Narator : Yubi
dan Sonny merupakan sahabat baik. Mereka telah bersahabat sejak kecil, tapi
suatu hari ketika keluarganya Sony jatuh miskin, Yubi pun tak ingin lagi
bersahabat dengan Sony. Saat Yubi, Sony, Chika, Silvi, dan Tyas sedang
bersih-bersih kelas sebelum pulang, Sony meminta bantuan Yubi, tapi Yubi malah
menghina Sony.
Sony : Yub, bisakah
kau menolongku untuk menggeser meja ini?
Yubi : Apa? Menolongmu? Kau pikir kau itu siapa?
Yubi : Apa? Menolongmu? Kau pikir kau itu siapa?
Sony : Ada apa
denganmu, Yub? Bukankah kita sahabat? Apa kau
sudah lupa ?
Yubi : Sahabat? Maaf ya, aku tidak punya sahabat seperti mu yang
Yubi : Sahabat? Maaf ya, aku tidak punya sahabat seperti mu yang
miskin. Aku hanya mau bersahabat dengan orang yang kaya.
Tyas : Kenapa dengan kalian berdua? Sepertinya sedang bermasalah.
Sony : Tidak ada apa-apa. Kita berdua baik-baik saja. Ya kan Yubi?
Yubi : Baik-baik saja? tadi anak miskin ini meminta bantuan ke
Tyas : Kenapa dengan kalian berdua? Sepertinya sedang bermasalah.
Sony : Tidak ada apa-apa. Kita berdua baik-baik saja. Ya kan Yubi?
Yubi : Baik-baik saja? tadi anak miskin ini meminta bantuan ke
aku. Tapi sayang, aku tak ingin membantu orang seperti dia,
Mana dia
mengaku jadi sahabat aku lagi? Eww.
(Sony pun pergi
karena mendengar perkataan Yubi seperti itu)
Tyas : Jangan begitu Yub. Bukannya kau dan Sony memang
bersahabat
dari kecil? Masa’ karena sekarang Sony dan
keluarganya
jatuh miskin, kau tidak mau lagi bersahabat
dengannya?
Bukannya saat-saat seperti ini kau bisa tunjukkan ke
dia, kalau
kau memang sahabatnya. Bukan malah
meninggalkannya.
Chika : Betul kata Tyas. Seharusnya kau sekarang mendukung dia,
Chika : Betul kata Tyas. Seharusnya kau sekarang mendukung dia,
bukan
menghina dia seperti itu. Kasihan Sony.
Silvi : Betul itu. Sahabat seperti apa kau ini?
Yubi : Kalian pikir siapa kalian yang berani menasehatiku?
Silvi : Betul itu. Sahabat seperti apa kau ini?
Yubi : Kalian pikir siapa kalian yang berani menasehatiku?
Terserah aku
mau berbuat apa. Urus saja diri kalian.
Silvi :Kita bukannya bermaksud menasehati kamu. Tapi kita tidak mau
Silvi :Kita bukannya bermaksud menasehati kamu. Tapi kita tidak mau
persahabatan
kamu dan Sony berakhir seperti ini.
Yubi : Aargh, itu bukan urusan kalian.
Yubi : Aargh, itu bukan urusan kalian.
(Yubi pun langsung
pulang)
Chika
: Bisa-bisanya dia berbuat begitu kepada Sony. Bukankah selama
ini dia yang
selalu saja membela Sony ketika ada masalah?
Tyas : itu hanya dia yang tahu. Tapi satu hal yang akhirnya kita tahu,
Tyas : itu hanya dia yang tahu. Tapi satu hal yang akhirnya kita tahu,
Yubi hanya
mau berteman dengan orang yang Kaya.
Chika : Pantas saja.
Silvi : Pantas apanya?
Tyas : sudahlah jangan dibahas lagi, lebih baik kita pulang saja.
Chika : betul itu.
Chika : Pantas saja.
Silvi : Pantas apanya?
Tyas : sudahlah jangan dibahas lagi, lebih baik kita pulang saja.
Chika : betul itu.
Silvi :
Let’s Go !!!
