My Blog List

Thursday, November 20, 2014

Hakikat dan Konsep Perspektif Global

A. Hakikat dan Konsep Perspektif Global


Merryfield (1995) dalam artikelnya yang berjudul “Institutionalizing Cross-cultural Experience and International Expertise in Teacher Educational: the Development and Potential of a Global Education PDS Network” menyimpulkan konsep-konsep dari perspektif global, yaitu bahwa para pendidik perlu mempunyai pengetahuan dan kemampuan untuk mengajarkan kepada para muridnya sebagai berikut:
1.      Penghargaan terhadap adanya perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan budaya, untuk itu para guru perlu mengajarkan berbagai macam perspektif yang dimiliki oleh orang lain atau pun masyarakat lain dan mereka perlu juga mempunyai kesadaran untuk bertoleransi terhadap perspektif yang dimiliki oleh orang lain.
2.      Dunia ini merupakan sebuah sistem sehingga di dalamnya terjadi saling ketergantungan dan saling keterkaitan.
3.      Keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan yang diambil oleh seseorang akan dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh interaksi global.

B.        Dimensi Perspektif Global
Saat ini tidak ada suatu bangsapun yang statis dan homogen. Setiap bangsa berkembang karena adanya interaksi dengan bangsa lain, sehingga sistem nilai budaya dan nilai lainnya akan saling mempengaruhi satu sama lain. Perspektif global bertolak dari masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari, misalnya mengenai masalah pendidikan, kesehatan, pengangguran, kemiskinan, dan sebagainya. Semua permasalahan ini berdampak pada permasalahan global. Dalam kaitannya dengan budaya di era globalisasi, Makagiansar (Mimbar, 1990) mengajukan empat dimensi perspektif global, yaitu:
1.      Afirmasi atau penegasan dari dimensi budaya dalam proses pembangunan bangsa dan masyarakat. Pembangunan akan terasa hampa jika tidak diilhami oleh kebudayaan bangsanya. Nilai budaya suatu bangsa menjadi landasan bagi pembangunan suatu negara, serta merupakan alat seleksi bagi pengaruh luar yang sudah tidak terkendali.
2.      Mengembangkan identitas budaya dan setiap kelompok manusia berhak diakui identitas budayanya.
3.      Partisipasi, bahwa dalam pengembangan suatu bangsa dan negara sangat diperlukan partisipasi dari masyarakat.
4.      Memajukan kerjasama antar budaya. Hal ini dimaksudkan agar ada aksi dan upaya saling mengisi atau mengilhami, sehingga akan ada kemajuan dan peningkatan antar budaya bangsa.
Sementara itu, Hanvey (1976) dalam bukunya yang sangat terkenal “An Attainable Global Perspective” menyebutkan 5 dimensi dari perspektif global sebagai berikut.
1.      Perspective conciousness
                  Kesadaran dan penghargaan terhadap adanya berbagai macam pendapat yang berbeda-beda 
                 di   dunia ini.
2.      State of planet awareness
Adanya pengertian yang mendalam terhadap isu-isu dan peristiwa-peristiwa global.
3.      Cross-cultural awareness
Adanya kesepakatan yang bisa diterima secara umum dalam membuat karakteristik budaya-budaya yang ada di dunia ini, yaitu bahwa sekalipun ada perbedaan-perbedaan dalam budaya, namun ada banyak kesamaan yang dimiliki.

