My Blog List

Tuesday, September 25, 2012


Memelihara Al-Qur'an di masa Nabi s.a.w.

Pada permulaan islam bangsa Arab adalah satu bangsa yang buta huruf;amat sedikit di antara mereka yang pandai menulis dan membaca.Mereka belum mengenal kertas,sebagai kertas yang di kenal sekarang.perkataan "alwaraq"(daun) yang lazim pula di pakaikan dengan arti "kertas"di masa itu ,hanyalah di pakaikan pada daun kayu saja.
Adapun kata "alqirthas" yang daripadanya terambil kata-kata Indonesia "kertas" di pakaikan oleh mereka hanyalah kepada benda-benda (bahan-bahan) yang mereka pergunakan,yaitu: kulit binatang,batu yang tipis dan licin pelapah tamar(kurma),tulang binatang dan lain-lain sebagainya.
Setelah mereka menaklukkan negeri Persia ,yaitu sesudah wafatnya Nabi Muhammad s.a.w, barulah mereka mengetahui kertas.Orang Persia menamai kertas itu"kaqhid", itu pun di pakai pula oleh bangsa Arab semenjak itu.
Adapun sebelum masa nabi ataupun di masa Nabi,kata-kata "al kaqhid" itu tidak ada dalam pemakaian bahasa Arab,maupun dalam hadist-hadist Nabi.Kemudian kata-kata "al qirthas" itu pun di pakai pula oleh bangsa Arab kepada apa yang di namakan "kaqhid" dalam bahasa Persia itu.
Kitab atau buku tentang apapun,juga belum ada pada mereka.Kata-kata "kitab" di masa itu hanyalah berarti: sepotong kulit,batu,atau tulang dan sebagainya yang telah bertulis,atau berarti surat,seperti kata "kitab" dalam ayat surat (27) An Naml.

.....اذْهَب بِّكِتَابِي هَذَا فَأَلْقِهْ إِلَيْهِمْ
"Pergilah dengan surat saya,maka jatuhkanlah dia kepada mereka...."...
Begitu juga "kutub"(jama' kitab) yang di kirimkan oleh nabi kepada raja-raja di masanya,untuk menyeru mereka kepada Islam.
Karena mereka belum mengenal kitab atau buku sebagai yang di kenal sekarang,sebab itu di waktu Al-Qur'anul Karim itu di bukukan di masa Khalifah Utsman bin Affan-sebagai akan di terangkan nanti-,mereka tidak tahu dengan apa Al-Qur'an yang telah di bukukan itu akan di namai.Bermacam-macamlah pendapat sahabat tentang nama yang harus di berikan.Akhirnya mereka sepakat menamainya dengan "Al Mushhaf" (Ism maf'ul dari ashafa artinya mengumpulkan (shuhuf),jamak dari shahifah,lembaran-lembaran yang telah tertulis).
Kendatipun keadaan bangsa Arab pada waktu itu masih buta huruf,tetapi mereka mempunyai ingatan yang amat kuat.Pegangan mereka dalam memelihara dan meriwayatkan sya'ir-sya'ir dari pujangga-pujangga  dan penyair-penyair mereka, ansab (sinsilah keturunan) mereka,peperangan-peperangan  yang terjadi di antara mereka,peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat dan kehidupan mereka tiap hari dan lain sebagainya,adalah sebagai hafalan semata-mata.
Demikian keadaan bangsa Arab di waktu kedatangan agama Islam itu.Maka di jalankan oleh Nabi suatu cara yang 'amali (praktis) yang selaras dengan keadaan itu dalam menyiarkan Alqur'anul Karim dan memeliharanya.
Tiap-tiap di turunkan ayat-ayat itu nabi menyuruh menghafalnya,dan menuliskannya ,di batu,kulit binatang,pelapah tamar (pelapah kurma) dan apa saja yang bisa di susun dalam suatu surat.Nabi menerangkan tertib urut ayat-ayat itu.Nabi mengadakan peraturan yaitu Al-Qur'an saja yang boleh di tuliskan,selain dari Al-Qur'an hadist atau pelajaran-pelajaran yang mereka dengar dari mulut Nabi,di larang menuliskannya.Larangan itu dengan maksud supaya Al-Qur'anul Karim itu terpelihara,tidak tercampur aduk dengan yang lain-lain yang juga di dengan dari Nabi.
Nabi menganjurkan supaya Al-Qur'an itu di hafal,selalu di baca,dan di wajibkannya membacanya dalam sembahyang.
Dengan jalan demikian banyaklah orang yang hafal Al-Qur'an.Surat yang satu macam,di hafal oleh ribuan manusia,dan banyak yang hafal seluruh Al-Qur'an.Dalam pada itu tidak ada satu ayatpun yang tak di tuliskan.
Kepandaian menulis dan membaca itu amat di hargai dan di gembirakan oleh Nabi.beliau berkata:
"di Akhirat nanti tinta ulama-ulama itu akan di timbang dengan darah shuhada' (orang-orang yang mati syahid)".


Pada peperangan badar,orang -orang musyrikin yang di tawan oleh Nabi,yang tidak mampu menebus dirinya dengan uang,tetapi pandai menulis baca,masing-masingnya di haruskan mengajar sepuluh orang muslim menulis dan membaca sebagai ganti tebusan.
Di dalam Al-Qur'an pun banyak ayat-ayat yang mengutarakan penghargaan yang tinggi terhadap huruf,pena dan tulisan.Firman Allah:  ن وَالْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُونَ
Nun, demi pena dan apa yang mereka tuliskan.(Surat (68)Al Qalam ayat 1).

اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
"Bacalah,dan Tuhanmu amat mulia.Yang telah mengajar dengan pena.Dia telah mengajarkan kepada manusia apa yang tidak di ketahui".
Surat (96) Al'Alaq ayat 3,4,5)
Karena itu bertambahlah keinginan mereka untuk belajar menulis dan membaca,dan bertambah banyaklah orang yang menuliskan ayat-ayat yang telah di turunkan.Nabi sendiri mempunyai beberapa penulis yang bertugas menuliskan Al-Qur'an untuk beliau.Penulis-penulis beliau yang terkenal ialah Ali bin Abi Tholib,Utsman bin Affan,Ubay bin Ka'ab,Zaid bin Tsabit dan Mu'awiyah.Yang terbanyak menuliskan ialah Zaid bin Tsabit dan Mu'awiyah.
Dengan demikian terdapatlah di masa Nabi tiga unsur yang tolong-menolong memelihara Al-Qur'an yang telah di turunkan itu.

1.Hafalan dari mereka yang hafal Al-Qur'an.
2.Naskah-naskah yang di tulis untuk Nabi.
3.Naskah-naskah yang di tulis oleh mereka yang pandai menulis dan membaca untuk mereka masing-masing.
Dalam pada itu oleh Jibril di adakan ulangan (repetisi) sekali setahun.Di waktu ulangan itu Nabi di suruh mengulang memperdengarkan Al-Qur'an yang telah di turunkan.Di tahun dia wafat ulangan itu di adakan oleh Jibril dua kali.
Nabi sendiri sering pula mengadakan ulangan itu terhadap sahabat-sahabatnya,maka sahabat-sahabat itu di suruh beliau membacakan Alqur'an itu di mukanya,untuk menetapkan atau membetulkan hafalan atau bacaan mereka
.Ketika Nabi wafat Al-Qur'an itu telah sempurna di turunkan dan telah di hafal oleh ribuan manusia,dan telah di tuliskan semua ayat-ayatnya.
Mereka telah mendengar Al-Qur'an itu dari mulut Nabi,berkali-kali,dalam sembahyang,dalam pidato-pidato beliau,dalam pelajaran-pelajaran dan lain-lain,sebagaimana Nabi sendiripun telah mendengar pula dari mereka.Pendeknya Al-Qur'anul Karim adalah di jaga dan terpelihara baik-baik,dan Nabi telah menjalani suatu cara yang amat praktis untuk memelihara dan menyiarkan Al-Qur'an itu,sesuai dengan keadaan bangsa Arab di waktu itu.
Satu hal yang menarik perhatian, ialah Nabi baru wafat sebagai di sebutkan di atas ialah di kala Al-Qur'an itu telah cukup di turunkan,dan Al-Qur'an itu sempurna di turunkan ialah di waktu Nabi telah mendekati masanya untuk kembali ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa.Hal ini bukanlah suatu kebetulan saja,tetapi telah di atur oleh yang Maha Esa.

No comments: