MODEL LAYANAN PENDIDIKAN ANAK TUNALARAS,
ANAK BERKESULITAN BELAJAR KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT
A.
Layanan Pendidikan Anak Tunalaras
1.
Bentuk atau model layanan dan teknik pendekatan
Sehubungan dengan model
yang digunakan dalam memberikan layanan kepada anak tunalaras, Kauffman (1985)
mengemukakan jenis-jenis model pendekatan sebagai berikut :
a.
Model biogenetik
Model
ini dipilih berdasarkan asumsi bahwa gangguan perilaku disebabkan oleh
kecacatan geniti atau biokimiawi sehingga penyembuhannya ditekankan pada
pengobatan, diet, olahraga, operasi, atau mengubah lingkungan.
b.
Model behavioral
(tingkah laku)
Model
ini mempunyai asumsi bahwa gangguan emosi merupakan indikasi ketidakmampuan
menyesuaikan diri yang terbentuk, bertahan, dan mungkin berkembang karena berinteraksi
dengan lingkungan, baik di sekolah maupun di rumah. Oleh karena itu,
penanganannya tidak hanya ditujukan kepada anak, tetapi pada lingkungan tempat
anak belajar dan tinggal.
c.
Model psikodinamika
Model
ini berpandangan bahwa perilaku yang menyimpang atau gangguan emosi disebabkan
oleh gangguan atau hambatan yang terjadi dalam proses perkembangan kepribadian.
Oleh karena itu, untuk mengatasi gangguan perilaku itu dapat diadakan
pengajaran psikoedukasional, yaitu menggabungkan usaha membantu anak dalam
mengekspresikan dan mengendalikan perasaannya.
d.
Model ekologis
Model
ini menganggap bahwa kehidupan ini terjadi karena adanya interaksi antar
individu dengan lingkungannya. Gangguan perilaku terjadi karena adanya
disfungsi antara anak dengan lingkungannya. Oleh karena itu, model ini
menghendaki dalam memperbaiki problem perilaku agar mengupayakan interaksi yang
baik antara anak tentang lingkungannya.
Beberapa teknik
pendekatan yang digunakan dalam mengatasi masalah perilaku, diantaranya adalah
:
a)
Perawatan dengan
obat
Kavale dan Nye (1984) mengemukakan bahwa obat-obatan
dapat mengurangi atau menghilangkan gangguan perilaku.
b)
Modifikasi
perilaku
Ada beberapa langkah dalam melaksanakan modifikasi
perilaku, yaitu :
1)
Menjelaskan
perilaku yang akan diubah;
2)
Menyediakan
bahan yang mengharuskan anak duduk diam;
3)
Mengatakan
perilaku yang diterima.
c)
Strategi
psikodinamika
Tujuan utama pendekatan psikodinamika adalah
membantu anak menjadi sadar akan kebutuhannya, keinginan, dan kekuatannya
sendiri.
d)
Strategi ekologi
Pendukung teknik, mengasumsikan bahwa dengan
diciptakannya lingkungan yang baik maka perilaku anak akan baik pula.
- Tempat layanan
a.
Tempat khusus
Tempat dikenal dengan
Sekolah Luar Biasa Anak Tunalaras (SLB-E). Sama halnya dengan sekolah luar
biasa yang lain SLB-E memiliki kurikulum dan struktur pelaksanaannya yang
disesuaikan dengan keadaan anak tunalaras.
b.
Tempat integrasi
(terpadu)
Dari banyak jenis anak
tunalaras, ada 3 jenis yaitu hyperactive,
distraktibilitas, dan impulsitas yang kemungkinan banyak dijumpai di
sekolah biasa, dimana mereka belajar bersama-sama dengan anak normal. Oleh
karena itu, pada uraian berikut akan dikemukakan hal-hal yang berkaitan dengan
dengan layanan anak-anak tersebut.
1)
Hiperaktif
Ciri-ciri anak
hiperaktif adalah sebagai berikut.
·
Gerakannya
terlalu aktif, tidak bertujuan, tak mau diam sepanjang hari, bahkan waktu tidur
ada yang melakukan gerak di luar kesadaran;
·
Suka mengacau
teman-teman sebayanya, dalam bertindak hanya menurutkan kata hatinya sendiri,
dan mudah tersinggung;
·
Sulit memperhatikan
dengan baik.
