah brain dysfunction, kelompok ahli psycholinguistic  menggunakan istilah language disorders, dan selanjutnya dalam bidang pendidikan ada yang menyebutnya dengan istilah educationally handicapped. Namun istilah umum yang sering digunakan oleh para ahli pendidikan adalah learning disabilities (Donal, 1967:1) yang diartikan sebagai “kesulitan belajar”. Oleh karena sifat kelainannya yang spesifik, kelompok anak yang mengalami kesulitan belajar ini disebut specific learning disabilities, yaitu kesulitan bekajar khusus (painting, 1983:krik, 1989).
Dalam dunia pendidikan digunakan istilah educationally handicapped karena anak-anak ini mengalami kesulitan belajar dalam mengikuti proses pendidikan sehingga mereka memerlukan layanan pendidikan secara khusus (special education) sesuai dengan bentuk dan derajat kesulitannya (Hallahan da Kauffman, 1991). Layanan pendidikan yang khusus yang dimaksud tidak hanya berkaitan dengan kesulitan yang dihadapinya, tetapi juga dalam strategi atau pendekatan bantuannya.
Istilah yang digunakan oleh para medis adalah brain injured, minimal brain dysfunction dengan alasan bahwa dari hasil deteksi secara medis anak-anak berkesulitan belajar mengalami penyimpangan dalam perkembangan dalam perkembangan otaknya yang diakibatkan oleh adanya masalah pada saat persalinan atau memang sejak dalam kandungan mengalami penyimpangan. Sementara itu para ahli bahasa menyebutnya dengan istilah language disorder karena anak-anak berkesulitan belajar  mengalami gangguan dalam berbahasa. Gangguan bahasa yang dimaksud, meliputi berbahasa ekspresif, taitu kemampuan mengemukakan ide atau pesan secara lisan, dan berbahasa reseptif, yaitu kemampuan menangkap ide atau pesan orang lain yang disampaikan secara lisan
Adapun pengertian tentang anak berkesulitan belajar khusus, sebagaimana dijelaskan oleh canadian association dir children and adults with learning disabilities (1981) adalah mereka yang tidak mampu mengikuti pelajaran di sekolah meskipun kecerdasannya termasuk rata-rata, sedikit diatas rata-rata atau sedikit dibawah rata-rata, dan apabila kecerdasannya lebih rendah dari kondisi tersebut bukan lagi termasuk learning disabilities.
Public law (Hallahan  dan Kauffman 1991:126) menjelaskan tentang “specivic learning disabilities” sebagai gangguan pada suatu proses pada psikologis dasar atau yang lebih terlihat didalam penggunaan bahasa lisan dan tulis dengan wujud, seperti tidak kesempurnaan mendengar, memikirkan, membicarakan, membaca, menulis, mengucapkan atau melakukan penghitungan matematis.
The national joint committe for learning disabilities (NJCLD) mengemukakan bahwa kesulitan belajar adalah istilah umum yang digunakan untuk kelompok gangguan yang heterogen yang berupa kesulitan nyata dalam menggunakan pendengaran, percakapan, membaca, menulis, berpikir, dan kemampuan matematika.
Memperhatikan pengertian tentang anak berkesulitan belajar khusus tersebut, tergambar bahwa sumber penyebabnya, yaitu “disfungsi sistem saraf pusat”. Kondisi “disfungsi” menunjukan adanya gangguan fungsi dari sistem saraf sehingga tidak berperan sebagaimana mestinya. Gangguan ini terjadi pada aspek organis, dan pada proses psikologis dasar berupa gangguan berbahasa, artikulasi, membaca, menulis ekspresif dan berhitung tidaklah bersifat permanen sehingga memungkinkan kembali berfungsi optimal manakala memperoleh layanan yang sesuai.
Anak berkesulitan belajar adalah anak yang mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademiknya, yang disebabkan oleh adanya disfungsi minimal otak atau dalam psikologis dasar sehingga prestasi belajarnya tidak sesuai dengan potensi yang sebenarnya, dan untuk mengembangkan potensinya  secara optimal mereka memerlukan pelayanan pendidikan secara khusus.
2.      KLASIFIKASI KESULITAN BELAJAR
Krik dan Gallagher (1989:187) menjelaskan bahwa kesulitan belajar dibedakan dalam 2 kategori besar, yaitu (1) kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan (developmental learning disabilities) dan (2) kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities).
            Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan, mencakup gangguan perhatian, ingatan, motorik dan persepsi, bahasa, dan berpikir, sedangkan kesulitan belajar akademik mencakup kesulitan membaca, menulis, dan berhitung atau matematika.
            Kesulitan belajar dalam perkembangan dapat mempengaruhi proses untuk menerima, menginterpretasikan, dan merespons stimulus dari ligkungannya.
            Kesulitan belajar akademik merupakan suatu kondisi tang secara signifikan menghambat proses bekajar membaca, menulis, dan operasi berhitung. Rendahnya prestasi tersebut bukan disebabkan oleh keterbatasan mental ( tunagrahita), gangguan emosi yang serius atau gangguan sensori atau keterasingan dari lingkungan.
Klasifikasi anak berkesulitan belajar berdasrkan pada tingkat usia dan juga jenis kelamin, yaitu:
·         Kesulitan belajar perkembangan
ü  Usia dibawah 5 tahun (balita)
ü  Dikarenakan belum belajar secara akademis
ü  Belajar dalam proses kematangan prasyarat akademis, seperti:
Ø  Kematangan persepsi visual auditory
Ø  Kematangan persepsi wicara
Ø  Kematangan persepsi daya diferensiasi
Ø  Kematanga persepsi kemampuan sensory-motor
·         Kesulitan belajar akademik
ü  Usia diatas 6 tahun
ü  Disebabkan karena kesulitan belajar akademik
ü  Secara spesifik yaitu kesulitan dalm satu jenis/bidang akademik, seperti:
Ø  Berhitung/ matematika (diskalkulia)
Ø  Kesulitan membaca (dileksia)
Ø  Kesulitan menulis (disgrapia)
Ø  Kesulitan  berbahasa (dysphasia)
Ø  Kesulitan/ tidak terampil (dispraksia)
3.      PENYEBAB KESULITAN  BELAJAR
Para ahli mempunyai pandangan yang berbeda mengenai faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kesulitan belajar (learning disabilities) . Namun, secara tegas dikemukakan oleh Roos (1976), Siegel, dan Gold (1982), serta Painting (1983), bahwa kesulitan belajar khusus desebabkan oleh disfungsi sistem saraf yang disebabkan oleh: (1) cedera otak pada masa perkembangan otak, (2) ketidakseimbangan zat-zat kimiawi didalam otak, (3) gangguan perkembangan saraf, (4) kelambatan proses perkembangan individu.
Ahli lain, yaitu Hallahan dan Kauffman(1991:127-128) mengemukakan 3 faktor penyebab kesulitan belajar, yaitu:
·       Faktor organis/ biologis
Banyak ahli yangmeyakini bahwa timbulnya kesulitan belajar khusus pada anak-anak disebabkan oleh adanya disfungsi dari sistem saraf pusat.
·         Faktor genetis
Munculnya anak-anak berkesulitan belajar khusus, dapat disebabkan oleh faktor genetis sebagaimana dikemukakan oleh Finucci dan Child (1983). Sementara hasil dari penelitian Olson, Wise, Conners, Rack dan Fulker (1989) ditemukan bahwa pada anak-anak yang kembar identik (kembar siam) banyak yang mengalami kesulittan membaca.
·         Faktor lingkungan
Anak yang berkesulitan belajar yang disebabkan faktor lingkunga sulit untuk di dokumentasikan, meskipun demikian sering dijumpai adanya masalah dalam belajar yang disebabkan oleh faktor lingkungankondisi keluarga yang tidak menunjang atau guru-guru yang tidak mepersiapkan program pengajaran dengan baik.
Dari hasil penelitian para ahli diagnostik lain, ditemukan 4 faktor yang dapat memperberat gangguan dalam belajar, antara lain:
·         Kondisi fisik
Meliputi gangguan visual, gangguan pendengaran, gangguan keseimbangan dan orientasi ruang, body image yang rendah, hiperaktif, serta kurang gizi.
·         Faktor lingkungan
Lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat yang tidak baik akan menghambat perkembangan sosial, psikologis  dan pencapaian prestasi akademis.
·         Faktor motivasi dan afeksi
Anak yang selalu gagal pada suatu mata pelajaran atau bebrapa akan cenderung menjadi tidak percaya diri, mengabaikan tugas, dan rendah diri.
·       Kondisi psikologis
Kondisi psikologis meliputi gangguan perhatian, persepsi visual, persepsi pendengaran, persepsi motorik, ketidakmampuan berpikir, dan lambat dalam kemampuan berbahasa.
Bab III Penutup
a.       Kesimpulan
Anak berkesulitan belajar adalah anak yang mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademiknya, yang disebabkan oleh adanya disfungsi minimal otak atau dalam psikologis dasar sehingga prestasi belajarnya tidak sesuai dengan potensi yang sebenarnya, dan untuk mengembangkan potensinya  secara optimal mereka memerlukan pelayanan pendidikan secara khusus.
            Kesulitan belajar dibedakan dalam 2 kategori besar, yaitu (1) kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan (developmental learning disabilities) dan (2) kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities).
            Kesulitan belajar khusus desebabkan oleh disfungsi sistem saraf yang disebabkan oleh: (1) cedera otak pada masa perkembangan otak, (2) ketidakseimbangan zat-zat kimiawi didalam otak, (3) gangguan perkembangan saraf, (4) kelambatan proses perkembangan individu.
Hallahan dan Kauffman(1991:127-128) mengemukakan 3 faktor penyebab kesulitan belajar, yaitu:
·                     Faktor organis/ biologis
·                     Faktor lingkungan
·                     Faktor motivasi dan afeksi
·                     Faktor psikologis
b.      Saran
Anda juga  bisa mencari dari sumber lain mengenai materi ini,sehingga wawasan dan referensi anda akan luas mengenai materi ini.
Daftar Pustaka
Wardani, dkk. 2008. Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Universitas Terbuka

No comments: