My Blog List

Friday, April 17, 2020

Uang Logam Indonesia

Uang Logam Indonesia

Sejak kemerdekaan kita, Indonesia telah mengeluarkan berbagai bentuk pecahan uang logam, ada yang terbuat dari nickel, kuningan, alumunium bahkan yang terbaru berbahan bimetal. Secara keseluruhan Indonesia memiliki 15 jenis pecahan dari yang terkecil yaitu 1 sen s/d yang terbesar 1000 rupiah.
Pecahan-pecahan tersebut adalah:
1. 1 sen
2. 5 sen
3. 10 sen
4. 25 sen
5. 50 sen (2 jenis)
6. 1 rupiah
7. 2 rupiah
8. 5 rupiah (3 jenis)
9. 10 rupiah (3 jenis)
10. 25 rupiah (2 jenis)
11. 50 rupiah (3 jenis)
12. 100 rupiah (4 jenis)
13. 200 rupiah
14. 500 rupiah (2 jenis)
15. 1000 rupiah ( 2 jenis)



Uang logam Indonesia (27 jenis)
Dari ke 27 jenis pecahan tersebut, plus satu lagi yang baru saja diedarkan yaitu Rp.1000 emisi 2010, terdapat lebih banyak lagi variasi emisi tahun, total semuanya terdapat 78 variasi emisi. Untuk mengumpulkan semuanya tidaklah mudah. Ada emisi-emisi tertentu yang sangat sukar ditemukan baik dalam kondisi biasa apalagi dalam kondisi UNC.


PECAHAN 1 SEN

Merupakan uang logam dengan pecahan terkecil yang pernah dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia, berbahan alumunium dan bertahun 1952. Harga menurut katalog untuk kondisi UNC sekitar Rp. 10.000,- perkeping



Pecahan 1 sen 1952



PECAHAN 5 SEN

Juga terbuat dari alumunium dan mempunyai 2 variasi emisi yaitu 1951 dan 1954, harga Rp. 5000 perkeping UNC.




Pecahan 5 sen emisi 1951 dan 1954




PECAHAN 10 SEN


Terbuat dari alumunium, mempunyai 3 variasi emisi yaitu 1951, 1954 dan 1957. Harga ketiga variasi ini sekitar Rp. 5000 perkeping UNC.



Pecahan 10 sen variasi emisi lengkap, 1951, 1954 dan 1957



PECAHAN 25 SEN

Berbahan alumunium dan mempunyai 3 variasi emisi: 1952, 1955 dan 1957. Harga sekitar Rp. 5000 perkeping UNC.





Pecahan 25 sen variasi emisi lengkap



PECAHAN 50 SEN

Terdapat 2 jenis pecahan 50 sen yang pernah dikeluarkan oleh Indonesia yaitu:

1. PECAHAN 50 SEN DIPONEGORO

Terdiri dari 4 variasi emisi yaitu 1952, 1954, 1955 dan 1957, emisi 1954 adalah yang terlangka dan bernilai sekitar Rp. 50.000 perkeping, sedangkan yang lainnya sekitar Rp. 5000.


Pecahan 50 sen Diponegoro variasi emisi lengkap


2. PECAHAN 50 SEN ALUMUNIUM

Mempunyai 3 variasi emisi, 1958, 1959 dan 1961, Harga ketiga variasi kurang lebih sama yaitu Rp. 5000 perkeping UNC.


Pecahan 50 sen variasi emisi lengkap



PECAHAN 1 RUPIAH


Hanya ada satu macam saja, yaitu emisi 1970 dan terbuat dari alumunium. Harga hanya beberapa ribu rupiah saja perkepingnya.


Pecahan 1 rupiah 1970



PECAHAN 2 RUPIAH

Juga hanya ada satu macam, terbuat dari alumunium emisi 1970, harga sekitar Rp. 2000 perkeping.


Pecahan 2 rupiah 1970


PECAHAN 5 RUPIAH


1. PECAHAN 5 RUPIAH BURUNG

Terbuat dari alumunium bertahun 1970, harga menurut katalog sekitar Rp. 8000 perkeping UNC.


Pecahan 5 rupiah 1970





2. PECAHAN 5 RUPIAH KELUARGA BERENCANA (KB)


Disebut juga sebagai 5 rupiah KB (besar), bertahun 1974, harga sekitar Rp. 3.000 perkeping.


Pecahan 5 rupiah 1974 KB (besar)


Emisi berikutnya mempunyai bentuk lebih kecil sehingga sering disebut sebagai KB (kecil), terbuat dari alumunium dan bertahun 1979, 1995 dan 1996, kedua emisi terakhir lebih langka sehingga bernilai jual sedikit lebih tinggi yaitu sekitar Rp. 6.000,- untuk kondisi UNC.


Pecahan 5 rupiah KB (kecil) variasi emisi lengkap


PECAHAN 10 RUPIAH


1. PECAHAN 10 RUPIAH NICKEL

Hanya terdiri satu emisi yaitu tahun 1971, harga jual sekitar Rp. 4000 - Rp. 5000 perkeping.


Pecahan 10 rupiah 1971


2. PECAHAN 10 RUPIAH KUNINGAN

Bergambar Tabanas dan hanya terdiri dari satu emisi yaitu 1974, harga sekitar Rp. 5000.


Pecahan 10 rupiah 1974


3. PECAHAN 10 RUPIAH ALUMUNIUM

Juga bergambar Tabanas dan bertahun 1979, harga juga sekitar Rp. 5.000 perkeping.


Pecahan 10 rupiah 1979



PECAHAN 25 RUPIAH


1. PECAHAN 25 RUPIAH NICKEL

Bergambar burung dan bertahun 1971, harga Rp. 5000 perkeping.


Pecahan 25 rupiah 1971


2. PECAHAN 25 RUPIAH ALUMUNIUM

Bergambar buah pala dan mempunyai 6 tahun variasi emisi yaitu 1991, 1992, 1993, 1994, 1995 dan 1996. Yang tersulit adalah emisi 1993. Harga jual sekitar Rp. 1000 perkeping.


Pecahan 25 rupiah variasi emisi lengkap




PECAHAN 50 RUPIAH

1. PECAHAN 50 RUPIAH NICKEL

Bergambar burung cendrawasih, terbuat dari nickel dan hanya terdiri dari satu emisi yaitu 1971, bernilai jual sekitar Rp. 5000 perkeping.


Pecahan 50 rupiah 1971


2. PECAHAN 50 RUPIAH KUNINGAN

Bergambar komodo, terbuat dari kuningan dan terdiri dari 8 variasi emisi 1991, 1992, 1993, 1994, 1995, 1996 dan 1998. Emisi tersulit adalah 1997. Uang logam ini masih dipergunakan sebagai alat pembayaran yang sah.


Pecahan 50 rupiah kuningan emisi lengkap

3. PECAHAN 50 RUPIAH ALUMUNIUM

Bergambar burung Kepodang, terbuat dari alumunium dan terdiri dari 3 emisi yaitu 1999, 2001 dan 2002.


Pecahan 50 rupiah alumunium variasi emisi lengkap


PECAHAN 100 RUPIAH



Sejak tahun 1973 Bank Indonesia telah mengeluarkan berbagai macam pecahan 100 rupiah, dimulai dengan pecahan 100 rupiah berbahan nickel dan berukuran besar dengan gambar rumah gadang (sering disebut sebagai 100 tebal), lalu digantikan pecahan yang lebih tipis (100 tipis) sampai yang terakhir terbuat dari bahan aluminium.





1. PECAHAN 100 RUPIAH NICKEL (TEBAL)

Terbuat dari nickel, hanya terdapat satu variasi saja yaitu tahun 1973, harga berkisar dari Rp. 1000 s/d Rp. 10.000 perkeping tergantung kualitasnya.


Pecahan 100 rupiah 1973 tebal


2. PECAHAN 100 RUPIAH NICKEL (TIPIS)

Lebih tipis dibandingkan pendahulunya, juga terbuat dari nickel, emisi 1978, harga lebih murah sedikit bila dibandingkan dengan yang tebal.


Pecahan 100 rupiah 1978 tipis




3. PECAHAN 100 RUPIAH KUNINGAN

Bergambar karapan sapi dan terdapat 8 tahun emisi yaitu 1991, 1992, 1993, 1994, 1995, 1996, 1997 dan 1998. Masih relatif mudah ditemukan.


Pecahan 100 kuningan


Pecahan 100 rupiah kuningan variasi emisi lengkap 1991 s/d 1998


4. PECAHAN 100 RUPIAH ALUMUNIUM

Bergambar burung Kakatua Raja, dan memiliki 7 tahun emisi,
yaitu 1999, 2000, 2001, 2002, 2003, 2004 dan 2005. Masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah.



Pecahan 100 rupiah aluminium


Pecahan 100 rupiah variasi emisi lengkap 1999 s/d 2005


PECAHAN 200 RUPIAH


Terbuat dari alumunium, bergambar Jalak Bali dan hanya terdiri dari satu emisi yaitu tahun 2003. Juga masih dipergunakan sebagai alat pembayaran.


Pecahan 200 rupiah alumunium emisi 2003

PECAHAN 500 RUPIAH

1. PECAHAN 500 RUPIAH KUNINGAN

Terbuat dari bahan kuningan (aluminium-perunggu) dengan gambar bunga melati dan angka Rp.500 kecil di bagian bawah.


Pecahan 500 rupiah kuningan variasi emisi 1991 dan 1992

Emisi-emisi tahun berikutnya mempunyai gambar muka yang berbeda, bunga melatinya menjadi kecil dan angka 500 rupiahnya menjadi besar


Pecahan 500 rupiah kuningan variasi emisi 1997, 2000, 2001, 2002, 2003


2. PECAHAN 500 RUPIAH ALUMUNIUM

Bergambar bunga melati dan Garuda Pancasila beserta tahun emisi yaitu 2003.


Pecahan 500 rupiah alumunium emisi 2003




PECAHAN 1000 RUPIAH BIMETAL


Terbuat dari 2 macam logam (metal) sehingga di sebut bimetal. Bagian cincin terbuat dari campuran copper-nickel (tembaga-nikel) dan bagian tengah dari bahan brass (kuningan).

Satu sisi bergambar kelapa sawit dan sisi lainnya bergambar Garuda Pancasila dengan tahun penerbitan. Terdapat 6 tahun emisi yaitu 1993, 1994, 1995, 1996, 1997 dan 2000



Pecahan 1000 rupiah bimetal variasi emisi lengkap



PECAHAN 1000 RUPIAH
 (BARU)
Pada bulan Juli 2010, Bank Indonesia mengeluarkan pecahan 1000 rupiah baru berbahan Nickel Plated Steel (NPS). Mari kita lihat bentuknya




1000 Rupiah yang diedarkan mulai Juli 2010


Uang-uang logam ini merupakan uang logam yang dipergunakan sebagai alat pembayaran yang sah, tetapi selain uang-uang tersebut di atas, Bank Indonesia juga mengeluarkan uang-uang logam yang terbuat dari perak dan emas dengan pecahan yang beragam seperti 250 rupiah, 750 rupiah, 2000 rupiah, 5000 rupiah, 10000 rupiah, bahkan ada yang 850 ribu rupiah. Uang logam jenis ini merupakan uang logam peringatan, dikeluarkan dalam jumlah amat terbatas dan mempunyai nilai koleksi yang sangat tinggi. Kita akan membahas uang-uang logam edisi khusus ini dilain kesempatan.


Ada sebagian kolektor yang gemar mengumpulkan uang logam yang dalam kondisi masih terbungkus (rol) asli keluaran Bank Indonesia. Semua uang yang terbungkus ini sudah barang tentu berkondisi UNC dan bernilai jual jauh lebih tinggi daripada yang sudah terbuka. Saya lampirkan beberapa diantaranya. Adakah diantara para pembaca yang bisa menduga rol yang berwarna hijau muda dengan 2 garis putih di masing2 ujungnya (di bagian kiri bawah gambar) berisi jenis uang logam yang mana?


Jawaban : Rp.25 (1971)



Saran dan kritik hubungi :
arifindr@gmail.com

Thursday, April 16, 2020

Cara Menghubungkan Mesin Absensi Fingerprint dengan Laptop/Komputer

Cara Menghubungkan Mesin Absensi Fingerprint dengan Laptop/Komputer

Mulai Bulan Januari Tahun 2019, kehadiran guru di sekolah akan dipantau langsung oleh dinas pendidikan setempat serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal itu mengacu kepada Permendikbud Nomor 10 Tahun 2018 tetang Petunjuk Teknis Penyaluran Tunjangan Profesi, Tunjangan Khusus, dan Tambahan Penghasilan Guru PNS Daerah.


Berkaitan dengan hal tersebut, maka setiap sekolah wajib memiliki perangkat absensi elektronik (mesin absensi fingerprint) yang terhubung langsung dengan Kemendikbud. Jika biasanya absen online ini dikerjakan oleh operator sekolah di aplikasi DHGTK online, maka dengan pemberlakuan absensi elektronik ini, tanggung jawab absensi ada di pundak masing-masing guru. Operator sekolah hanya bertugas untuk mengirimkan rekap absensi yang ada mesin fingerprint ke server pusat.

Secara sederhana alur absensi online ini adalah : guru mengisi absen di mesin fingerprit - mesin fingerprint dihubungkan dengan laptop/komputer secara periodik dan data yang ada di mesin fingerprint dipindahkan ke komputer - rekap kehadiran di laptop dikirim ke server DHGTK.