4.      Systemic awareness
Mengetahui akan sistem-sistem yang ada di alam, sehingga mulai mengenal kompleksnya sistem internasional, di mana aktor-aktor negara dan aktor-aktor non-negara saling mempengaruhi dalam berbagai macam isu yang terjadi di kawasan-kawasan yang ada di dunia ini.
5.      Options for participation
Mengetahui strategi-strategi yang tepat sehingga mampu berpartisipasi dengan baik dalam menghadapi isu-isu yang terjadi di tingkat lokal, nasional hingga internasional.
C.       Manfaat Perspektif Global
Secara politis peran negara bergeser dari penentu dan pembuat wawasan kebangsaan menjadi penjaga stabilitas dan pengontrol politik baik di dalam maupun luar negeri. Perlu disadari bahwa negara kita berhadapan dengan faktor luar yang sangat kuat. Oleh karena itu, peningkatan kerja sama dengan negara lain dalam segala bidang perlu ditingkatkan. Negara harus bersifat terbuka, karena kerja sama dalam berbagai bidang menuntut adanya komitmen yang tinggi. Negara harus beradaptasi dengan sistem yang terus berubah, aktif mengikuti dan mengadakan perubahan. Berikut ini beberapa manfaat mempelajari perspektif global.
1.         Meningkatkan wawasan dan kesadaran para pendidik dan peserta didik bahwa kita bukan hanya penghuni satu daerah, tetapi mempunyai ketergantungan dengan orang lain di belahan bumi yang lain. Oleh karena itu sikap kita harus mencerminkan “sikap ketergantungan”  tersebut.
2.         Menambah dan memperluas pengetahuan kita tentang dunia, sehingga dapat megikuti perkembangan dunia dalam berbagai aspek terutama perkembangan iptek.
3.         Mengkondisikan para mahasiswa untuk berpikir integral bukan general, sehingga suatu gejala atau masalah dapat ditanggulangi dari berbagai aspek.
4.         Melatih kepekaan dan kepedulian mahasiswa terhadap perkembangan dunia dengan segala aspeknya.
D.       Tujuan Perspektif Global
Lee Anderson dan Charlotte Anderson (1979) menyatakan bahwa untuk mempersiapkan peserta didik agar menjadi warga negara yang baik harus dimulai dari berbagai macam kelompok yang melibatkannya, dari yang terdekat hingga yang terjauh, yaitu dari masyarakat lokal, nasional, hingga global. Ada 5 tujuan pokok dari perspektif global, yaitu:
1.         Mengembangkan pengertian keberadaan mereka sebagai individu-individu yang membentuk masyarakat.
2.         Mengembangkan pengertian bahwa mereka merupakan anggota dari masyarakat dunia.
3.         Mengembangkan pengertian bahwa mereka adalah penghuni planet bumi ini dan kehidupannya bergantung pada planet bumi tersebut.
4.         Peserta didik harus diberi pengertian bahwa mereka adalah partisipan atau pelaku aktif dalam masyarakat global ini.
5.         Mendidik peserta didik agar mempunyai kemampuan untuk hidup secara bijaksana dan bertanggung jawab sebagai individu, sebagai umat manusia, sebagai insan penghuni planet bumi ini, serta sebagai anggota masyarakat global.
Sementara itu, menurut Marryfield (dalam buku Perspektif Global karangan Prof. Dr. H. Nurshid S dan Drs. Kuswaya W : 1997), tujuan diberikannya perspektif global adalah sebagai berikut:
1.      Mendorong mahasiswa untuk mempelajari lebih banyak tentang materi dan masalah yang berkaitan dengan masalah global.
2.      Mendorong para pendidik untuk mempelajari masalah yang berkaitan dengan masalah lintas budaya.
3.      Mengembangkan dan memahami makna perspektif global baik dalam kehidupan sehari-hari maupun pengembangan profesinya.
E.        Masalah Perspektif Global
Berkaitan dengan masalah global, Merry M. Merryfield (1997 : 8) mengemukakan pokok-pokok masalah global, yaitu: penduduk dan keluarga berencana (population and family planning); hak rakyat menentukan pemerintahan sendiri (self-determination); pembangunan (development); hak asasi manusia (human right); emigrasi, imigrasi dan pengungsian (emigration, immigration and refugees); kepemilikan bersama secara global (the global commnos); lingkungan hidup dan sumber daya alam (environment and natural resources); persebaran kemakmuran; teknologi informasi; sumber daya; jalan masuk ke pasar; kelaparan dan bahan pangan; perdamaian dan keamanan; prasangka dan diskriminasi.
Isu dan masalah diatas bukan lagi hanya dirasakan secara lokal dan regional di tempat-tempat serta kawasan-kawasan tertentu, melainkan telah menjadi isu dan masalah global yang dirasakan serta disadari oleh masyarakat dunia. Badan dan lembaga dunia, baik organisasi yang merupakan bagian dari PBB maupun diluar PBB seperti LSM (lembaga swadaya masyarakat), telah menaruh perhatian serta kepedulian terhadap masalah-masalah global tersebut.
Berikut ini contoh beberapa isu dan masalah global seperti penduduk dan keluarga berencana, pembangunan, hak asasi manusia, migrasi, lingkungan dan sumber daya, dalam pembahasan yang singkat.
1.      Penduduk dan Keluarga Berencana
Masalah penduduk bukan hanya merupakan masalah nasional bagi Indonesia, melainkan juga merupakan masalah bangsa lain, baik bangsa-bangsa yang terbelakang dan sedang berkembang, maupun bangsa-bangsa yang telah maju. Persoalan-persoalan ketidakseimbangan antara pertumbuhan dan jumlah penduduk dengan ketersediaan barang bahan pangan, lapangan kerja serta pemukiman yang merupakan masalah kesejahteraan, bukan hanya masalah yang menimpa bangsa Indonesia, melainkan dialami oleh seluruh bangsa di dunia ini. Oleh karena itu, masalah ini dapat dinyatakan sebagai masalah global.
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah penduduk yaitu dengan melakukan program keluarga berencana dengan mengatur jumlah anggota keluarga demi kesejahteraan masing-masing keluarga. Upaya ini tidak hanya dilakukan oleh bangsa Indonesia, melainkan juga dilakukan oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Akan tetapi, pada kenyataannya pelaksanaan program keluarga berencana tidak selancar seperti apa yang direncanakan dan diharapkan, melainkan masih menghadapi berbagai masalah. Oleh karena itu, program ini selain merupakan upaya pemecahan masalah, pada pelaksanaannya juga masih merupakan masalah global. Berkaitan dengan hal itu, PBB sebagai organisasi dan lembaga dunia sangat memperhatikan masalah tersebut.
2.      Pembangunan
Pembangunan yang oleh Bartelmus (1986 : 3) dinyatakan sebagai proses yang berupaya memperbaiki kondisi hidup masyarakat, baik kondisi material maupun non material termasuk kebutuhan-kebutuhan fisik, telah sedang – dan akan dilakukan oleh semua bangsa di dunia ini. Namun demikian, karena pada pelaksanaannya melibatkan segala sumber daya, baik alam (SDA) maupun manusia (SDM) termasuk kemampuan IPTEKnya, maka pembangunan masih banyak menghadapi masalah. Oleh karena itu, pembangunan sebagai upaya pemecahan masalah kesejahteraan masyarakat, pada sisi lain masih menjadi masalah. Kenyataan demikian masih dialami oleh sebagian besar bangsa-bangsa di dunia. Dengan demikian, pembangunan sebagai suatu masalah, juga menjadi masalah global.

3.      Hak Asasi Manusia
Pada hakekatnya, setiap manusia memiliki hak yang sama di segala bidang. Hak merupakan sebuah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang diberikan kepada umat manusia yang hidup di muka bumi ini tanpa terkecuali. Akan tetapi, dalam kehidupan masyarakat, hak asasi manusia ini mendapat perlakuan yang berbeda-beda oleh pihak-pihak tertentu, sehingga terjadi pelanggaran atas HAM tersebut. Diskriminasi ras, etnis, agama dan lain-lainnya merupakan pelanggaran terhadap HAM. Hal tersebut dialami oleh kelompok masyarakat atau perorangan tertentu di negara masing-masing. Masalah ini terjadi di seluruh dunia. Oleh karena itu, HAM tidak hanya merupakan masalah lokal dan regional di tempat-tempat serta kawasan-kawasan tertentu, melainkan juga merupakan masalah global.
4.      Migrasi
Perpindahan penduduk, baik dalam bentuk emigrasi (ke luar dari negara sendiri) dan imigrasi (masuk ke dalam negara tertentu) maupun dalam bentuk pengungsian, terjadi dimana-mana di dunia ini. Faktor penyebabnya bermacam-macam, mulai dari faktor ekonomi, bencana alam, wabah, politik sampai pada keamanan. Bagi kelompok atau perorangan yang melakukannya, mungkin migrasi merupakan jalan keluar dari masalah yang dialaminya. Namun bagi negara atau kawasan yang didatangi mungkin menjadi masalah, karena menyangkut tempat penampungan, lapangan kerja, bahan kebutuhan, dan lain sebagainya. Kita dapat menyimak dan mengamati proses perpindahan ini dari berbagai kawasan di dunia sebagai akibat dari berbagai masalah di negara, seperti banjir, kesulitan ekonomi dan pertentangan politik menjadi penyebab terjadinya migrasi penduduk di kawasan yang bersangkutan, atau dari kawasan tersebut ke negara lain. Masalah migrasi ini telah menjadi masalah global.

5.      Lingkungan dan Sumber Daya
Menurut UU RI no. 4 tahun 1982, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Masalah lingkungan seperti pencemaran, banjir, kekeringan, tanah longsor, dan sebangsanya yang mengganggu bahkan mengancam kehidupan manusia, tidak hanya terjadi secara lokal maupun regional di tempat-tempat atau kawasan tertentu, melainkan secara meluas terjadi dimana-mana di permukaan bumi ini.

G.T. Miller (1985 : 6) mengemukakan sumber daya alam adalah suatu bentuk materi atau energi yang diperoleh dari lingkungan fisikal yang dapat memenuhi kehidupan manusia. Dengan demikian antara sumber daya alam dengan lingkungan itu tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kandungan, persediaan, penggalian, pengolahan, dan pemanfaatan sumber daya, khususnya sumber daya alam, tidak hanya menyangkut pemerintah serta negara sebagai pemilik sumber daya, melainkan juga melibatkan negara-negara lain yang berkepentingan. Kuota produksi dan kuota perdagangan sampai pada harga sumber daya alam tertentu yang strategis merupakan kesepakatan bersama di antara negara-negara produsen dengan negara-negara konsumen.
Dengan demikian, mengenai sumber daya alam ini dilandasi oleh kesejahteraan global negara-negara yang bersangkutan. Produksi, konsumsi, dan perdagangannya memiliki  dampak global terhadap kehidupan ekonomi, politik serta kondisi ekologi dunia. Dalam mekanisme dan dinamika  produksi, pemanfaatan, konsumsi dan perdagangan sumber daya alam ini terjadi proses ketergantungan dan saling keterkaitan antar berbagai negara di dunia yang berkepentingan. Kenyataan tersebut merupakan fenomena global yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Pemanfaatan lingkungan dan sumber daya yang menjadi aset dunia seperti samudra dan ruang angkasa, menuntut saling keterkaitan serta saling ketergantungan global yang mengoptimalkan pemanfaatan aset-aset tadi. Hal tersebut harus menjadi perhatian dan kepedulian tiap pribadi umat manusia, khususnya orang-orang yang bertindak mengambil kebijakan dan keputusan. Disinilah letak dan kedudukan wawasan dan kepedulian global dalam situasi kehidupan umat manusia yang makin mendunia

No comments: