BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan
dapat diartikan sebagai proses dengan metode-metode tetentu sehingga
siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang
sesuai dengan kebutuhan. ( Muhibbin Syah, 2004: 10 )
Pendidikan
merupakan sarana untuk menyiapkan generasi penerus yang berkualitas.
Belajar secara tradisional diartikan sebagai upaya menambah dan
mengumpulakn sejumlah pengetahuan. Sementara itu tradisi modern sebagai
mana diungkapkan oleh Morgan dkk ( 1986 ); belajar adalah setiap
perubahan tingkah laku yang relatif tetap terjadi sebagai hasil latihan
dan pengalaman.
Dalam
kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang amat penting
untuk menjamin kelangsungan hidup bernegara dan berbangsa, karena dengan
adanya pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber
daya manusia (SDM ). Maka pendidikan bukan sebagai sarana saja tetapi
sekaligus untuk menyiapkan generasi masa depan yang lebih kreatif.
Melalui upaya ini mutu pendidikan sangat diharapkan dapat berubah
melalui proses belajar mengajar. Belajar mengajar adalah interaksi atau
hubungan timbal balik antara guru dan siswa.
Guru
sebagai salah satu pintu dalam proses belajar mengajar ini pasti
terdapat beberapa kelemahan yang mempengruhi hasil belajar siswa. Dari
hasil observasi diketahui bahwa proses pembelajaran IPA di kelas V MIN
Petisah diketahui kelemahan-kelemahan yaitu:
1. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru pada setiap pembelajaran
2. Guru menciptakan suasana pembelajaran kurang menyenangkan
3. Kurangnya kesadaran siswa dalam pembelajaran IPA
Keadaan
seperti ini siswa beranggapan pelajaran IPA merupakan pelajaran yang
kurang menyenangkan.yang berakibat siswa kurang termotivasi untuk
mempelajarinya. Dalam hal ini guru harus kreatif untuk mempersiapkan
pembelajaran yang akan dikembangkan. Maka guru harus sigap memilih jenis
strategi pembelajaran yang relevan dengan materi yang akan disampaikan.
Hal ini akan termotivasi untuk belajar lebih rajin sehingga mempeoleh
nilai ( hasil ) belajar yang tinggi. Dan siap dalam menghadapi ujian
nasional ( UN ). Karena pelajaran IPA tergolong pelajaran yang termaktub
dalam standar kelulusan siswa tingkat sekolah dasar.
Penelitian
Tindakan Kelas ( PTK ), merupakan satu penelitian tindakan yang akar
permasalahannya muncul di kelas dan dirasakan oleh guru yang mengajar
langsung pada bidang studinya ( mata pelajaan ). Strategi ini bisa
digunakan sebagai altenatif yang dirasa lebih memahami karakteristik
siswa. Karakteristik yang dimaksud disini adalah bahwa siswa menyukai
belajar sambil bermain, maksudnya dalam proses belajar mengajar guru
harus bisa membuat siswa merasa tertarik dan semangat terhadap materri
yang di sampaikan.
Pokok
materi “Alat Pernafasan Manusia dan Hewan”, merupakan materi pelajaran
di kelas V SD. materi “Alat Pernafasan Manusia dan Hewan”, merupakan
materi pokok yang dibahas pada Kelas V Madrasah Ibtidaiyah. Alat
pernafasan pada manusia adalah paru-paru, sedangkan alat pernafasan pada
Hewan bermacam-macam dan dilihat dari tempat hidupnya Dengan
menggunakan strategi benomor, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman
siswa dalam pelajaran IPA. Dan pembelajaran di kelas mampu mengaktifkan
siswa dan suasan di kelas menjadi menarik.
Tujuan
Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk memecahkan permasalahan nyata
yang terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian ini tidak saja
bertujuan untuk memecahkan masalah tetapi sekaligus mencari jawaban
ilmiah, Mengapa hal tersebut tidak dapat dipecahkan dengan tindakan yang
dilakuka. Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) juga bertujuan untuk
meningkatkan kegiatan guru dalam pengembangan profesionalnya. Pada
intinya PTK bertujuan untuk memecahkan berbagai persoalan nyata dan
praktis di dalam kelas. Dengan demikian peningkatan mutu pembelajaran
dikelas dialami langsung dalam interaksi antar guru dengan siswa yang
sedang belajar.