Beberapa cara/teknik
dalam mengadakan layanan untuk anak hiperaktif ini antara lain:
a.
Medikasi
Medikasi yang sering dipakai adalah penggunaan
obat-obat perangsang saraf terutama yang ada kaitannya dengan penenangan.
b.
Diet
Diet yang dianjurkan adalah pantangan berbagai macam
makanan, termasuk makanan yang mengandung zat pewarna atau penyedap rasa tiruan
yang dapat menyebabkan hiperaktif.
c.
Modifikasi
tingkah laku
Perilaku juga akan dapat diubah dan dikendalikan
dengan mengatur pola interaksi antara individu dengan lingkungannya.
d.
Lingkungan yang terstruktur
Pada dasarnya pendekatan ini menekankan pengaturan
lingkungan belajar anak sehingga tidak menjadi penyebab munculnya perilaku
hiperaktif.
e.
Modeling
Sistem meniru dapat dipakai untuk mengurangi
perilaku hiperaktif. Prosedur yang dipakai adalah dengan menyuruh anak normal
di kelas untuk member contoh perilaku yang baik.
f.
Biofeedback
Biofeedback merupakan teknik pengendalian perilaku
atau proses biologis internal dengan cara memberi informasi kepada anak
mengenai kondisi perilaku dan tubuhnya.
2)
Distraktibilitas
Distraktibilitas
merupakan gangguan dalam perhatian pada stimulus yang relevan secara efisien.
Ada 3 distraktibilitas, yaitu :
a.
Short attention span dan frequent attention shifts
b.
Underselection attention
c.
Overselective attention
Ada beberapa cara yang
digunakan dalam memberi layanan kepada anak-anak tersebut, diantaranya adalah
sebagai berikut.
1.
Lingkungan yang
terstruktur dan stimulus yang terkendali.
2.
Modifikasi
materi dan strategi pembelajaran
3.
Modifikasi
tingkah laku.
3)
Impulsivitas
Seseorang dikatakan impulsif
jika cenderung mengikuti kemauan hatinya dan terbiasa bereaksi cepat tanpa
berpikir panjang dalam situasi sosial maupun tugas-tugas akademik.
Adapun beberapa metode
untuk mengendalikan impulsif, diantaranya :
a.
Melatih
verbalisasi aktivitasnya untuk menendalikan perilakunya;
b.
Modifikasi
tingkah laku;
c.
Mengajarkan
seperangkat keterampilan kepada anak, antara lain keterampilan memusatkan
perhatian, menghindari gangguan/stimulasi pengganggu, mengembangkan
keterampilan mengingat, menghargai perasaan;
d.
Mendiskusikan
perilaku anak antara guru dengan anak itu sendiri untuk memperoleh pemahaman
akan masalah perilaku anak itu;
e.
Wawancara dengan
anak segera setelah perilaku terjadi untuk melihat apa yang telah terjadi,
mengapa terjadi, dan apa yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
masalah.
- Fasilitas pendidikan untuk anak tunalaras
Fasilitas pendidikan
untuk anak tunalaras relatif sama dengan fasilitas pendidikan untuk anak normal
pada umumnya. Fasilitas ruangan kelas tidak menggunakan benda-benda kecil yang
terbuat dari bahan yang keras, sehingga mempermudah mereka untuk mengambil dan
melemparnya. Fasilitas lain lebih berkaitan dengan ruangan terapi dan sarana
terapi. Terapi tesebut meliputi :
·
Ruangan
fisioterapi dan peralatannya, yaitu peralatan yang lebih
diarahkan pada upaya peregangan otot dan sendi, dan
pembentukan otot, misalnya: barbel, box tinju, dan sebagainya.
·
Ruangan terapi bermain dan peralatannya, yaitu peralatan
yang lebih diarahkan pada model terapi sublimasi dan latihan pengendalian diri.
Misalnya puzzle dan boneka .
·
Ruangan terapi
okupsi dan peralatannya, yaitu peralatan yang lebih diarahkan pada pembentukan keterampilan kerja dan
pengisian pengisian waktu luang sesuai dengan kondisi anak.
B.
Layanan Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar Khusus
1.
Bentuk atau model layanan
Menurut Jerome Rosner
(1993) dikutip dalam Suparno ada tiga macam layanan pendidikan bagi anak
berkesulitan belajar khusus, yaitu :
a.
Layanan
Remidiasi
Layanan remidiasi
terfokus pada upaya menyembuhkan, mengurangi, bahkan kalau mungkin mengatasi
kesulitan yang dialami anak. Dalam layanan ini anak dibantu dalam keterampilan
perseptual dan kecakapan dasar berbahasa, sehingga ia mampu memperoleh kemajuan
belajar yang normal. Dalam layanan remidiasi ini sering digunakan beberapa
teknik dalam modifikasi perilaku, diantaranya dengan pemberian penguatan, atau
teknik lain yang sesuai dengan kebutuhan anak.
b.
Layanan
Kompensasi
Layanan kompensasi
diberikan dengan cara menciptakan lingkungan belajar khusus di luar lingkungan
belajar yang normal, sehingga memungkinakan anak memperoleh kemajuan dalam
pembentukan perceptual dan bahasa. Dalam melaksanakan layanan kompensasi,
Kartadinata dkk (1998/1999) memberikan patokan atau rambu-rambu sebagai berikut
:
§ Pahami dan pastikan anak memiliki pengetahuan
factual yang diperlukan dalam mempelajaru bahan ajar;
§ Batasi jumlah informasi baru pada hal-hal yang
tercantum dalam bahan ajar, sampaikan sedikit demi sedikit;
§ Sajikan informasi dengan jelas tentang apa yang
harus dipelajari oleh anak;
§ Nyatakan secara eksplisit bahwa informasi yang
diajarkan berkaitan dengan informasi yang telah dimiliki anak dan sedapat
mungkin menggunakan contoh (konkret).
§ Jika anak sudah mampu menguasai unit-unit kecil perkenalkan
dia ke unit-unit yang lebih besar;
§ Siapkan pengalaman ulang anak untuk memperkuat
informasi baru dalam ingatan anak;
§ Lakukan drill,
latihan efektif dengan melibatkan seluruh indra untuk membuat persepsi yang
sempurna, yaitu dengan jalan mendengar, membaca, menulis, dan berbuat.
c.
Layanan Prevensi
Layanan prevensi adalah
layanan yang diberikan sebelum anak mengalami ketunacakapan belajar di sekolah.
Layanan ini diawali dengan melakukan identifikasi terhadap aspek-aspek yang
dimungkinkan menyebabkan ketunacakapan belajar. Langkah yang dilakukan dalam
layanan ini diawali dengan memberikan tes kemampuan dasar anak dalam membaca,
menulis, berhitung, dan melakukan koordinasi gerak. Langkah selanjutnya
dilakukan dengan mengadakan pemeriksaan terhadap aspek-aspek pribadi anak,
diantaranya pemeriksaan kesehatan, perkembangan, penglihatan dan pendengaran,
keterampilan dan perseptual.
2.
Fasilitas Pendidikan Untuk Anak Berkesulitan belajar
Khusus
Fasilitas yang
diperlukan untuk anak berkesulitan belajar khusus diantaranya adalah
tersedianya perpustakaan yang dilengkapi dengan berbagai koleksi buku yang
dapat membantu anak untuk mengatasi kesulitan belajarnya, tersedianya berbagai
media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak, tersedianya ruang
laboratorium, tenaga pengajar, dan sebagainya.
C.
Layanan Pendidikan Anak Berbakat
1.
Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan anak berbakat sangat mendorong anak tersebut untuk
berprestasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan strategi
pembelajaran adalah sebagai berikut.
a.
Pembelajaran
anak berbakat harus diwarnai dengan kecepatan dan kompleksitas yang lebih
sesuai dengan kemampuannya yang lebih tinggi dari anak normal.
b.
Pembelajaran
pada anak berbakat tidak saja mengembangkan kecerdasan intelektual semata,
tatapi pengembangan kecerdasan emosional juga patut mendapat perhatian.
c.
Pembelajaran
anak berbakat berorientasi pada modifikasi proses, isi, dan produk. Sehubungan
dengan itu, M. Soleh YAI (1996) mengemukakan tiga jenis modifikasi sebagai
berikut.
·
Modifikasi
proses adalah metodologi atau cara guru mengajar termasuk cara mempresentasikan
isi materi kepada siswa yang berorientasi kepada berpikir tingkat tinggi,
banyak pilihan, mengupayakan penemuan, dan sebagainya.
·
Modifikasi isi adalah
modifikasi dalam materi pembelajaran baik berupa ide, konsep, maupun fakta.
·
Modifikasi
produk atau hasil adalah produk kurikulum yang tidak dapat dipisahkan dari isi
materi dan proses pembelajaran yang dikembangkan dan merupakan hasil dari
proses yang dievaluasi untuk menentukan efektivitas satu program.
2.
Bentuk atau model layanan
Model-model layanan
yang dimaksud disini adalah model yang mengarah pada perkembangan anak berbakat
diantaranya layanan perkembangan kognitif, nilai, moral, kreativitas dan bidang
khusus. Berikut akan dikemukakan apa dan bagaimana implementasi dari
model-model itu (adaptasi dari Conny Semiawan, 1995) :
a.
Model layanan
kognitif-afektif
Sasaran
akhir dari model ini adalah pengembanagn bakat. Metode atau cara dalam
melaksanakan model tersebut, yaitu dengan cara pemberian stimulus langsung pada
belahan otak kanan, dan metode tak langsung dengan menghayati pengalaman
belajar atau percakakapan tertentu secara mendalam.
b.
Model layanan
perkembangan moral
Sasaran
model ini adalah tercapainya kemandirian moral atau tanggung jawab moral yang
diperoleh melalui sosialisasi dan individualisasi dalam kaitan manusia sebagai
makhluk individu dan sosial. Usaha mengimplementasikan model ini adalah sekolah
harus menciptakan suasana dengan mengacu pada kemampuan berpikir, yang
dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip dan kepedulian terhadap yang lain.
c.
Model
perkembangan nilai
Model
ini memperhatikan peranan kehidupan afektif (emosional) sehari-hari seperti
rasa senang, sedih, takut, bangga, malu, rasa bersalah, dan bosan.
Perasaan-perasaan ini membentuk sikap seseorang dan sebaliknya perkembangan
nilai erat hubungannya dengan perkembangan sikap dan merupakan kerangka
pembentukan moral seseorang.
d.
Layanan berbagai
bidang khusus
Bidang-bidang
khusus ini adalah kepemimpinan, seni rupa dan seni pertunjukan
Menurut Kartadinata
dikutip dalam Suparno (2010 : 5.17), layanan pendidikan bagi anak berbakat di
SD dilakukan melalui dua tahap, yaitu tahap penjaringan dan tahap seleksi.
Setelah teridentifikasi keberbakatan anak, langkah selanjutnya adalah
menentukan layanan pendidikan bagi mereka. Ada berbagai macam layanan bagi anak
berbakat, yaitu :
1)
Layanan
akselerasi, yaitu layanan tambahan untuk mempercepat penguasaan kompetensi
dalam merealisasikan bakat anak.
2)
Layanan kelas
khusus, yaitu anak yang berbakat unggul dikelompokkan dalam satu kelas dan
diberikan layanan tersendiri sesuai dengan bakat mereka.
3)
Layanan kelas
unggulan, sama dengan layanan kelas khusus hanya saja berbeda dalam model
pengayaannya.
4)
Layanan bimbingan
sosial dan kepribadian
3.
Fasilitas pendidikan untuk anak berbakat
Fasilitas untuk anak berbakat tidak hanya terbatas
pada kelas dan segala alat pendukungnya, namun juga fasilitas atau sarana
keberbakatan itu sendiri, seperti ruangan sumber
belajar beserta alat-alatnya, sanggar, aula, komputer, alat musik, alat seni
lainnya dan tenaga pengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Suparno (dkk). Tanpa
tahun. Pendidikan Anak Berkebutuhan
Khusus. Banjarmasin : Pendidikan Jarak Jauh Kerjasama Dinas Pendidikan
Provinsi Kalimantan Selatan dengan FKIP Universitas Lambung Mangkurat.
IGAK, Wardani (dkk).
2008. Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta
: Universitas Terbuka.
No comments:
Post a Comment