Langkah pertama yang harus dilakukan sekolah adalah menyediakan mesin absensi fingerprint. Selanjutnya adalah menghubungkan mesin fingerprit tersebut dengan laptop dengan menggunakan aplikasi Geisa. Mengapa harus aplikasi geisa? karena baru aplikasi inilah yang mampu mensinkronkan antara mesin absensi fingerprint, aplikasi dapodik dan server pusat DHGTK. 

Sinkronisasi mesin fingerprint dengan laptop melalui aplikasi Geisa harus dilakukan di laptop/komputer yang ada aplikasi dapodik. Jika diinstal di laptop/komputer yang tidak ada aplikasi dapodik, maka proses sinkronisasi antara mesin absensi fingerprint, laptop/komputer dan server pusat tidak akan berjalan dengan baik

Adapaun cara instal dan mengubungkan mesin fingerprint dan aplikasi Geisa akan diuraikan secara lengkap di bawah ini. Tutorial ini dapat dipraktekan langsung dengan syarat mesin fingerprint telah tersedia. Untuk tutorial ini, admin menggunakan mesin fingerprint So****on yang bukan produk yang resmi dikeluarkan GEISA (Bukan produk bundling GEISA). Secara lengkap proses instalasi dan koneksi mesin absensi dan kompute/laptop adalah sebagai berikut:

1. Download aplikasi GEISA Client terbaru  di laptop yang berisi aplikasi Dapodik. Aplikasi GEISA dapat didownload di :https://geisa.online/

2. Jika proses download telah selesai, instal aplikasi GEISA Client di laptop.
3. Buka aplikasi GEISA Client dengan mengetik alamat : http://localhost:9315. Lakukan registrasi terlebih dahulu.
4. Masukan NPSN sekolah, User Name dengan user Dapodik serta password dapodik. Jika sudah lengkap diisi, klik registrasi.
5. Tunggu beberapa saat sampai ada konfirmasi bahwa registrasi telah berhasil. Jika registrsi telah berhasil, klik tombol Kembali Login sehingga jendela login terbuka. Isi User Id dan password yang biasa digunakan untuk membuka Dapodik.
6. Jika jendela GEISA Client telah terbuka, klik menu mesin. Klik panah kecil di tengah halaman agar halaman tergulung ke bawah.
7. Klik tambah sehingga muncul list mesin absensi. Ubah IP Adress mesin disesuaikan dengan IP Adress Kabel Lan Yang dipakai untuk menghubungkn mesin dengan laptop. Cara mengubahnya dengan mengklik di mesin yang terpilih kemudian pilih menu ubah. Gunakan tombol tab untuk memindahkan kursor.
8. Hidupkan mesin absensi dan sambungkan mesin absensi dengan laptop menggunakan kabel LAN. Untuk melihat IP adress kabel , cari di Control Panel, Network And Internet, Network And Sharing Center.
9. Klik Change adafter seting. Cari koneksi kabel Lan dari mesin ke laptop. Klik kanan dan pilih status.
10. Klik detail dan lihat IP Adress kabel Lan. Tulis dan masukan ke dalam IP Adress di aplikasi GEISA. Tambahkan satu angka di angka terakhir IP Adress. Misal: IP adress yang tertera di bawah adalah 169.254.17.111. Ditulis di aplikasi GEISA 169.254.17.112. Jika sudah klik simpan. Jangan lupa sesuaikan pula IP Adress di mesin fingerprint sesuai dengan yang tertera di aplikasi GEISA..
11. Pilih pengaturan 3 dan simpan.
12. Selanjutnya buka GEISA Connect. Samakan IP Adressnya dengan IP Adres di GEISA. Jika IP Adress sudah sesuai, klik connect.
13. Jika pengisian IP Adress benar, maka mesin akan tersambung ditandai dengan lingkaran yang berwarna merah menjadi hijau serta serial number mesin dan tipe mesin akan otomatis masuk ke GEISA.
14. Jika mengalami kegagalan, lakukanlah langkah tadi secara berulang-ulang. Admin sendiri beberapa kali mengalami kegagalan sebelum akhirnya berhasil menghubungkan mesin ke laptop.
    Catatan: Tutorial di atas adalah tutorial untuk menghubungkan mesin absensi fingerprint yang produknya bukan produk bundling GEISA. Mungkin cara menghubungkan mesin absensi yang dikeluarkan oleh GEISA akan berbeda atau mungkin saja tidak perlu ada pengaturan seperti tutorial di atas.