Sendang Gua Sinawah, pada mulanya adalah sebuah sendang atau mata air  yang dipercaya oleh warga setempat dianggap menjadi tolak bala dan bisa menyembuhkan penyakit.

Sedang yang berlokasi di Desa Kronggen, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan ini merupakan destinasi baru dengan traksi wisata berupa ciblon atau bermain air sambil mandi di sendang, dan menikmati suasana hutan dengan pepohonan yang rindang. Kawasan yang berada di atas lahan milik Perhutani ini mulai dirilis dan dikelola sebagai destinasi wisata sejak Januari 2020 lalu.

Pengelola Sendang Gua Sinawah, Alimin, saat menunjukkan lokasi pemandian atau sendang yang menjadi daya tarik pada tempat wisata tersebut.

Di kompleks wisata ini, kami mengangkat pesona wisata alam. Di sini ada sendhang (mata air berbentuk kolam, bahasa Jawa), bukan kolam renang.  Ke depan, pengembangannya nanti ada kolam renang dan akan ditempatkan di tempat yang sudah direncanakan.


“sendang ini adalah tempat pemandian dan airnya sangat alami,” (Alimin, tim pengelola Sendang Gua Sinawah)

Karena tidak berupa kolam renang, saat ini, pengunjung hanya bisa ciblon atau mandi-mandi sambil bermain air.

Wisatawan yang masuk ke tempat wisata Sendang Gua Sinawah wajib patuhi protokol kesehatan guna pencegahan Covid-19 di lingkungan tempat wisata.

Alimin menjelaskan, jauh sebelum dikelola sebagai lokasi wisata, masyarakat mengenal Sendang Gua Sinawah ini airnya dipercaya untuk tolak bala atau menyembuhkan penyakit. Dia menjelaskan, berdirinya objek wisata ini bermula dari keadaan di wilayah tersebut yang belum tersentuh sama sekali. Maka kemudian, kemudian dipoleslah menjadi tempat wisata di Desa Kronggen ini.

“Jadi nuansa alamnya sudah mendukung, namun belum digerakkan masyarakat. Karena itu, kita awali menjadi seperti ini dengan konsep yang tergambar dan sementara seperti ini. Dengan luasnya 26,1 hektar ini, masyarakat Dusun Sinawah juga mendukung,” jelas Alimin.

Gotong Royong

Sementara itu, General Manager Gua Sendang Sinawah, Fahrurozi menjelaskan, pembangunan tempat wisata ini tidak lepas dari peran serta warga Dusun Sinawah yang mendukung adanya obyek wisata bernuansa alam ini. Sebelumnya, pembangunan ini diawali untuk menyelamatkan sumber air yang ada di sendang tersebut.

Sendang Sinawah yang memang berupa kolam alam dengan airnya yang bening sejuk. Beberapa pengunjung sedang “ciblonan.

“Bulan Januari 2020, kita kerja bakti bersama Dusun Sinawah. Kita gilir dari satu RT ke RT lain, tanpa lelah hingga akhirnya jadi seperti ini. Hal ini dilakukan sebab objek wisata Sendang Gua Sinawah ini belum ada bantuan sama sekali dari luar.”

“Tentunya, kami sangat bahagia sebab masyarakat semuanya bisa bergotong royong dan kompak dalam pembangunan tempat wisata ini. Setelah selesai, kami melaporkan kepada Disporabudpar Kabupaten Grobogan jika masyarakat sudah bahu-membahu untuk membangun Sendang Gua Sinawah ini. Alhamdulilah, dalam waktu satu minggu, desa kami ditetapkan sebagai desa wisata Kronggen,” katanya.

Fahrurozi mengatakan, setelah Sendang Sinawah mulai dikenal masyarakat, ternyata wabah covid-19 melanda di seluruh negara, termasuk di Indonesia. Kebijakan pemerintah untuk menutup lokasi-lokasi yang memungkinkan mendatangkan massa, termasuk tempat wisata membuat Sendang Gua Sinawah ini ikut merasakan dampaknya.

“Setelah akhirnya pada Maret 2020 itu masuk di masa pandemi. Jadi, setelah masuk menjadi salah satu desa wisata di Kabupaten Grobogan, Kemudian, dari instansi terkait seperti Disporabudpar, Satpol PP, Dinas Kesehatan, Pemerintah Desa dan Kecamatan dan instansi terkait lainnya untuk mengecek kesiapan Gua Sendang Sinawah ini dalam rangka adaptasi kebiasaan baru, termasuk mengecek hal-hal terkait protokoler kesehatan yaitu tempat mencuci tangan dan penggunaan masker,” katanya.
Kini Gua Sendang Sinawah ini bisa dibuka, meskipun belum secara penuh karena masih di masa pandemi ini. Kita menunggu kondisi pandemi selesai dan kita optimis akan semakin dikenal masyarakat.

“Sampai saat ini wisatawan dari berbagai penjuru daerah di Jawa Tengah sudah mengenal Sendang Gua Sinawah ini melalui media sosial. Harapan ke depan nantinya pengembangan akan terus kami lakukan untuk wisatawan,” jelas Fahrurozi.

‘Petik Buah hingga Outbound’

Dia juga mengungkapkan, areal wisata ini milik Perhutani dan pengelolaannya diserahkan kepada masyarakat. Syaratnya yakni lahan ini harus benar-benar terawat, pohon-pohonnya tidak boleh ditebang sembarangan atau lebih baik untuk ditanami.

“Ke depan kami akan bangun bumi perkemahan, wisata petik buah, wisata turbin, dan outbound. Kami manfaatkan alam yang ada, tinggal kita poles tanpa mengubah alam yang ada. Dari Perhutani sudah dilarang untuk membangun yang sifatnya permanen. Kalau semi permanen boleh, semua benar-benar alami,” tambahnya.

Pihaknya berharap, Sendang Gua Sinawah ini bisa menjadi roda hidup untuk masyarakat Desa Kronggen, khususnya di Dusun Sinawah ini. Semua kegiatan yang ada di tempat wisata ini melibatkan masyarakat, sehingga ini menjadi milik masyarakat dengan harapan dapat menjadi roda perekonomian masyarakat dan dapat mengentaskan kemiskinan.

“Apalagi sudah ada para pedagang dari warga yang terdaftar sebanyak 15 orang dengan berbagai jenis kuliner atau yang diperdagangkan. Rencana untuk memperkenalkan pasar tradisional setiap dua pekan sekali. Kita perkenalkan makanan yang khas dari Desa Kronggen,” pungkasnya.