Apa kabar pembaca setia blog GRINDER CORPSE?
Semoga kita semua selalu dalam lindunganNya untuk mengemban tugas mulia
memajukan pendidikan anak bangsa untuk menyongsong era generasi emas di
masa datang. Kali ini, kami ingin berbagi mengenai model pembelajaran
berbasis proyek (
Project Based Learning) dalam kaitannya dengan pendekatan saintifik (
scientific approach) dan implementasi Kurikulum 2013. Yuk disimak.
Project Based Learning (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)
Apakah model pembelajaran berbasis proyek itu? Model pembelajaran berbasis proyek (
project based learning)
adalah sebuah model pembelajaran yang menggunakan proyek (kegiatan)
sebagai inti pembelajaran. Dalam kegiatan ini, siswa melakukan
eksplorasi, penilaian, interpretasi, dan sintesis informasi untuk
memperoleh berbagai hasil belajar (pengetahuan, keterampilan, dan
sikap).
Saat ini pembelajaran di sekolah-sekolah kita masih lebih terfokus pada
hasil belajar berupa pengetahuan (knowledge) semata. Itupun sangat
dangkal, hanya sampai pada tingkatan ingatan (C1) dan pemahaman (C2) dan
belum banyak menyentuh aspek aplikasi (C3), analisis (C4), sintesis
(C5), dan evaluasi (C6). Ini berarti pada umumnya, pembelajaran di
sekolah belum mengajak siswa untuk menerapkan, mengolah setiap
unsur-unsur konsep yang dipelajariuntuk membuat (sintesis) generaliasi,
dan belum mengajak siswa mengevaluasi (berpikir kritis) terhadap
konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang telah dipelajarinya. Sementara
itu, aspek keterampilan (psikomotor) dan sikap (
attitude) juga banyak terabaikan.
Langkah-Langkah Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Di dalam pelaksanaannya, model pembelajaran berbasis proyek memiliki
langkah-langkah (sintaks) yang menjadi ciri khasnya dan membedakannya
dari model pembelajaran lain seperti model pembelajaran penemuan (
discovery learning model) dan model pembelajaran berdasarkan masalah (
problem based learning model).
Adapun langkah-langkah itu adalah; (1) menentukan pertanyaan dasar; (2)
membuat desain proyek; (3) menyusun penjadwalan; (4) memonitor kemajuan
proyek; (5) penilaian hasil; (6) evaluasi pengalaman.
Model pembelajaran berbasis proyek selalu dimulai dengan menemukan apa
sebenarnya pertanyaan mendasar, yang nantinya akan menjadi dasar untuk
memberikan tugas proyek bagi siswa (melakukan aktivitas). Tentu saja
topik yang dipakai harus pula berhubungan dengan dunia nyata.
Selanjutnya dengan dibantu guru, kelompok-kelompok siswa akan merancang
aktivitas yang akan dilakukan pada proyek mereka masing-masing. Semakin
besar keterlibatan dan ide-ide siswa (kelompok siswa) yang digunakan
dalam proyek itu, akan semakin besar pula rasa memiliki mereka terhadap
proyek tersebut. Selanjutnya, guru dan siswa menentukan batasan waktu
yang diberikan dalam penyelesaian tugas (aktivitas) proyek mereka.
Dalam berjalannya waktu, siswa melaksanakan seluruh aktivitas mulai dari
persiapan pelaksanaan proyek mereka hingga melaporkannya sementara guru
memonitor dan memantau perkembangan proyek kelompok-kelompok siswa dan
memberikan pembimbingan yang dibutuhkan. Pada tahap berikutnya, setelah
siswa melaporkan hasil proyek yang mereka lakukan, guru menilai
pencapaian yang siswa peroleh baik dari segi pengetahuan (knowledge
terkait konsep yang relevan dengan topik), hingga keterampilan dan sikap
yang mengiringinya. Terkahir, guru kemudian memberikan kesempatan
kepada siswa untuk merefleksi semua kegiatan (aktivitas) dalam
pembelajaran berbasis proyek yang telah mereka lakukan agar di lain
kesempatan pembelajaran dan aktivitas penyelesaian proyek menjadi lebih
baik lagi.
ManfaatYang Dapat Diraih
Banyak sekali manfaat yang dapat diraih melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek (
Project Based Learning)
ini, misalnya: (1) siswa menjadi pebelajar aktif; (2) pembelajaran
menjadi lebih interaktif atau multiarah; (3) pembelajaran menjadi
student centred); (4) guru berperan sebagai fasilitator; (5)
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa; (6) memberikan
kesempatan siswa memanajemen sendiri kegiatan atau aktivitas
penyelesaian tugas sehingga melatih mereka menjadi mandiri; (7) dapat
memberikan pemahaman konsep atau pengetahuan secara lebih mendalam
kepada siswa; dsb.
Penilaian Dalam Model Pembelajaran Project Based Learning
Karena pembelajaran berbasis proyek dapat memberikan hasil belajar dalam bentuk pengetahuan (
knowledge),
keterampilan (skill atau psikomotor), dan sikap (attitude atau
afektif), maka penilaiannyapun dilakukan untuk ketiga ranah ini. Bentuk
penilaian dapat berupa tes atau nontes. Sebaiknya penilaian yang
dilakukan untuk model pembelajaran berbasis proyek ini lebih
mengutamakan aspek kemampuan siswa dalam mengelola aktivitas-aktivitas
mereka dalam penyelesaian proyek yang dipilih dan dirancangnya,
relevansi atau kesesuaian proyek dengan topik pembelajaran yang sedang
dipelajari hingga keaslian (orisinalitas) proyek yang mereka garap.
Model Pembelajaran Berbasis Proyek dan Kurikulum 2013
Dalam rasional perubahan kurikulum sebelumnya (KTSP/Kurikulum 2006) ke
Kurikulum2013 disebutkan bahwa perkembangan pengetahuan dan pedagogi dalam hal ini neurologi, psikologi,
observation based (discovery) learning dan
collaborative learning
adalah salah satu alasan pentingnya perubahan kurikulum. Hal ini tentu
berimplikasi pada model-model pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan
mengajar di sekolah. Salah satu model pembelajaran yang dianjurkan
untuk digunakan adalah model pembelajaran berbasis proyek (
project based learning).
Hal ini tentunya bukan tanpa alasan, karena mengingat
karakteristik-karakteristik unggul dari model pembelajaran ini yang
mampu mengakomodasi alasan tersebut di atas.
Selain itu pembelajaran tentunya harus diubah dari kecenderungan lama
(satu arah) agar menjadi lebih interaktif (multiarah). Melalui model
pembelajaran ini, siswa juga akan dapat diharapkan menjadi aktif
menyelidiki (belajar) dengan menyajikan dunia nyata (bukan abstrak)
kepada mereka. Di dalam model pembelajaran ini, siswa akan bekerja
secara tim (berkelompok) kooperatif dan mengubah pemikiran faktual
semata menjadi pemikiran yang lebih kritis dan analitis.
Salah Satu Model Pembelajaran dalam Pendekatan Saintifik
Model pembelajaran berbasis proyek (
Project Based Learning)
merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru
sehingga secara otomatis guru berarti juga menggunakan pendekatan
saintifik (
scientific approach) dalam pembelajarannya. Pendekatan
saintifik adalah pendekatan pembelajaran di mana siswa memperoleh
pengetahuan berdasarkan cara kerja ilmiah. Melalui pendekatan saintifik
ini siswa akan diajak meniti jembatan emas sehingga ia tidak hanya
mendapatkan ilmu pengetahuan (
knowledge) semata tetapi juga akan
mendapatkan keterampilan dan sikap-sikap yang dibutuhkan dalam
kehidupannya kelak. Saat belajar menggunakan model pembelajaran berbasis
proyek ini, siswa dapat berlatih menalar secara induktif (
inductive reasoning). Sebagai salah satu model pembelajaran dalam pendekatan saintifik,
project based learning (model pembelajaran berbasis proyek) sangat sesuai dengan Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 Lampiran IV mengenai
proses pembelajaran
yang harus memuat 5M, yaitu: (1) mengamati; (2) menanya; (3)
mengumpulkan informasi; (4) mengasosiasi; dan (5) mengkomunikasikan.
Kurikulum 2013 dan Pembelajaran Aktif Termaktub Dalam Project Based Learning
Dalam model pembelajaran berbasis proyek ini, siswa melakukan
pembelajaran aktif. Mereka benar-benar akan dibuat aktif baik secara
hands on (melalui kegiatan-kegiatan fisik), maupun secara minds on
(melalui kegiatan-kegiatan berpikir/secara mental). Karena itulah, ruh
dari pelaksanaaan model pembelajaran berbasis proyek ini sesuai sekali
dengan amanat Kurikulum 2013. Siswa, melalui pembelajaran aktif akan
melakukan aktifitas 5M (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan).
Demikian tulisan mengenai Model Pembelajaran Berbasis Proyek
(Project Based Learning) dalam kaitannya dengan Kurikulum 2013 dari blog kesayangan kita
Penelitian Tindakan Kelas. Semoga bermanfaat.