Narator : Keesokan harinya, mereka kembali masuk kesekolah seperti biasa, tetapi tidak dengan Sony. Hal ini pun terjadi selama 2 minggu berturut-turut. Pada akhirnya ketika mereka berempat sedang dalam perjalanan ke sekolah, dengan tidak sengaja mereka bertemu dengan Sony di pinggir jalan yang sedang mencari kardus-kardus.
Tyas : Hey bukannya itu Sony?
Chika: iya benar itu Sony. Sedang apa dia? Bukannya masuk sekolah
tapi
jalan-jalan.
Tyas : iya benar.
Tyas : iya benar.
(Tyas pun langsung
menarik Yubi yang jalan di belakangnya dan sedang asyik dengan IPhone-nya)
Tyas : Lihat itu?
Apa yang sahabatmu lakukan?
Yubi : haha… Pasti sedang mencari-cari sampah. Dia kan orang miskin.
Yubi : haha… Pasti sedang mencari-cari sampah. Dia kan orang miskin.
Silvi :
Apa’an sih. Ayo kita kesana.
Tyas : Sony, apa yang sedang kau lakukan? Kenapa kau tidak masuk sekolah
Tyas : Sony, apa yang sedang kau lakukan? Kenapa kau tidak masuk sekolah
selama 2
minggu ini?
Sony : (dengan Kaget) aku? Ya, seperti yang kalian lihat.
Yubi : Aku bilang juga apa?. Pasti dia sedang mencari-cari sampah.
Sony : (dengan Kaget) aku? Ya, seperti yang kalian lihat.
Yubi : Aku bilang juga apa?. Pasti dia sedang mencari-cari sampah.
Seperti
kalian tidak tahu saja pekerjaan orang miskin.
Chika : Sudahlah Yubi, meski begitu Sony itu sahabatmu.
Tyas : Apa-apaan sih. Kenapa kau tidak masuk sekolah Sony?
Sony : Begini, orang tuaku tidak punya uang untuk membiayai aku dan
Chika : Sudahlah Yubi, meski begitu Sony itu sahabatmu.
Tyas : Apa-apaan sih. Kenapa kau tidak masuk sekolah Sony?
Sony : Begini, orang tuaku tidak punya uang untuk membiayai aku dan
adikku untuk
sekolah. Sedangkan adikku masih mau sekolah,
jadi aku
mengalah saja untuk adikku. Biar adikku yang sekolah
dan aku
membantu orang tua ku untuk menyambung hidup.
Silvi : Mulia sekali hati mu, Son.
Yubi : Mulia apanya? Dia cuma mau cari simpati tahu? kalian ini
Silvi : Mulia sekali hati mu, Son.
Yubi : Mulia apanya? Dia cuma mau cari simpati tahu? kalian ini
mudah sekali
dibodohi sama dia.
Sony : Tega sekali kau berkata begitu pada ku. Aku memang sekarang
Sony : Tega sekali kau berkata begitu pada ku. Aku memang sekarang
sudah miskin,
tapi aku masih punya perasaan. Kalau kamu tidak
mau
bersahabat lagi dengan ku, ya sudah, itu tidak jadi masalah
buat ku, tapi
jangan kau hina aku dengan kata-katamu itu. Satu
lagi, aku
tidak pernah menyesal berkenalan dengan mu.
Tapi itu
merupakan pembelajaran bagi ku. Terima kasih Yubi.
(Sony pun lari
secepat mungkin meninggalkan mereka berempat dengan perasaan yang bercampur
aduk)
Tyas : sudah puas kau menyakiti dia? ingat Yub, suatu hari nanti kau
juga akan merasa
apa yang Sony rasakan sekarang.
Silvi dan Chika : Betul itu.
Yubi : Apa? Itu tidak mungkin. Keluarga ku tidak mungkin jatuh miskin
Silvi dan Chika : Betul itu.
Yubi : Apa? Itu tidak mungkin. Keluarga ku tidak mungkin jatuh miskin
seperti dia.
Keluargaku memiliki banyak usaha yang menghasilkan
banyak uang.
Dan tidak akan habis untuk 5 generasi. Haha
(sambil tertawa
Yubi pun jalan meninggalkan mereka bertiga)
Silvi : Sombong sekali anak itu. Semoga hidupnya baik-baik saja.
Tyas : ya semoga saja. Memang terkadang kita harus menyadari bahwa
ada orang
tertentu yang bisa tinggal dihati kita, namun tidak
dalam
kehidupan kita
Chika: ya betul itu. Dan semoga suatu hari nanti kita bisa bertemu lagi
Chika: ya betul itu. Dan semoga suatu hari nanti kita bisa bertemu lagi
dengan Sony.
(mereka bertiga akhrinya melanjutkan perjalan ke sekolah)
Narator : Setelah 3 tahun
berlalu, Yubi, Chika, Silvi, dan Tyas tidak bertemu Sony. Ternyata Sony
sekarang di angkat oleh keluarga kaya dan Sony disekolahkan di sekolah yang
sama dengan Chika, Silvi, dan Tyas. Suatu hari ketika Sony masuk untuk
pertama kali di sekolah yang baru itu, Chika, Silvi, dan Tyas sangat terkejut.
Silvi
: Hey ! Lihat anak baru itu, sepertinya mukanya sudah tak asing lagi
buatku.
Tyas
: Ehmmm, iya Sil. Sepertinya aku sudah pernah kenal dengan dia.
Chika :
Siapa sih yang kalian bicarakan?
Silvi &Tyas : Itu !
Chika :
HAAH???? ITU BUKANNYA SONY??
Tyas
: Ohh, iya, iya itu Sony !!
Silvi
: Hey !! Sony, kemarilah !!
Sony :
Haah, kalian bertiga?? Kalian sekolah disini?
Chika : Iya
Sony :
Wah, aku tidak menyangka akan bertemu kalian lagi. Mana Yubi?
Silvi
: Kami sudah tidak bertemu dia sejak 2 tahun lalu.
Tyas
: Iya, sepertinya dia pindah rumah.
Chika :
Sudahlah, ayo kita ke kelas. Kelasmu sama dengan kelasku kan?
Sony :
Emm, Iya
Silvi
: Let’s Go !!!
Narator : Saat pulang
sekolah, Yubi mengamen di depan rumah Sony. Dan ternyata Chika, Silvi, dan Tyas
sedang berada di rumah Sony. Lalu mereka berempat menghampiri Yubi.
Chika : Yub,
sedang apa kau?
Yubi
: Lohh, kalian? Aku..., aku... aku sedang bekerja untuk menghidupi diriku sendiri.
Silvi
: Kemana orang tuamu?? Kenapa bisa kamu bekerja?
Yubi
: Orangtuaku meninggal 2 tahun lalu karena kecelakaan, dan usaha mereka tidak
ada yang meneruskannya. Jadi semua harta orangtuaku sudah habis, dan aku hanya
hidup sendirian sekarang.
Tyas
: Oh begitu, Yub. Aku jadi teringat kata-kata yang aku ucapkan dulu. Maafkan
aku, yub.
Yubi
: Seharusnya aku yang meminta maaf. Dulu aku terlalu sombong kepadamu, Son.
Sekarang aku merasakan apa yang kamu rasakan, aku tahu Tuhan memang adil. Aku
menyesal, Son. Maafkan aku.
Sony :
Sudahlah, yub. Lupakan saja, aku sudah melupakan semuanya yang kau katakan
dulu. Sekarang kita ber-empat bersahabatkan?
Chika : Iya.
Apapun yang terjadi kita akan tetap bersama, iya kan?
Sony,Silvi,Tyas : Setuju !
Yubi
: emm, apa kalian benar-benar memaafkan aku?
Sony :
Tentu saja, Yub. Aku yakin sekarang kau sudah berubah.
Yubi
: Baiklah, terima kasih teman-teman. Ternyata persahabatan itu segala-galanya.
Chika :
Bagaimana kalau kita membantumu mengamen, yub?
Silvi
: Ide bagus itu!
Tyas
: Aku setuju, pasti sangat menyenangkan.
Sony :
Ayo! Mengamen dimana yub?
Yubi
: di pertigaan Purwosari saja, disana kan ramai?
Silvi
: Let’s Go!!!!!!
Narator : Semenjak hari
itu, Yubi, Sony, Chika, Silvi, dan Tyas bersahabat. Yubi diangkat menjadi anak
orang tua angkat Sony. Mereka berempat selalu bersama dan selalu tertawa
bersama.