Strategi
“Kepala Bernomor” adalah suatu strategi pembelajaran yang mengajak
siswa untuk belajar aktif dan bertujuan agar siswa mempunyai jiwa
kemandirian dan kreatif. Dalam strategi pembelajaran ini dapat membenahi
daya serap anak dan sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal ( KKM )
yang ditetapkan Madrasah Ibtida’iyah Negeri Petisah yaitu 6,7 pada
pelajaran IPA. Standar Ketuntasan lulusan 2,8 dan praktek 7,00.
Pada
tahun 2009/2010 KKM 6,7 tapi dari hasil penelitian siswa yang mencapai
nilai 6,7 sebanyak 18 orang dari 36 siswa. Nilai 6,0 sebanyak 12 orang.
Dan 2 orang nilai 4,9 dan 2 orang nilai 4,6, dan 2 orang nilai 4,2.
Stardar kelulusan minimal 2,8 dan praktek 7,00, rata-rata siswa mendapat
nilai 3,00, khusus pada pelajaran IPA. Sedangkan jumlah keseluruhan di
atas rata-rata yang di harapkan, itulah sebabnya diambil bidang studi
ini untuk dijadikan objek penelitian
Sebagaimana
juga kepala madrasah mengambil kebijakan berpedoman pada peraturan UU
No. 20 Tahun 2003 (Sistem Pendidikan Nasional ),UU No 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, Kepmendiknas No. 22 Tahun 2006,
Standar Isi dan SKL ditetapkan Kepmendiknas No 23 Tahun 2006[1]
Berdasarkan Latar Belakang Masalah yang telah diuraikan diatas akan dilakukan penelitian dengan judul “Penerapan Strategi Kepela Bernomor untuk meningkatkan Pemahaman Siswa tentang alat pernafasan Manusia dan Hewan pada mata pelajaran IPA Kelas V MIN Petisah”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan
Latar Belakang Masalah yang telah diuraikan dapatlah di teliti
bagaimana siswa MIN Petisan dapat meningkatkan pemahamannya dalam materi
pembelajaran Alat Pernafasan Manusia dan Hewan pada mata pelajaran IPA
kelas V, pada materi ini. Ada beberapa kelemahan siswa dalam pemahaman diantaranya:
1. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPA
2. Guru kurang mempasilitasi pembelajaran IPA dan terutama dalam menggunakan media
3. Siswa dengan guru kurang berinteraksi dalam pelajaran terutama penerapan gaya belajar di kelas
4. Kurangnya sarana dan prasarana dalam pembelajaran IPA
C. Rumusan Masalah
Dari
Identifikasi masalah ini dapatlah rumusan masalah ini diteliti yaitu
bagaimana Strategi pembelajaran ini. Penulis menarik
beberapapermasalahan yang dapat dirangkum dalambentuk rumusan masalah,
antara lain:
1. Mengapa pemahaman siswa tentang Alat Pernafasan Manusia dan Hewan ini sangat rendah
2. Bagaimana meningkatkan pemahaman siswa agar dapat diterapkan materi pembelajaran Alat Pernafasan Manusi dan Hewan
3. Bagaimana bentuk intervensi yang dilakukan
4. Bagaimana hasil intervensi yang dilakukan
D. Tujuan Penelitian
Ada pun tujuan dari penelitian dan kegiatan penelitiannya yaitu:
1. Untuk menggali faktor-faktor rendahnya pemahaman siswa terhadap materi Alat Pernafasan Manusia dan Hewan
2. Untuk menetapkan intervensi yang harus dilakukan
3. Untuk menciptakan metode yang bervariatf dalam mengajar
4. Memaparkan intevensi yang telah dilakukan
E. Manfaat Penelitian
Suatu
penelitian akan bernilsi dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak.
Adapun manfat dari Penelitian Tindakan Kelas in adalah:
1. Bahan masukan bagi guru dan kepala sekolah MIN Petisah dalam meningkatkan pemahaman siswa
2. Bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan efektifitas pengajaran mereka khususnya pembelajaran IPA
3. Bahan pertimbangan bagi berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan pengajaran
4. Langkah awal penulis dalam melaksanakan penulisan kaya ilmiah untuk masa yang akan datang
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Pengertian Tindakan Kelas
1. Pengertian Tindakan Kelas ( Classroom Action Reseach )
Penelitian
Tindakan Kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur
penelitian dengan tindakan subtantif dan dilakukan dengan tindakan
inkuiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang
terjadi.Penelitian inkuiri dalam paradigma penelitian kualitatif adalah
penelitian emansipasi tindakan ( emancipato action research ), yang
merupakan study mikro membangkitkan ekspresi kongkrit dan praktis dan
memotivasi perubahan di dunia sosial ( pendidikan ), untuk memperbaiki
dan meningkatkan kualitas kinerja praktisinya.
Menurut
Wardani, dkk ( 2006:4), penelitian tindakan kelas adalah penelitian
yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri,
dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru. Sehingga hasil
belajar siswa meningkat lebih baik[2]
Penelitian
Tindakan Kelas merupakan tindakan yang dimunculkan secara bersama.
Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru
dilakukan oleh siswa. Juga tidak terbatas di ruang kelas saja, melainkan
dimana saja guru bekerja atau mengajar.
Mengapa
guru harus melakukan penelitian tindakan kelas? Menurut Hopkins ( 1993
), Penelitian Tindakan Kelas terkait seputar isi proforsionalisme,
Praktek di kelas, control social terhadap guru serta kemanfaatan
penelitian pendidikan yang dipandang memiliki sumbangan besar terhadap
kualitas pendidikan dan profesional judgement guru.
2. Tujuan Penelitian Tindakkan Kelas
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah:
1. Meningkatkan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran
2. Membantu guru dan tenaga pendidik dalam mengatasi masalah
3. Meninbgkatkan sikap profesionalisme guru dan tenaga kependidikan
4. Memaparkan hasil interaksi yang telah dilkukan
3. Manfaat Penelitian
Adapun beberapa manfaat penelitian yang diharapkan dari pembahasan masalah penelitian ( PTK ) ini adalah:
1. Bahan masukan bagi guru dan kepala sekolah MIN Petisah dalam meningkatkan minat belajar siswa
2. Bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan efektifitas pengajaran mereka, terutama pembelajaran IPA
3. Bahan pertimbangan bagi beberapa pihak yang terlibat dalam kegiatan ini
4. Langkah awal bagi penulis dalam penulisan karya ilmiah di waktu yang akab datang
B. STRATEGI PEMBELAJARAN
Dalam
pembelajaran formal telah banyak para pakar pendidikan mencoba
menerapkan strategi pembelajaran yang nampak dampaknya bagi dunia
pendidikan masa kini. Begitu canggihnya manusia maka kita juga harus
memikirkan apa saja komponen-komponen yang satu prinsip dalam pendidikan
itu.Prinsip-prinsip pembelajaran di dalam kelas adalah satu ketentuan
yang harus dicapai guru dan murid agar terjalin kerja sama anak dan guru
di dalam kelas. Prinsip belajar adalah sebagai berikut:
- Motivasi
Motivasi
berfungsi sebagai motor penggerak aktivitas. Motivasi belajar erat
kaitannya dengan tujuan yang hendak di capai oleh individu yang sedang
belajar. Bila seseorang yang sedang belajar menyadari bahwa tujuan yang
hendak dicapai berguna dan bermanfaat baginya, maka motivasi belajar
akan muncul dengan kuat. Motivasi ini disebut dengan motivasi intrinsik
atau internal.karena siswa ingin menguasai kemampuan yang terkandung di
dalam tujuan pembelajaran. Sedangkan eksternal atau ekstinsik yaitu
tujuan yang ingin mereka raih berada di luar tujuan pelajaran yang
mereka pelajari. Dan belajar bukan karena ingin menguasai kemampuan tapi
mengharapkan hadiah atau pujian
- Perhatian
Perhatian
erat kaitannya dengan motivasi. Perhatian ialah pemusatan energi psikis
( pikiran dan perasaan ) terhadap suatu objek. Sehingga siswa berusaha
supaya perhatian siswa terpusat pada pelajaran. Ada dua hal yang membuat seseorang terpusat perhatiannya pada sesuatu
Yang pertama,
orang itu merasa bahwa objek tersebut mempunyai kaitan dengan dirinya,
seperti kebutuhan, cita-cita, pengalaman, balat dan cita-cita
Kedua, objek
tersebut di pandang memiliki sesuatu yang lain dari yang lain atau lain
dari yang sudah biasa ada pada umumnya. Belajar dengan penuh perhatian
akan lebih baik hasilnya. Juga upaya guru menumbuhkan dan meningkatkan
perhatian siswa terhadap pelajaran dapat di lakukan dengan beberapacara:
1. Mengaitkan pelajaran dengan pengalaman, kebutuhan, cita-cita, bakat, atau minat siswa
2. Menciptakan
situasi pembelajaran yang menyenangkan (Fun Learning ), umpamanya
menggunakan metode mengajar yang bervariasi, penggunaan multimedia, dan
menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar.
3. Aktivitas
Aktivasi
yaitu aktivitas mental dan emosional, peristiwa belajar di dalam
keadaan berbeda, sebagai contoh dalam pelajaran IPA pokok materi
pencemaran, dalam kegiatan pembelajaran guru membagi siswa menjadi tiga
kelompok . maka masing-masing kelompok melakukan observasi diskusi
eksplorasi tentang jenis-jenis pencamaran. Selain itu metode-metode
mengajarpun dapat digunakan guru bila perlu. Sehingga siswa kegiatan
belajarnya kadar aktivitasnya belajar mereka relatif tinggi
4. Umpan Balik
Siswa
perlu mengetahui apakah yang dilakukan dalam proses pembelajaran
tugas-tugas yang ia kerjakan selama atau sesudah proses pembelajaran
tersebut sudah benar atau belum. Bila ternyata salah maka harus dicari
solusinya mengapa terjadi kesalahan. Maka umpan balik dapat diartikan
sebagai kegiatan tahu hasil. Dan bagaimana umpan balik terhadap siswa:
1. Guru mengatakan bahwa pekerjaan siswa salah
2. Guru mengatakan bahwa pekerjaan siswa masih salah dan di tunjukkan bagaimana yang benar
3. Guru
menunjukkan kepada siswa pada bagian mana siswa masih salah, kemudian
di jelaskan mengapa masih salah dan diminta kepada siswa tersebut untuk
memperbaiki bagian yang masih salah tersebut. Dengan cara ketiga siswa
akan lebih memahami alasan mengapa ia melakukan kesalahan. Belajar
dengan penuh pemahaman hasilnya akan lebih baik
5. Perbedaan Individual
Belajar
tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. Tidak belajar berarti tidak
memperoleh kemampuan. Belajar berarti proses mental dan emosional
terjadi secara individual. Jika satu kelas berarti kadar aktivitas
belajar siswa beragam. Maka akan ditemui perbedaan dalam hal pengalaman,
minat, bakat, kebiasaan belajar, kecerdasan, tipe belajar dan
sebagainya. Oleh sebab itu guru harus memahami tingkat tingkatan sifat
siswa, maka guru yang menjadi bimbingan catatan pribadi siswa sangat
bermanfaat. Dari catatan itu guru bijaksana akan mengahargai dan
memperlakukan murid berdasarkan hakikat manusia khususnya siswa. Guru
ini dapat memperlakukan perbedaan antara siswa yang cepat dengan siswa
yang lamban. Siswa yang cepat harus diberikan kesempatan lebih dulu maju
atau melakukan pengayaan. Di dalam metode mengajar, guru perlu
menggunakan metode mengajar yang bervariasi, sebab tipe siswa memiliki
perbedaan, ada siswa memiliki tipe belajar auditif ( pendengaran ), ada
yang tipe belajar motorik ( melalu perbuatan ), dan ada pula tipe
belajar visual ( melalui penglihatan ). Oleh karena itulah catatan
pribadi siswa tiap tingkatan kelas harus ada contohnya:
1. Data apa saja yang di catat
2. Kapan buku diisi
3. Pernahkah buku catatan pribadi tersebut digunakan dan untuk apa
4. Bagaimana saran anda untuk pemanfaatan buku catatan pribadi tersebut
a. Data dan pengisiannya
b. Penggunaannya.[3]
C. SISTEM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERDIRI DARI TIGA TEORI
Di dalam strategi pembelajaran dapat kita temui teori-teori yang berkaitan dengan strategi pembelajaran :
- Sebagaimana teori Pembangunan Kognitif yang dikemukakan oleh Piaget dan Lev.vygotsky, menurut piaget ketika individu bekerjasama konflik sosio kognitif terjadi dan menciptakan ketidakseimbangan yang stimulus pandangan, mengangkat kemampuan dan pemikiran. Teori Vygotsky menyajikan pengetahuan sebagai suatu produk sosial( jonson, jahson, St holubee, 1998 ). Piaget menyebukan bahwa struktur kognitif ini sebagai skemata ( Schemas ), yaitu kumpulan dari skema-skema. Seorang individu dapat mengikat, memahami, dan memberikan respon terhadap stimulus disebabkan karena bekerjanya skemata ini. Skemata ini berkembang secara kronologis, sebagai hasil dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Sehingga dengan demikian seorang individu yang lebih dewasa memiliki struktur kognitif yang lebih lengkap dibanding ketika ia masih kecil. Menurut Vygosky ( 1962), keterampilan dalam keberfungsian mental berkembang melalui interaksi sosial langsung.informasi tentang alat-alat keterampilan-keterampilan dan hubungan-hubungan inter personal kopgnitif di pancarkan melalui ienteraksi langsung dengan manusia melalui pengorganisasian, pengalaman-pengalaman interaksi sosial yang berada di dalam suatu latar belakang kebudayaan ini, perkembangan mental anak-anak menjadi matang
- Teori Belajar Behaviorime, Menurut Behaviorisme belajar dapat diartikan sebagai perubahan yang relative sementara dalam perilaku yang dibawa dri hasil pengalaman atau praktek. Tujuan pendekatan behaviorisme adalah bagaimana lingkungan berdampak pada perilaku. Belajar behaviorisme menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang diamati,diukur dan dinilai secara kongkrit, perubahan melalui rangsangan ( stimulus ) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif ( respon ) berdasarkan hukum-hukum mekamistik. Stimulus adalah lingkungan belajar anak baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangakan respon adalah dampak berupa reaksi terhadap stimulasi. Belajar berarti penguatan ikatan asosiasi, sifat dan kecenderungan perilaku S – R ( stimulus – respon ).
- Teori Ketergantungan Sosial, Ketergantungan sosial pada pembelajaran kooperatif mensyaratkan bahwa pada proses ketergantunagan sosial menentukan struktur cara seseorang berinteraksi dengan yang lain. Oleh karena itu satu unsur kooperatif yang harus disusun dalam kelas adalah ketergantungan positif atau kerjasama, ketika dilaksanakan, hasil kerja dalam interaksi yang naik tingkatan sebagaimana dorongan anggota kelompok mudah satu sama lain berusaha untuk belajar ( Johnson,Jhonson, st Holubec, 1998 ). Saling ketergantungan ini dapat dicapai melalui :
- Saling ketergantungan pencapaian tujuan
- Saling ketergantungan dalam menyelesaikan tugas
- Saling ketergantungan bahan dan sumber
- Saling ketergantungan peran dan,
- Saling ketergantungan reward/hadiah
Dari
uraian teori-teori diatas maka jenis-jenis strategi pembelajaran
kooperatif dapat di tanamkan sebagaimana judul PTK ini. Salah satu dari
strategi ini dipilih dari beberapa strategi kooperatif yang ada.
D. BEBERAPA STRATEGI KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN
1. Mencari pasangan ( make a match ) yang dikembangkan oleh Lorna Curren ( 1994 )
2. Bertukar pasangan, semata-mata untuk memberikan kesempatan untuk bekerja sama dengan orang lain
3.
Berpikir – berpasangan – berempat. Teknik ini dikembangkan oleh Frank
Lyman ( Think – Pair – Share ) dan Spancer Kagan sebagai struktur
kegiatan pembelajaran cooperative Learning
4. Berkirim salam dan soal. Kegiatan berkirim salam dan soal cocok untuk persiapan menjelang tes
5. Kepala bernomor ( Numbered Heads ), dikembangkan oleh Spencer Kagan ( 1992 ), teknik mendorong siswa untuk bekerja sama
6.
Kepala Bernomor Terstruktur, ini adalah modifikasi kepala bernomor yang
dipakai oleh Spencer Kagan. Ini adalah cara memudahkan memberi tugas
7. Dua tinggal dua tamu, dua tinggal dua tamu ( two stay two stray ) ini dikembangkan oleh Spencer Kagan ( 1992 ) disamakan dengan kepala bernomor
8. Keliling Kelompok, Teknik belajar mengajar keliling kelompok bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan tingkat usia
9.
Kancing Gemerincing, Teknik belajar mengajar kancing gemerincing ini
dikembangkan oleh Spencer Kagan ( 1992 ) dapat digunakan semua mata
pelajaran
10. Keliling Kelas, Teknik ini juga dbisa digunakan semua mata pelajaran
11.
Lingkaran kecil Lingkaran Besar ( Inside – Out side Circle ),
dikembangkan oleh Spencer Kagan agar memberikan kesempatan pada siswa
saling berbagi informasi
12.
Teori Bambu, Tekinik ini sebagai modifikasi lingkaran besar lingkarann
kecil. Teknik ini cara belajar siswa saling berhadapan dengan strategi
mirip potongan bambu
13. Jigsaw, Teknik ini dikembangkan oleh Aronson et al. sebagai metode cooperative learning
14.
Bercerita berpasangan, Teknik ini mengajar bercerita berpasangan
(Paired Story Telling ) dikembangkan sebagai pendekatan interaktif
antara siswa,pengajar dan bahan pelajaran ( Lie 1994 ). Teknik ini bisa
digunakan dalam pengajaran, membaca, menulis, mendengarkan ataupun
berbicara. Pada prinsipnya setiap mata pelajaran dapat menggunakan
strategi ini, apalagi mata pelajaran yang bersifat bahasa yang naratif
dan bersifat deskriptif. Disini siswa di tuntut kebersamaan , gotong
royong dan mengolah ninformasi dalam berkomunikasi. Dan digunakan semua
tingkatan usia anak didik . banyak lagi strategi kooperative yang dapat
dipergunakan dalam pembelajaran baik di kelas tinggi maupun dikelas
rendah. Keunggulan dan Kelemahan strategi kooperatif adalah:
1. Keunggulan strategi kooperatif adalah
- Siswa berkelompok sambil belajar mengenai konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan
- Optimalisasi partisipasi siswa
-
Adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi dengan
pasangan , dan dengan sesama siswa dalam bergotong royong
- Meningkatkan penerimaan
- Meningkatka hubungan positif
- motivasi intrinsik makin besar
- Percaya diri yang tinggi
- Perilaku dalam tugas lebih baik
-Siswa
meningkatkan kolaborasi kognitif, mereka mengorganisasikan pikirannya
untuk menjelaskan ide kepada teman – teman sekelas mereka
2. Kelemahan dari strategi kooperatif
- Siswa yang pandai akan lebih menonjol dibanding siswa yang lemah dan siswa ini akan lebih minder dan pasif
- Siswa akan terjadi kemalasan, kurang gairah hanya mencatat catatan kawan tanpa memiliki pemahaman yang memadai
- Mengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus
E. Strategi Pembelajaran Kepala Bernomor
Dalam
kegiatan pembelajaran, untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran maka
disusun strategi pembelajaran agar tujuan dapat terlaksana dengan baik
dan optimal. Kecocokan dalam memilih strategi kepala bernomor termasuk
bagian dari strategi kooperatif adalah belajar kelompok kecil.
Teknik
belajar mengajar kepala bernomor ( Numbered Head ), dikembangkan oleh
Specer Kagen ( 1992 ). Teknik ini memberikan kesempatan siswa untuk
saling memberikan ide-ide dan mengembangkan jawaban yang paling tepat.
Selain itu teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat
kerja sama mereka. Dapat juga digunakan dalam semua mata pelajaran dan
semua tingkat usia anak didik
- Langkah-langkah kegiatannya adalah:
- Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
- Penugasan diberikan kepada setiap berdasarkan nomornya, misalnya nomor 1 bertugas mengerjakan nomor satu dan mengumpulkan data yang mungkin berhubungan dengan penyelesaian soal. Siswa nomor 3 mencatat dan melaporkan hasil kerja kelompok
- Jika diperlukan ( untuk tugas-tugas yang lebih sulit ), guru juga bisa mengadakan kerja sama antar kelompok. Siswa dapat disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung dengan siswa yang bernomor sama
- Keunggulan metode ini
- Siswa berkelompok sembil belajar mengenal suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan
- Optimalisasi partisipasi siswa
- Meningkatkan hubungan positif
- Memotivasi intrinsik makin besar
- Percaya diri yang tinggi
- Siswa bertanggung jawab dan mempuynyai sikapbaik pada guru
- Siswa meningkat dalam kolaborasi kognitif mereka, mengorganisirpikirannya untuk di jelaskan ide pada teman sekelas mereka
- Kelemahan metode ini
a. Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah
b. Dapat terjadi siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai
c. Pengelompokan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus
F. Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Ilmu
Pengetahuan Alam ( IPA ) berhubungan dengan mencari tahu tentang alam
sistematis. Sehingga IPA bukan penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA di arahkan untuk
ingkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peseta didik untuk
memperoleh pemahaman.
Standar
Kompetensi ( SK ) dan Kompetensi Dasar ( KD ) IPA di SD/MI merupakan
standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik
dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan
pendidikan. Pencapaian SK
dan KD di dasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun
kemampuan bekerja ilmiah dan yang di fasilitasi oleh guru. Mata
pelajaran IPA bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut:
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tahan Yang Maha Esa. Berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaanNya
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
3. Mengembangkan rasa ingin tahu dan hubungan pembelajaran IPA dengan lingkungan teknologi dan masyrakat.
G. STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN PADA MATERI ALAT PERNAFASAN
Pada
pembelajaran IPA di kelas V Madrasah ibtida’iyah terdiri dari 72 jam
pelajaran terbagi kedalam 7 Bab. Pada pengembangan pembelajara ini
disemester pertama ( ganjil ). Diawal semester ganjil materi yang
dibahas adalah alat pernafasan makhlik hidup yang isinya
mengidentifikasi fungsi prgan tubuh manusia dan hewan
Sedangkan
kompetensi dasarnya mengidentifikasi fungsi organ pernafasan
hewan,misalnya ikan dan cacing tanah. Tujuan pembelajaran setelah
mempelajari bab ini maka siswa diharapkan mampu:
- Mengidentifikasi alat pernafasan manusia dan beberapa hewan
- Membuat model alat pernafasan manusia dan memperagakan cara kerjanya
-
Menjelaskan penyebab terjadinya gangguan pada alat pernafasan manusia,
misalnya menghirup udara tercemar dan terinfeksi oleh kuman
- Memelihara kesehatan alat pernafasan[4]
Di
dalam bab ini akan mempelajari beberapa alat tubuh bagian dalam manusia
dan hewan melalui gambar-gambar menarik yang ditampilkan pada bab ini.
Siswa akan mengetahui alat pernafasan, pencernaan makanan dan peredaran
darah. Kamu juga melakukan beberapa kegiatan yang mengasikkan sehingga
siswa lebih memahami materi
H. Penelitian Terdahulu
Penerapan
model pembelajaran kooperatif dengan teknik kepala bernomor terstruktur
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi kelas XI IPS 1 SMA
Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2008/2009
Oleh: NILA ASTIWI
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan kooperatif teknik
kepala bernomor terstruktur dalam uapaya meningkatkan kualitas proses
dan hasil pembelajaran akuntansi. Penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian tindakan kelas (classrom action research ) dengan menggunakan
siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2
Surakarta yang berjumlah 38 siswa.
Obyek
penelitian pada penelitian tindakan ini adalah berbagai kegiatan yang
terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses pembelajaran.
Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru
kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian tindakan ini antara lain informan, tempat atau lokasi,
peristiwa, dokumen dan arsip. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
observasi, wawancara, tes dan dokumentasi.
Prosedur penelitian ini meliputi tahap:
1. Identifikasi masalah
2. Persiapan
3. Penyusunan rencana tindakan
4. Implementasi tindakan
5. Pengamatan
6. Penyusunan laporan
Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu: 1. Perencanaan Tindakan 2. Pelaksanaan Tindakan 3. Obsevasi dan Interpretasi, dan 4.
Analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam tiga kali
pertemuan. Alokasi waktu masing-masing pertemuan 4 x 45 menit.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
terdapat peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi ( baik proses
maupun hasil ), melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dengan
teknik kepala bernomor terstruktur.
Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut:
1. Keaktifan siswa dalam apersepsi menunjukan peningkatan dari 43,2% atau 17 siswa menjadi 63,2% atau 24 siswa
2. Selama
proses pembelajaran berlangsung siswa yang menunjukan keaktifan mereka
sebanyak 19 siswa pada siklus satu sedangkan pada siklus dua sebanyak 30
siswa
3. Dalam ketepatan dan ketelitian menyelesaikan soal pada siklus satu terdapat 25 sisw, pada siklus dua terdapat 31 siswa
4. Adanya peningkatan pencapaian hasil belajar siswa dari 55,3% atau 21 siswa menjadi 86,8% atau 33 siswa.
Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya antara lain:
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur
2. Guru
membuat rencana pembelajaran terlebih dahulu sebelum mengajar sehingga
kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung terarah dan terprogram
3. Guru melakukan evaluasi setelah pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran berikutnya.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan pembelajaran
kooperatif dengan menggunakan teknik kepala bernomor terstruktur dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi bai darisegi proses maupun
hasil
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Situs Penelitian
Penelitian
ini dilaksnakan di MIN Petisah, Jalan Mesjid No. 1426 Sei Putih Tengah
Kecamatan Medan Petisah. Penelitian ini dilaksanakan pada semester
ganjil tahun pelajaran 2011/2012 dari awal juli 2011. Subyek penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas V ( Lima ) yang berjumlah 32 orang pada semester ganjil di MIN Petisah, Medan Tp. 2011/2012
B. Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data adalah:
1. Angket, merupakan alat pengumpulan data secara tertulis untuk mencari informasi tentang pemahaman siswa
2. Observasi,
yakni kegiatan melakukan pengamatan langsung kepada populasi yang akan
diteliti yang digunakan sebagai uji validasi instrumen dalam menggunakan
strategi kepala bernomor (Numbered head )
3. Anekdot, yaitu catatan harian guru tentang pelaksanaan penelitian. Catatan ini adalah pribadi untuk mengetahui proses penelitian
Dalam
penerapan penelitian tentang strategi kepala bernomor, saya sebagai
guru masih banyak mengalami kendala dan kekurangan karena dalam diri
saya belum menguasai dan juga keterbatasan pengetahuan tentang strategi
dalam pembelajaran.
C. Langkah-Langkah Penelitian
Siklus I
- Perencanaan pra tindakan
- Pelaksanaan pra tindakan
- Pengamatan pengumpulan data pra tindakan
- Refleksi pra tindakan
Siklus II
- Perencanaan tindakan siklus II
- Pendalaman tindakan siklus II
- Pengamatan /pengumpulan data siklus II
- Refleksi tindakan siklus II
Siklus III
- Perencanaan tindakan siklus III
- Pelaksanaan tindakan siklus III
- Pengamatan/pengumpulan data siklus III
- Refleksi tindakan siklus III
D. Kesimpulan dan Rekomendasi
1. Mengumpulkan kesimpulan hasil penelitian
2. Mengajukan rekomendasi kepada guru-guru dan individu-individu tertentu yang berkenaan dengan hasil penelitian
E. Desain Penelitian
Siklus I Pra tindakan
Siklus II
Siklus III
RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan: MIN Petisah
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : V/ I
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
- Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan
B. Kompetensi Dasar
- Mengidentifikasi fungsi organ pernafasan manusia
- Mengidentifikasi fungsi organ pernafasan hewan, misalnya Ikan, Cacing tanah
C. Indikator:
- Siswa mampu mengidentifikasi alat pernafasan manusia dan hewan
- Membuat model alat pernafasan manusia dan mendemonstrasikan cara kerjanya
- Menjelaskan penyebab terjadinya gangguan alat pernafasan manusia akibat terinfeksi dan tercemarnya udara
D. Materi Pokok:
- Alat Pernafasan
- Alat pernafasan Manusia dan Hewan
E. Metode/Teknik: - Ceramah
- Tanya Jawab
- Penugasa
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Apersepsi
b. Tanya Jawab tentang tumbuhan hijau
2. Kegiatan Inti
a. Menjelaskan proses tumbuhan hijau
b. Menunjukkan tempat menyimpan cadangan makanan
c. Membedakan tumbuhan yang digunakan manusia dan hewan untuk dimakan
d. Menyimpulkan Pembelajaran tentang tumbuhan hijau
3. Kegiatan akhir
a. Mengevaluasi hasil pembelajaran
b. Penugasan
G. Sumber Belajar
a. KTSP 2006
b. Buku IPA Paket
c. Buku lain yang relevan
d. Alat peraga yang relevan
H. Penilaian
a. Teknik : Unjuk kerja
b. Prosedur : Pre test dan post tes
c. Bentuk : Essay
d. contoh : Test
Medan, 8 Juli 2010
Guru bidang studi
Nurkhamisah
Penilaian : Unjuk Kerja ( Skala Rentang )
NO
|
Aspek Yang Dinilai
|
Nilai
| |||
7
|
8
|
9
|
10
| ||
1
| |||||
2
| |||||
3
|
Mengetahui Medan, 8 Juli 2010
Kepala Madrasah Guru Bidang Study
Nurkhamisah
[1] BNSP, 2006
[2] IAINSU, Panduan Skripsi, Medan, ( IAIN: 2010 ), hal 18
[3] Masitoh dan laksmi Desi, Strategi Pembelajaran, Dirjen Pendik Islam, Depag RI, hal, 11-12
[4] Kurikulum 2006, Depag RI
- Muh Azzam, Akrab dengan Dunia IPA, Tiga Serangkai ( Solo: 2008)
- Nana Djumhana, Pembelajaran IPA, Dirjen Pendidikan Islam ( Jakarta: )
Posted 13th October 2011 by sawaluddin siregar