Apa itu weton dan pasaran dalam primbon jawa? Weton adalah hitungan neptu hari dan pasaran ketika seseorang dilahirkan. Hari ialah hari tujuh yaitu hari dalam seminggu (yang kita kenal dengan nama hari hari minggu/ahad, senin, selasa, rabu, kamis, jum’at, dan sabtu). Sedangkan pasaran adalah hari lima jawa, yaitu yang sering kita sebut dengan nama (legi, pahing, pon, Wage, kliwon).
Agar dapat mengenal ramalan berdasarkan kalender jawa ini yuk kita simak penjelasannya agar bisa kamu prediksi ramalan perjalanan hidup, jodoh, rejeki, rumah tangga dan watak kepribadian pasangan anda. Disini anda juga bisa belajar sendiri cara menghitung weton anda dan orang lain.
Yang tentunya di sertai penjelasan makna dan arti dari hasil perhitungan.
PENGERTIAN PRIMBON
TAHUKAH ANDA APA YANG DIMAKSUD DENGAN PRIMBON ?
Bagi anda yang belum tahu sama sekali apa itu PRIMBON, PRIMBON adalah Ilmu orang JAWA ( salah satu suku besar yang ada di indonesia ) yang sudah terkenal dengan ramalan-ramalannya yang sudah terbukti kebenarannya. Ramalan tersebut mengenai ramalan tentang JODOH, ramalan tentang HARI BAIK untuk melakukan sesuatu hal/pekerjaan, Meramal REJEKI atau pun Meramal Watak/ Kepribadian seseorang berdasarkan hari,bulan dan tahun kelahiran.Dengan adanya PRIMBON ini dimaksudkan agar orang JAWA pada khususnya dan semua orang pada umumnya untuk mendapatkan hidup yang di idamkan Tenang, Damai, Bahagia dan Sejahtera
AMIN.....!!!!
Meskipun demikian, Haruslah diketahui bahwa PRIMBON ini hanyalah sebuah ramalan yang di buat oleh manusia semata. Jadi, Tidak semua yang tercantum dalam artikel saya ini akan menjadi kenyataan atau mengandung kebenaran secara mutlak, Sebab jalan hidup manusia ada di tangan Tuhan semata. Hanya Tuhanlah yang mengetuhui dan menentukan nasib manusia sebelumnya, Sekarang, dan Dimasa yang akan datang. Tidak ada satu orang pun yang dapat merubah ketetapan Tuhan.
NEPTU HARI DAN PASARAN
Yang dimaksud NEPTU HARI DAN PASARAN adalah Kepandaian orang jawa dalam meramal dengan melalui perhitungan-perhitungan Jawa yang telah dikenal sejak dahulu dengan berdasarkan kalender JAWA dan kalender harian yang dibuat oleh Pemerintah.
Adapun perhitungan ( petung ) neptu hari dan pasaran akan saya jelaskan di bawah ini :
CARA MENGHITUNG WETON JODOH DENGAN PENJUMLAHAN NEPTU
- Tentukan hari kelahiran dan pasaran / weton masing-masing pasangan baik pria maupun wanita.
- Tentukan neptu masing-masing, kemudian jumlahkan.
A. NEPTU HARI.
Neptunya hari :
Minggu (ahad) : 5
Senin : 4
Selasa : 3
Rabu : 7
Kamis : 8
Jum'at : 6
Sabtu : 9
B. PASARAN.
Legi : 5
Pahing : 9
Pon : 7
Wage : 4
Kliwon : 8
C. PERTEMUAN ANTARA HARI dan PASARAN yaitu :
1. HARI AHAD ATAU MINGGU
AHAD LEGI : 5 + 5 = 10
AHAD PAHING : 5 + 9 = 14
AHAD PON : 5 + 7 = 12
AHAD WAGE : 5 + 4 = 9
AHAD KLIWON : 5 + 8 = 13
2. HARI SENIN
SENIN LEGI : 4 + 5 = 9
SENIN PAHING : 4 + 9 = 13
SENIN PON : 4 + 7 = 11
SENIN WAGE : 4 + 4 = 8
SENIN KLIWON : 4 + 8 = 12
3. HARI SELASA
SELASA LEGI : 3 + 5 = 8
SELASA PAHING : 3 + 9 = 12
SELASA PON : 3 + 7 = 10
SELASA WAGE : 3 + 4 = 7
SELASA KLIWON : 3 + 8 = 11
4. HARI RABU
RABU LEGI : 3 + 5 = 8
RABU PAHING : 3 + 9 = 12
RABU PON : 3 + 7 = 10
RABU WAGE : 3 + 4 = 7
RAGU KLIWON : 3 + 8 = 11
5. HARI KAMIS
KAMIS LEGI : 8 + 5 = 13
KAMIS PAHING : 8 + 9 = 17
KAMIS PON : 8 + 7 = 15
KAMIS WAGE : 8 + 4 = 12
KAMIS KLIWON : 8 + 8 = 16
6. HARI JUMAT
JUM'AT LEGI : 6 + 5 = 11
JUM'AT PAHING : 6 + 9 = 15
JUM'AT PON : 6 + 7 = 13
JUM'AT WAGE : 6 + 4 = 10
JUM'AT KLIWON : 6 + 8 = 14
7. HARI SABTU
SABTU LEGI : 9 + 5 = 14
SABTU PAHING : 9 + 9 = 18
SABTU PON : 9 + 7 = 16
SABTU WAGE : 9 + 4 = 13
SABTU KLIWON : 9 + 8 = 17
TABEL :
keterangan
keterangan
Contoh masalah:
Contohnya pasangan lelaki lahir pada Minggu Legi (Minggu = 5 + Legi = 5 = >> 10). Sedang pasangan wanita lahir di hari Selasa Upah (Selasa = 3 + Upah = 4 = >> 7). Bermakna 10 + 7 = 17 atau datang PEGAT.
Di bawah ini jawaban menurut dari hasil penjumlahan weton ketemu itu:
1. PEGAT
Bila hasil datang pada PEGAT, karena itu adalah pasangan yang akan menghasilkan soal di masa datang, dapat dari masalah ekonomi, kekuatan, perselingkuhan yang dapat diperbuat pasangan yang menceritakanai atau pegatan.
Baca Selengkapnya: cara menghitung weton
2. RATU Ketika hasil
datang pada RATU, dapat diterima pasangan itu sudah jodohnya. Dihargai juga disegani oleh tetangga atau sekitar Lingkungan. Bahkan juga beberapa orang yang akan keharmonisannya di dalam rumah tangga.
3. JODOH
Bila hasilnya datang pada JODOH, pasangan pasangan itu memang beneran pas dan berjodoh. Dapat sama-sama menerima semua kelebihan serta kekurangannya. Rumah tangga dapat rukun sampai tua.
4. TOPO
Bila hasil datang pada TOPO, dalam rumah tangga akan mengalami kesulitan awal. Permasalahan bisa jadi masalah ekonomi dan lain-lain. Tapi saat ini telah memiliki anak dan juga lumayan lama berumah tangga, pada akhirnya akan berhasil dengan baik.
5. TINARI Ketika
hasilnya datang pada TINARI, itu akan menemukan kebehagaiaan. Mudah dalam mencari rejeki dan juga sampai tinggal kekurangan. Hidupnya beruntung mendapatkan peruntungan.
6. PADU
Bila hasilnya datang pada PADU, berarti rumah tangga akan berhasil pertikaian. Namun walau disetujui berkelahi, dipindahkan sampai dibawa ke perceraian. Permasalahan pertikaian itu juga dapat dipacu dari beberapa hal yang sifatnya cukup remeh.
7. SUJANAN
Bila hasiknya datang pada SUJANAN, karena itu dalam rumah tangga akan memerlukan pertikaian alami serta masalah perselingkuhan. Dapat itu dari faksi lelaki atau wanita yang mengawali perselingkuhan.
8. PESTHI
Bila hasiknya datang pada PESTHI, ikut dalam rumah tangg a akan rukun, damai, dingin ayem sampai tua. Walau ada masalah apa pun yang tidak bisa diselesaikan kerusakan keselarasan keluarga.
keterangan
CARA MENGHITUNG WETON JODOH DAN SISA NEPTU
a) Tentukan hari kelahiran dan pasaran / weton masing-masing pasangan baik pria maupun wanita.
b) Tentukan neptu masing-masing, kemudian jumlahkan.
Misalnya, wanita lahir di hari Jumat dengan pasaran legi, atau memiliki weton Jumat Legi.
Pria lahir di hari Sabtu dengan pasaran Kliwon, atau weton kelahirannya Sabtu Kliwon.
Maka Jumlah Neptu wanita = 11 dan Pria jumlah neptunya 17. Jumlah neptu pria dan wanita adalah 28.
Cara menghitung weton jodoh selanjutnya dengan membagi keduanya dengan angka 7.
Sisanya dijadikan pedoman dalam primbon Jodoh.
Misalnya 28 : 7 = 4. Karena tidak ada sisanya atau pas dibagi 7 maka bisa dikatakan sisanya adalah 7.
Di bawah ini hasil dari pembagian weton kedua pasangan :
Bila Sisa 1. Wasesasegara yang artinya besar budinya,kaya dan besar wibawanya.
Bila Sisa 2. Tunggaksemi yang artinya sedikit rezekinya
Bila Sisa 3. Satriya wibawa yang artinya dapat kemulyaan dan keluhuran tinggi.
Bila Sisa 4. Sumur sinaba yang artinya banyak orang datang untuk berguru.
Bila Sisa 5. Satriya wirang yang artinya sering susah,sering malu akibat tindakannya sendiri,dan suka di fitnah orang.
Dalam kitab primbon, untuk menolak hal tersebut bisa memotong ayam saat akan ijab kabul.
Bila Sisa 6. Bumikepetak yang artinya hatinya gelap,kuat dalam bekerja,tahan menghadapi ujian dan rintangan.
Untuk menolak hal tersebut bisa mendem lemah/mengubur tanah saat akan ijab kabul pengantin.
Bila Sisa 7. Lebu ketiup angin yang artinya sering mendapatkan kesusahan, apapun cita-cita tidak akan tercapai, sering pindah rumah.
Penolak bala yang bisa di lakukan dengan cara abul lemah/menabur debu saat akan ijab kabul pengantin.
KEPRIBADIAN WANITA BERDASARKAN NEPTU HARI DAN PASARAN
Pada ilmu PRIMBON JAWA menjelaskan bahwa NEPTU HARI DAN
PASARAN dapat mempengaruhi WATAK / KEPRIBADIAN SEORANG WANITA, itu yang saya dapatkan dari para leluhur, nenek moyang suku JAWA di Indonesia.
Berdasarkan para leluhur bahwa hari dan pasaran juga memiliki sifat seperti juga manusia, Kenapa bisa begini? Karena dipengaruhi oleh Rotasi Bumi dan bulan serta benda-benda langit yang yang sedang beredar mengelilingi BUMI. Oleh karena itu Pengaruh benda-benda di langit tersebut juga berimbas pada perilaku manusia yang ada di
BUMI.
Adapun pengaruh-pengaruh tersebut dapat kita dilaihat di dalam setiap perilaku manusia yang ada di muka bumi. Tapi yang saya tulis disini hanya pengaruh terhadap wanita saja.
Langsung saja simak di bawah ini :
" Jika seorang wanita lahir pada " :
1. MINGGU ( AHAD ) WAGE :
Dia akan memiliki sifat yang jujur, Baik hatinya, Pemberani, Pandai bergaul, dan Tidak mudah dipengaruhi orang lain. Dia juga pandai mencari pekerjaan akan tetapi dia bukan
orang yang pandai menyimpan uang karena godaan yang besar yang menjumpainya, Tetapi apabila dia mampu mengatasi godaan tersebut maka dia akan menemukan
kemuliaan hidup.
2. MINGGU ( AHAD ) PAHING :
Memiliki sifat keras dan mudah tersinggung, tetapi selalu teliti dalam mengerjakan sesuatu, Berani terhadap suami jika dia sudah berumah tangga dan memiliki sifat cemburu yang kuat. Dia juga termasuk orang yang pandai mencari nafkah sehingga hidupnya dapat berkecukupan. Meskipun terkadang rejekinya kurang begitu lancar, Dia masih bisa mencukupi kebutuhan keluarganya.
3. MINGGU ( AHAD ) PON :
Kepribadiannya juga keras dan tidak mau mengalah kepada laki-laki ata suaminya. Tetapi dia memiliki pikiran yang cerdas dan dapat hidup dalam keprihatinan. Dia juga termasuk orang yang pandai mencari sandang pangan, Tetapi pada umumnya tidak menyimpannya karena banyak godaan yang datang. Jika dia memiliki kekuatan untuk mengatasinya maka ia akan hidup mulia.
4. MINGGU ( AHAD ) WAGE :
Kepribadiaanya keras dan tidak mau mengalah terhadap suaminya . Meskipun dia termasuk tipe mudah mencari penghasilan tetapi dia juga tgermasuk seseorang yang memiliki sifat yang BOROS. Tipe wanita ini sangat sulit mencapai hidup yang bahagia.
5. MINGGU ( AHAD ) KLIWON :
Kepribadiannya biasa-biasa saja dan tidak terlalu keras, Dia juga tipe wanita yang mampu mengangkat dejat suaminya meskipun dia ingin unggul dalam berargumentasi. Mampu menyimpan rahasia tetapi dia banyak mengalami penderitaan dalam hidupnya. Tipe wanita ini juga pandai mencari penghasilan.
6. SENIN LEGI :
Kepribadiannya keras dan tidak mau mengalah, berani terhadap laki-laki atau suaminya dan tidak mau kalah dalam berdebat kepada suaminya. Meskipun dia pandai mencari penghasilan tetapi dai memiliki sifat BOROS sehingga dia tidak bisa menabung penghasilannya.
7. SENIN PAHING :
Kepribadiannya juga keras dan berani kepada laki-laki, tetapi dia sangat teliti dalam melakukan segala pekerjaan. Mudah marah dan tidak mau mengalah dalam berdebat. Jika memiliki keinginan tidak mau di halangi. Sifat ROYAL ( Suka membeli dan berbelanja ) membuat dia tidak dapat menabung penghasilannya meskipun dia pandai mencari sandang pangan.
8. SENIN PON :
Kepribadiaanya keras dan tidak mau mengalah terhadap laki-laki, Pikirirannya cerdas sehingga akan mudah memperoleh keberhasilannya. Dia juga pandai mencari penghasilan, Tetapi dia memiliki godaan yang besar jika dia memiliki tabungan.
9. SENIN WAGE :
Kepribadiannya keras dan mudah marah, Tetapi dia tidak begitu berani tehadap laki-laki. Sebenarnya dia pandai mencari penghasilan tetapi dia tidak bersungguh-sunbgguh.
10. SENIN KLIWON :
Kepribadiannya keras dan mudah tersinggung hatinya.Berani terhadap laki-laki, tidak mau mengalah jika berdebat, senang di puji. Tipe wanita ini pandai dalam mencari penghasilan, Tetapi sifatnya yang boros akan berpengaruh terhadap kehidupannya.
11. SELASA PAHING
Kepribadiannya sangat keras, Berani kepada setiap Laki-laki, Banyak bicara (cerewet) Tetapi dia sangat teliti dalam mengerjakan setiap sesuatu. Dia dapat hidup bahagia jika dapat mengatasi sifat Royal di dalam dirinya
12. SELASA LEGI :
kepribadiaanya Berani kepada suaminya, Suka bersenang-senang dan suka mementingkan dirinya sendiri. Wanita ini senang sekali berdagang dan mampu menghasilkan penghasilan sendiri, Tetapi karena dia suka ROYAL akan segera dapat menhabiskan penghasilannya.
13. SELASA PON :
Kepribadiannya mudah marah, Keras dan tidak mau mengalah jika berdebat. Dia cenderung berani terhadap suaminya. Meskipun demikian dia teliti dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan. Jika dia berdagang dapat mencapai kemakmuran dalam kehidupannya.
Tetapi harus menghilangkan sifatnya yaitu tidak dapat menyimpan penghasilannya.
14. SELASA WAGE :
Kepribadiannya sangat keras dan berani terhadap suaminya sendiri. Dia memiliki watak yang sangat pencemburu. Sifatnya yang boros dapat merusak kehidupannya. Akan tetapi tipe wanita ini sangat pandai mencar penghasilan
15. SELASA KLIWON :
Kepribadiannya keras dan cenderung banyak bicaranya. Selalu ingin unggul terhadap orang lain, Sangat menarik hati orang lain dan suka menolong terhadap orang lain yang dalam kesusahan merupakan sisi baik dari wanita ini.
16. RABU LEGI :
Kepribadiannya tidak mau mengalah jika berdebat dan selalu ingin unggul daripada orang lain. Dia cenderung pendiam, Tetapi jika marah dia benar-benar marah dan sangat menakutkan. Wanita ini sangat pandai mencari penghasilan walaupun dia tidak pandai menyipan penghasilannya.
17. RABU PAHING :
Kepribadiannya sangat teliti dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan. Sangat keras sifatnya dan selalu ingin unggul daripada orang lain. Wanita ini termasuk wanita yang royal dan dapat mencari penghasilannnya sendiri.
18. RABU PON :
Kepribadiannya pendiam tetapi pandai bergaul, Pintar dan termasuk wanita yang dapat mengangkat derajat suaminya, Jika dia marah sangat berbahaya. Dia juga tipe wanita yang dapat mencari pendapatannya sendiri.
19. RABU WAGE :
Kepribadiannya pendiam tetapi pandai bergaul, Pantar dan termasuk wanita yang dapat mengangkat nam suaminya.Kalau dia marah sangat berbahaya sekali. Dia termasuk wanita yang suka mencari penghasilannya sendiri.
20. RABU KLIWON :
Kepribadiannya tidak mau mengalah dalam berdebat, Selalu ingin lebih unggul dengan orang lain, Suka mengasihani orang lain. Dia cenderung memiliki sifat boros yang akan membawa kehidupannya merosot.
21.KAMIS LEGI :
Kepribadiannya suka bersenang-senang dan menghambur-hamburkan uang, Banyak bicaranya, Tetapi dia sangat teliti terhadap semua pekerjaannya. Meskipun demikian dia mampu mencari penghasilannya sendiri, Akan tetapi dengan sifatnya tersebut ( sering menghambur-hamburkan uangnya ) dia tidak mampu menyimpan rejekinya.
22. KAMIS PAHING :
Kepribadiannnya Iningin selalu unggul dari orang lain, Dia sangat suka menolong orang lain, Merupakan sifat positif di dalam dirinya, Memiliki keinginan yang kuat, Akan tetapi cepat berputus asa jika di bohongi oeleh orang laki-laki, Dia juga sangat sukar dipengaruhi oleh orang lain. Wanita ini pandai mencari penghasilan tetapi jarang bisa menyimpan rejekinya karena banyaknya godaan yang menghampiri.
23. KAMIS PON :
Kepribadiannya keras dan berani kepada orang laki-laki, mudah tersinggung hatinya dan mau mengalah kepada orang lain. Dia sangat pandai mencari sandang pangan, tetapi dia memiliki rejeki yang kurang baik dan sifatnya yang tidak bisa menyimpan rejeki banyak godaan yang menghampiri.
24. KAMIS WAGE :
kepribadiannya sangat pencemburu, Senang dipuji, Banyak bicara, Berani kepada kaum laki-laki dan keras hatinya. Tipe wanita ini bisa mencari penghasilannya sendiri.
25. KAMIS KLIWON
Kepribadiannya medah memberi kepada orang lain, Cerdas pikirannya meskipun agak angkuh, suka menagungkan diri sendiri dan selalu ingin lebih unggul daripada orang lain. pandai mencari uang dan senag berhemat di dalam hidupnya.
26. JUMAT LEGI :
Kepribadiannya Mudah sekali tersinggung, Suka memberi dan menolong orang yang berada di dalam kesusahan. Jika mampu menahan godaan maka dia akan hidup makmur dan sentosa karena wanita tipe ini pandai mencari uang.
27. JUMAT PAHING :
Kepribadiannya Mudah tersinggung, Selalu ingin lebih unggul dari orang lain, dan sering di timpa kesusahan. Tipe wanita ini pandai dalam mencari penghasilan, tetapi sifatnya yang boros dapat menyengsarakan ehidupannya.
28. JUMAT PON :
Kepribadiannya Mudah tersinggung dan selalu merasa kasihan kepada orang lain, Jika berbicara kasar, dan selalu ingin lebih unggul kepada orang lain. Wanita ini sangat senang membantu saudaranya tetapi sering hidup menderita. Wanita ini termasuk Tipe yang kurang pandai mencari sandang pangan.
29. JUMAT WAGE :
Kepribadiannya mudah sekali tersinggung tetapi pandai dalam bergaul dan pandai dalam menjaga diri. meskipun agak angkuh, Dia juga berani terhadap laki-laki. Wanita ini pandai mencari sandang pangan tetapi tidak pandai menyimpan rejeki.
30. JUMAT KLIWON :
Kepribadiannya Angkuh, Banyak bicara dan mau mengalah. Dia juga termasuk wanita pencemburu dan tidak mudah percaya kepada siapa saja, Tidak dapat di halangi jika memiliki kemampuan. Wanita ini termasuk tipe dapat mencari uang dan dapat berhemat.
31. SABTU LEGI :
Kepribadiannya sangat pencemburu, Banyak bicaranya dan mau mengalah dalam berdebat, Banyak bicara selalu mengutamakan kepentingannya sendiri, Mudah tersinggung dan mudah memberikan sesuatu kepada orang yang di sukainya. dia kurang dapat mencari penghasilannya.
32. SABTU PAHING :
Kepribadiannya tidak mau mengalah dan berani kepada laki-laki, cerdas pikirannya, tetapi mudah marah dan tersinggung. Meskipun dia mudah mencari penghasilan dia juga tidak dapat menyimpan pengfhasilannya.
33. SABTU PON :
Kepribadiannya sangat mudah dipengaruhi oleh orang lain, Suka kebersihan. Meskipun dia panadai mendapatkan uang tetapi dia tidak pandai memanfaatkan uangnya.
34. SABTU WAGE :
Kepribadiannya mudah tersinggung, berani kepada orang laki-laki mengutamakan kepentingannya sendiri, Tetapi dia wanita yang sangat teliti terhadap pekerjaanya. Dia juga termasuk tipe yang mudah mencari uang.
35. SABTU KLIWON :
Kepribadiannya Mudah tersinggung tetapi mudah memberi sesuatu kepada seseorang. Tidak mau mengalah jika berdebat dan tidak mau mengalah kepada laki-laki dan keras hatinya. Dia pandai mencari nafkah tetapi dia juga tipe wanita yang boros.
PERHITUNGAN PANCASUDA
TAHUKAH KALIAN APA YANG DISEBUT PANCASUDA ?
PANCASUDA adalah Perhitungan oleh Pujangga-pujangga JAWA yang bersumber dari neptu HARI dan PASARAN untuk mengetauhi tentang macam-macam kejadian seperti Orang pergi tanpa Pamit, Tentang jenis Kelamin Bayi yang akan dilahirkan, Tentang rejeki seseorang yang baru lahir ke dunia ini, dan macam-macamnya.
Selengkapnya
untuk mengetauhi tentang PANCASUDA akan saya sebutkan dibawah ini.
1. Mengetauhi orang pergi tanpa Pamit ( MINGGAT).
Cara menghitungnya Jumlah Neptu dan Pasaran kelahiran orang yang pergi tersebut.
Kemudian dibagi tiga, kemudian sisanya berapa? Jika sisa :
1. Orang yang hilang itu tidak akan ketemu ( Tidak Kembali ).
2. Orang yang hilang itu akan ketemu ( Kembali )
3. Orang yang hilang itu Pergi Jauh ( Ada kemungkinan Kembali ).
2. Mengetauhi Arah Orang yang pergi tanpa Pamit.
Cara menghitungnya Jumlah Neptu dan Pasaran kelahiran Orang yang pergi tanpa pamit
tersebut, dibagi empat, Jika sisa :
1. Perginya ke arah TIMUR.
2. BARAT.
3. UTARA.
4. SELATAN.
3. Mengetauhi Jenis Kelamin Bayi yang akan dilahirkan.
Cara menghitungnya adalah Jumlah neptu dan pasaran wanita yang hamil, Kemudian
dibagi tiga Jika sisanya:
1. Akan melahirkan bayi LAKI-LAKI.
2. Akan melahirkan bayi PEREMPUAN.
3. Tidak akan jadi.
4. Mengetauhi sifat bayi yang baru lahir.
Jumlah Neptu hari dan Pasaran bayi yang di lahirkan dibagi delapan,, Jika sisa :
1. KUMBA : Memiliki sifat Angkuh dan Sombong.
2. REKA : Memiliki sifat yang penuh Pengertian.
3. CARA : Memiliki sifat Pantas jika mengenakan pakain segala sesuatu.
4. CETHI : Memiliki sifat Sangat giat dalam mengerjakan sesuatu.
5. TREWELI : Memiliki sifat Kelak akan Memiliki banyak anak.
6. GEDONG : Kelak akan kaya raya.
7. BENTOYONG : Sangat kuat Tenaganya.
8. PAWON : Sangat keras perkataanya.
5. Mengetauhi jenis kelamin pencuri.
Jumlah Neptu hari dan pasaran kelahiran orang yang kehilangan barang, Kemudian di
bagi tiga Jika sisa :
1. LAKI-LAKI.
2. PEREMPUAN.
3. LAKI-LAKI.
6. Mengetauhi ciri-ciri Kulit si Pencuri.
Jumlah Neptu hari dan pasaran orang yang kehilangan barang, kemudian di bagi tiga Jika
sisa :
1. Hitam kulitnya.
2. Kecoklatan.
3. Agak keputih-putihan.
7. Mengetauhi siapa yang mencuri.
Jumlah neptu hari dan pasaran orang yang yang kehilangan barang kemudian dibagi tiga
Jika sisa :
1. Orang yang sudah dikenal.
2. Orang yang ada di dalam rumah.
3. Orang jauh.
Sumber1 : primbonjawalengkap.blogspot.com
Sumber2 : neverforgetneverforgive.wordpress.com
PERHITUNGAN JODOH DAN HARI PERNIKAHAN BERDASARKAN WETON
Karena yang disebut jodoh dalam konteks ini diartikan dengan, jika pasangan ini bersatu akan saling melengkapi kekurangannya, saling menghemat kelemahannya dan saling menambah kelebihannya. Buat pasangan yang sudah jodoh kompilasi membangun rumah tangga, masing-masing pasangan bisa mengembangkan diri dengan maksimal.
Untuk mengetahui apakah calon pasangan ini jodoh atau tidak jodoh , ada beberapa macam cara menghitung:
Caranya:
Hari dan Pasaran lahir pasangan pria dan wanita masing-masing diangkakan sesuai dengan Tabel A dan Tabel B , kemudian dijumlah.
Jumlahnya dibagi 10 (ganda). Jika dibagi 10 sisanya lebih dari tujuh, maka tidak dapat dibagi lagi dibagi 7.
Contoh:
Pasangan pria lahir pada Hari Senin, Pasaran Paing. Senin 4 + Paing 9 = 13 (lihat tabel A & B)
Pasangan wanita lahir pada Hari Kamis Pasaran Kliwon Kamis 8 + Kliwon 8 = 16 (lihat tabel A & B)
Kelahiran Pria diangkakan = 13
Kelahiran wanita diangkakan = 16
Jumlah 29
Pertama kali yang membagi angka 29 adalah bilangan 10.
29: 10 = 2, sisanya 9.
Karena menerima lebih dari 7 maka gunakan untuk yang dua, untuk yang tidak 10 tetapi 7.
29: 7 = 4, ditentukan 1.
Angka sisa 1 (satu) tersebut menjadi kunci untuk dihitung.
Angka sisa 1, namanya Wasesa Sagara , artinya besar wibawanya, budinya luas, panjang sabar dan pemaaf. (lihat Tabel C). Yang dimaksud pasangan itu jodoh. Kehidupan rumah tangganya kelak akan penuh dengan wibawa, disegani karena memenuhi budinya.
Perhatikan tabel-tabel di bawah ini.
TABEL A
Hari=Nilai Angka
Senin 4
Selasa 3
Rabu 7
Kamis 8
Jumat 6
Sabtu 9
Minggu 5
TABEL B
Pasaran = Nilai Angka
Pon 7
Upah 4
Kliwon 8
Legi 5
Paing 9
TABEL C
Sisa = Nama = Sungguh
1= Wasesa Sagara = Besar wibawanya, luas budinya, sabar, pemaaf
2= Tunggak Semi = Rejekinya mudah dan melimpah.
3= Satriya Wibawa = Mendapat keluhuran dan kemuliaan
4= Sumur Seneba = Banyak yang datang berguru
5= Satriya Wirang = Mengalami dukacita dan kewirangan.
6= Bumi Kapethak =Banyak yang sulit, tetapi tabah dan pekerja keras
7= Lebu Katiyup = Angin Mengalami duka nestapa, tdk pernahkesampaian yg dicita-citakan
Catatan:
Sisa angka 7 artinya angka hasil penjumlahan habis dibagi 7.
Dilihat dari Tabel C jumlah hari kelahiran pasangan yang setelah dibagi 10 atau 7 menyisakan angka 1, 2, 3, dan 4 kategori Jodho, semuanya baik-baik saja.
Bagi pasangan yang menyisakan angka 5, 6 atau 7, digolongkan dalam pasangan yang kurang jodho, karena kecewa. Tapi kalau sudah mantap dengan pasangannya, bisa disyarati agar kejadian buruk tidak bisa menggantikan kelak
Angka 5 (Satriya Wirang):
Syaratnya sebelum pelaksanaan upacara perkawinan salah satu calon pengantin menyembelih ayam.
Angka 6 (Bumi Kapethak):
Syaratnya sebelum menikah salah satu calon pengantin mendhem Siti atau menamam tanah.
Angka 7 (Lebu Katiyup Angin):
Diperlukan sebelum pernikahan berlangsung, salah satu pasangan menghambur-hamburkan tanah.
Neptunus hari atau pasaran lahir untuk perkawinan
Hari dan pasaran kelahiran dua calon temanten yaitu anak perempuan dan anak lelaki masing-masing dijumlahkan terlebih dahulu, kemudian masing-masing dikeluarkan (dikembalikan) sembilan.
Misalnya:
Kelahiran anak perempuan adalah hari Jumat (neptu 6) upah (neptu 4) jumlah 10, sisa 9 sisa 1 melalui
kelahiran anak laki-laki-laki ahad (neptu 5) legi (neptu 5) jumlah 10 dibutuhkan 9 sisa 1. menurut
perhitungan dan
Berdasarkan sisa di atas Maka dari sisa di bawah ini: Jika sisa:
1 dan 4: banyak celakanya
1 dan 5: bisa
1 dan 6: jauh sandang makanannya
1 dan 7: banyak musuh
1 dan 8: sengsara
1 dan 9: menjadi perlu
2 dan 2: selamat, banyak rejekinya
2 dan 3: salah seorang cepat wafat
2 dan 4: banyak godanya
2 dan 5: banyak celakanya
2 dan 6: cepat kaya
2 dan 7: cepat banyak yang mati
2 dan 8: dekat rejekinya
2 dan 9: banyak rejekinya
3 dan 3: melarat
3 dan 4: banyak celakanya
3 dan 5: cepat berpisah
3 dan 6: mandapat kebahagiaan
3 dan 7: banyak celakanya
3 dan 8: salah satu cepat wafat
3 dan 9: banyak rejeki
4 dan 4 : sering sakit
4 dan 5: banyak godanya
4 dan 6: banyak rejekinya
4 dan 7: melarat
4 dan 8: banyak halangannya
4 dan 9: salah satu kalah
5 dan 5: tulus kebahagiaannya
5 dan 6: dekat rejekinya
5 dan 7: tulus sandang makanannya
5 dan 8: banyak bahayanya
5 dan 9: dekat sandang makanannya
6 dan 6: besar celakanya
6 dan 7: rukun
6 dan 8: banyak teman
6 dan 9: sengsara
7 dan 7: didukung oleh diundang
7 dan 8: celaka karena diri sendiri
7 dan 9: tulus perkawinannya
8 dan 8: dikasihi orang
8 dan 9: banyak celakanya
9 dan 9: pembohong rejekinya
Neptu hari mempelai laki-laki dan perempuan, ditambah neptu pasaran hari perkawinan dan tanggal (bulan Jawa) semuanya dijumlahkan kemudian selesai / dikeluarkan masing-masing tiga, siap masih tersisa:
1 = berarti tidak baik, lekas berpisah hidup atau mati
2 = berarti baik, hidup rukun, sentosa dan setuju
3 = berarti tidak baik, rumah tangganya hancur dan kedua-duanya bisa mati.
Neptunus hari dan pasaran dari kelahiran calon mempelai laki-laki dan perempuan, dijumlahkan kemudian dihapus / dihapus empat-empuk diterima:
1 = Getho, sulit diambil,
2 = Gembi, banyak anak,
3 = Sri banyak rejeki,
4 = Punggel, salah satu akan mati
Hari lahir mempelai laki-laki dan mempelai wanita, memenangkan:
Ahad dan Ahad, sering sakit
Ahad dan Senin, banyak sakit
Ahad dan Selasa, miskin
Ahad dan Rebo, selamat
Ahad dan Kamis, cekcok
Ahad dan Jumat, selama
Ahad dan Sabtu, miskin
Senen dan Senen, tidak baik
Senen dan Selasa, selamat
Senen dan Rebo, senang
Senen perempuan dan Kamis, disayangi
Senen dan Jumat, selamat
Senen dan Sabtu, direstui
Selasa dan Selasa, tidak baik
Selasa dan Rebo, kaya
Selasa dan Kamis, kaya
Selasa dan Jumat, seringai
Selasa dan Sabtu, sering sakit
Rebo dan Rebo, tidak baik
Rebo dan Kamis, selamat
Rebo dan Jumat, selamat
Rebo dan Sabtu
, selamat
Kamis dan Kamis, selamat Kamis dan Jumat, selamat
Kamis dan Jumat, selamat Kamis dan Sabtu, celaka
Jumat dan Jumat, miskin
Jumat dan Sabtu celaka
Sabtu dan Sabtu, tidak baik
Memilih Saat Ijab, Kabab Ijab yang unik
Dalam perkawinan Dra. Pharmasi Endang Ontorini Udaya dengan Sutrisno Sukro di Sala, ayah penggantin putri Bpk. Samsuharya Udaya telah memilih saat ijab kabul secara unik, yaitu pada malam Ahad Legi (27 Mei 73) jam 2.30 pagi.
Ketetapan itu dibangun saat lahirnya temanten putri. Segala sesuatunya berjalan lancar, lancar dan selamat.
Mungkin hal tersebut pada suatu sesi: bila tidak menggunakan perhitungan, pakailah hari kelahiran untuk hal-hal yang penting pindah rumah dsb.
Hari yang membawa kelahirannya selamat, demikian pulalah untuk hal-hal lain berlalu.
HARI-HARI UNTUK MANTU DAN IJAB PENGANTIN
(baik buruknya bulan untuk mantu):
1. Bulan Jw. Suro: Bertengkar dan ganti rugi
2. Bulan Jw. Sapar: kurang, banyak dipakai
3. Bulan Jw Mulud: lemah, mati salah seorang (tidak dipakai)
4. Bulan jw. Bakdamulud: diomongkan jelek (bisa dipakai)
5. Bulan Jw. Bakdajumadilawal: sering hilang, banyak musuh (boleh dipakai)
6. Bulan Jw. Jumadilakhir: kaya akan mas dan perak
7. Bulan Rejeb: banyak kawan selamat
8. Bulan Jw. Ruwah: selamat
9. Bulan puasa: banyak bencananya (tidak dipakai)
10. Bulan Jw. Syawal: sedikit rejekinya, banyak pinjaman (bisa dipakai)
11. Bulan Jw. Dulkaidah: kekurangan, sakit-sakitan, bertengkar dengan teman (jangan pakai)
12. Bulan Jw. Besar: senang dan selamat
BULAN TANPA ANGGARA KASIH
Hari anggara terima kasih adalah selasa kliwon, disebut hari angker sebab hari itu adalah permulaan masa wuku. Menurut adat Jawa malamnya (senin malam menghadap) anggara kasih orang bersemedi, mengumpulkna kekuatan batin untuk kesaktian dan kejayaan. Selamanya kliwon, disimpan, dibersihkan pusaka wesi aji, mulai membikin keris dalam majemur wayang.
Bulan - bulan anggoro tidak digunakan untuk mati, hajat-hajat lainnya dan apa saja yang diangggap penting.
Berikut bulan-bulan tanpa anggara terima kasih:
1. dalam tahun Alib bulan 2: Jumadilakhir dan besar
2. dalam tahun ehe bulanl 2 dan: jumadilakhir
3. dalam tahun jimawal bulan 2: Suro dan rejeb
4. dalam tahun Je bulan 2: Sapar
5. dalam tahun Dal bulan 2: yaitu sapar dan puasa
6. dalam tahun Jadilah bulan 2: mulud dan syawan
7. dalam tahun wawu bulan 2: Bakdomulud / syawal
8. dalam tahuin Jimakir bulan 2: Jumadilawal dan Dulkaidkah
SAAT TATAL
Saat ini, di sini, cari tahu di mana untuk mampir cari di rumah , berpergian jauh dan mulai apa saja yang dianggap penting.
Kerusakan saat itu jatuh pada pasaran:
1. pasaran legi: mulai jam 06.00 nasehet.mulai jam 08.24 Rejeki: mulai jam 25.36 rejeki mulai dri jam 10 48 selamat, jam mulai 13.12 pangkalan atau (halangan) mulai jam 15.36 pacak wesi
2. pasaran pahing: mulai jam 06.00 rejeki, jam 08.24 selamat, jam 10.48 pangkalan, jam 13.12 pacak wesi, jam 15.36 nasehat.
3. pasaran pon: mulai jam 06.00 selamat, jam 08.24 pangkalan, jam 10.48 pacak wesi, jam 13.12 nasehat, jam 15.36 rejeki
4. pasaran upah mulai jam 06.00 pangkalan, jam 08.24 pacak wesi, jam 13.12 nasehat jam 15.36 selamat.
5. pasaran kliwon, mulai jam 06.00 pacak wesi, jam 08.24 nasehat, jam 10.48 rejeki, jam 13-12 selamat jam 13.36 pangkalan.
HARI PASARAN UNTUK PERKAWINAN
Neptunus dan hari pasaran dijumlahkan kemudian dihapus / dihapus enam-enam dikembalikan:
1 jatuh, mati, (tidak baik) asalnya bumi
2 jatuh, jodoh (baik) asalnya jodoh dengan langit
3 dolar, selamat atau baik asalnya barat
4 jatuh, cerai atau tidak asalnya timur
5 jatuh, prihatin (tidak baik) asalnya selatan
6 jatuh, mati besan (tidak baik) asalnya utara
Dalam berdagang orang jawa memiliki petungan (prediksi)
khusus untuk mencapai sukses atau mendapatkan angsar (pengaruh nasib) yang baik, sehingga membuat rezekinya mudah. Diantaranya petungan sebagai berikut:
Dalam "buku primbon" (pustaka kejawen) ada berbagai cara dan kepercayaan turun-temurun yang harus dilakukan orang yang akan melakukan kegiatan usaha perdagangan. Untuk memulai suatu usaha, orang-orang perlu memilih hari yang baik, meminta yang berawal dari hari yang baik akan berusaha mendapatkan hasil yang maksimal, terhindar dari kegagalan.
Menurut ahli ilmu kejawen abdi dalem Karaton Kasunanan Surakarta, Ki KRM TB Djoko MP Hamidjoyo BA yang berdasarkan realita supranatural, menyiasati manusia dalam usaha yang diperlukan perlu diperhatikan. Prediksi menurut primbon perlu diperhatikan. Menurut Kitab Tafsir Jawi, dina pitu pasaran lima masing-masing hari dan pasaran karakter baik. Jika hari dan pasaran ini menyatu, tidak otomatis menghasilkan karakter yang baik. Demikian juga dengan bulan suku, mangsa, tahun dan windu, masing-masing memiliki karakter baik jika bertukar dengan hari atau pasaran tertentu.
Golek dina becik (mencari hari yang baik) untuk memulai usaha dagang pada hakekatnya adalah mencari perpaduan hari, pasaran, tahun, windu dan mangsa yang menghasilkan penyatuan karakter baik. Misalnya pada hari ini, legi mangsa kasanga tahun jimakir windu adi merupakan penyatuan waktu yang menghasilkan karakter yang baik.
Menurut Ki Djoko, suatu karya yang terjadi pada hari yang karakternya tidak baik, diperkirakakan karakter yang akan mengalihkan usaha yang dilakukan. Bagaimana mengatasi masalah ini?
Aura pencemar tersebut dalam primbon disebut naas, sangar tahun, sangar sasi dan sangar dina. Sementara anasir dikenal sebagai naga dina, naga tahun dan sebagainya. Menurut Ki Djoko sampai kapan pun kebiasaan atau tradisi memilih dina becik (hari baik) seyogyanya dilakukan. Tentunya jika tidak ingin berspekulasi dengan risiko gagal.
Setiap karya akan berhasil sesuai dengan Kodrat, jika dilakukan dalam waktu yang netral dari pencemaran, sengkala atau sukerta. Manusia diberi kesempatan oleh Tuhan untuk beriktiar menanggulangi sukerta dan sengkala dengan melakukan wiradat. Misalnya dengan ruwatan atau dengan ajian rajah kalacakra, sehingga kejadian buruk tidak menjadi kenyataan.
Orang yang akan membuka usaha. Dapat melakukan perjalanan sendiri pada malam hari sebelum memulai usaha, yaitu berdoa mendasari doa kepada Tuhan sambil meminta mantera rajah kalacakra Salam, salam, salam Yamaraja jaramaya, yamarani niramaya, yasilapa palasiya, yamidora radomiya, yamidasa sadamiya, yadayuda dayudaya , yasilaca silacaya, yasihama mahasiya. Kemudian ditutup dengan mantera Allah Ya Suci Ya Salam sebanyak 11 kali.
Untuk usaha perdagangan orang jawa yang masih percaya pada petung, akan dibutuhkan baik untuk menentukan jenis barang atau tempat berdagang dan sebagainya. Petung tersebut berdasarkan weton (kelahiran dari yang dimiliki)
Menurut Dosen Jurusan Sastra Daerah - Fakultas Sastra UNS Drs. Usman Arif Mpd, peluang mewakili filsafat manusia dan alam tidak dapat disepakati. Manusia merupakan bagian dari alam semesta sehingga gerakannya tidak bisa lepas dari gerak alam, yang ditentukan waktu dan arah mata angin.
Orang jawa yang memiliki keyakinan saat ini manusia yang tidak setuju karena setuju dengan segala perlengkapannya. Perlengkapan yang merupakan perlengkapan untuk bekal hidup dikemudian hari, yaitu bakat dan jenis pekerjaan yang cocok. Di dalam ilmu kejawen kelengkapan itu dapat dicari dengan petung hari lahir, pasaran, selai, wuku tahun dan windu.
Menurut Usman, klenik atau gugon tuhon merupakan hasil analisis dari orang-orang jawa pada masanya. Hasil analisa ditulis dalam bentuk primbon. Dengan petungan jawa, orang bisa membuat analisis tentang anak yang baru lahir saat lahirnya. Misalnya anak akan berhasil jika menjadi wartawan, atau berhasil jika menjadi pedagang.
Petung yang demikian juga digunakan di dalam dunia perdagangan. Orang jawa masih mempercayainya, akan menggunakan petung dengan cermat. Dari menentukan jenis dagangan waktu mulai berdagang diperhitungkan. Semua sudah ada ketentuannya berdasar waktu lahir yang dimiliki.
Penerapan petung untuk usaha perdagangan akan menambah dan mempercayai diri sendiri untuk meraih sukses. Kepercayaan diri akan menghasilkan lebih tepat dalam mengambil keputusan. Prediksi menurut petung di dalam perdagangan bukan hanya ada pada budaya orang jawa saja. Dalam budaya Cina misalnya, hingga sekarang menghitung itu masih menjadi besar, sekali pun pengusaha Cina itu sudah menjadi konglomerat.
Di Cina petung itu ada di dalam Kitab Pek Ji atau Pak Che (angka nol) yang juga berdasarkan kelahiran seseorang, yaitu tahun kelahiran memiliki nilai 2, tahun nilai 2, hari memiliki nilai 2 dan selai kelahiran nilai 2.
Diperkirakan orang dilahirkan kembali waktu, rezeki yang diperoleh tidak sama karena yang menggunakan petung sedangkan yang lainnya tidak.
Banyak pula orang yang tidak percaya petung. Mereka menganggapnya klenik atau tahayul. Mereka setuju dengan rasionya dapat memanipulasi alam. Anggapan demikian belum pas, meskipun manusia dapat merekayasa, alam akan akan berjalan sesuai dengan mekanismenya sendiri
Untuk perhitungan mulai / pindahan rumah
A. Pertama-tama yg diperhitungakan adalah Bulan Jawa, yaitu:
1. Bulan Sura = tidak baik
2. Bulan Sapar = tidak baik
3. Bulan Mulud (Rabingulawal) = tidak baik
4. Bulan Bakdamulud (Rabingulakir) = baik
5. Bulan Jumadilawal = tidak baik
6. Bulan Jumadilakir = kurang baik
7. Bulan Rejeb = tidak baik
8. Bulan Ruwah (Sakban) = baik
9. Bulan Pasa (Ramelan) = tidak baik
10. Bulan Sawal = sangat tidak baik
11. Bulan Dulkaidah = cukup baik
12. Besar = sangat baik menurut
perhitungan, bulan yg baik adalah: Bakdamulud, Ruwah, Dulkaidah, dan Besar.
B. Langkah kedua yaitu menghitung jumlah hari dan pasaran dari suami dan juga istri.
1. Suami = 29 Agustus 1973
- Rabu = 7
- Kliwon = 8
- Neptu (Total) = 15
- Tahun Jawa = 29 Rejeb 1905 TAhun WAWU Windu ADI
- Tahun Hijriah = 30 Rajab 1393 H
2. Istri = 21 Desember 1976
- Selasa = 3
- Kliwon = 8
- Neptu (Total) = 11
- Tahun Jawa = 28 Besar 1908 Tahun EHE Windu KUNTARA
- Tahun Hijriah = 29 Dzulhijah 1396 H
Jumlah Neptu Suami + Istri = 15 + 11 = 36
C. Langkah ketiga, menghitung Pancasuda.
Jumlah ((Neptu suami + Neptu Istri + Hari Pindahan / Pendirian Rumah): 5). Bila selisihnya 3, 2, atau 1 itu sangat baik. Cara ini disebut PANCASUDA.
PANCASUDA:
1. Sri = Rejeki Melimpah
2. Lungguh = Mendapat Derajat
3. Gedhong = Kaya Harta Benda
4. Lara = Sakit-Sakitan
5. Pati = Mati dalam arti Luas
Lalu lintas sesuai dengan jumlah hari pasaran (3) + upah (4) = 7), hingga jumlah yang paling besar (Sabtu (9) + Pahing (9) = 18.
7 + 36 = 43: 5 sisa 3 = Cukup Baik
8 + 36 = 44: 5 sisa 4 = Tidak Baik
9 + 36 = 45: 5 sisa 5 (siapa habis dibagi 5 dianggap sisa 5) = Jelek Sekali
10 + 36 = 46: 5 sisa 1 = Baik Sekali
11 + 36 = 47: 5 sisa 2 = Baik
12 + 36 = 48: 5 sisa 3 = Cukup Baik
13 + 36 = 49: 5 sisa 4 = Tidak Baik
14 + 36 = 50: 5 sisa 5 = Jelek Sekali
15 + 36 = 51: 5 sisa 1 = Baik Sekali
16 + 36 = 52: 5 sisa 2 = Baik
17 + 36 = 53: 5 sisa 3 = Cukup Baik
18 + 36 = 54: 5 sisa 4 = Tidak Baik
Dari yang diharapkan hari ini baik untuk dibangun di rumah, khusus untuk pasangan suami-istri yang hari-pasaran-lahir yang mendapat kemenangan 36 adalah:
Terbaik 1:
a. hari-pasaran setuju 10 (Selasa Pon, Jumat Upah dan Minggu Legi)
b. hari-pasaran berhasil 15 (Rabu Kliwon, Kamis Pon dan Jumat Pahing)
Terbaik 2:
Sebuah. hari-pasaran kemenangan 11 (Senin Pon, Selasa Kliwon, Rabu Upah dan Jumat legi)
b. hari-pasaran berhasil 16 (Rabu Pahing, Kamis Kliwon dan Sabtu Pon)
Terbaik 3:
a. hari-pasaran lulus 7 (Selasa Wage)
b. hari-pasaran kemenangan 12 (Senin Kliwon, Selasa Pahing, Rabu Legi, Kamis Wage dan Minggu Pon)
c. hari-pasaran tanggal 17 (Kamis Pahing dan Sabtu Kliwon)
D. selanjutnya pilih salah satu dari 21 hari baik yang berada di bulan Bulan Bakdamulud, Bulan Ruwah, Bulan Dulkaidah dan Bulan Besar,
yaitu:
1. Bulan Bakdamulud (Rabingulakir)
Bulan untuk mengumpulkan sesuatu termasuk rumah tinggal. Keluarga yang berhak mendapat keberuntungan, apa yang diinginkan terlaksana, cita-citanya diterima, selalu menang dalam pertarungan, berhasil dalam bercocok-tanam, berkelimpahan emas dan uang, mendapat restu restu Nabi, dan lindungan dari Allah.
2. Bulan Ruwah (Sakban)
Bulan baik untuk mendirikan rumah tinggal. Rejeki melimpah dan halal, disegani, dihargai dan disenangi orang banyak, dapatkan doa Rasul.
3. Bulan Dulkaidah
Cukup baik, dicintai anak istri, para orang tua, saudara, dan handaitaulan. Dalam hal bercocok-tanam lumayan hasil. Banyak rejeki dan cukup uang. Keadaan keluarga harmonis, tentram, damai dan mendapatkan doa dari Rasul.
4. Bulan Besar.
Baik, banyak mendapat rejeki, berkelimpahan harta-benda dan uang. Anggota keluarga yang berdiam di areal rumah-tinggalnya yang dibangun pada bulan Besar menikmati ketentraman sarang batin, serta memuaskan.
Terbaik 1:
1. Selasa Pon,
2. Jumat Upah,
3. Minggu Legi,
4. Rabu Kliwon,
5. Kamis Pon,
6. Jumat Pahing,
Terbaik 2:
7. Senin Pon,
8. Selasa Kliwon,
9. Rabu Wage ,
10. Jumat legi,
11. Rabu Pahing,
12. Kamis Kliwon,
13. Sabtu Pon,
Terbaik 3:
14. Selasa Upah,
15. Senin Kliwon,
16. Selasa Pahing,
17. Rabu Legi,
18. Kamis Wage,
19 Minggu Pon,
20. Kamis Pahing,
21. Sabtu Kliwon
Sumber : sidikpaningal.blogspot.com
Pasaran: Kesadaran Ruang-Waktu Masyarakat Jawa
Penamaan hari-hari Jawa atau yang dikenal dengan pasaran merupakan salah satu perhitungan yang dipenuhi makna filosofis. Penyebutan nama-nama pasaran ini ternyata tidak lepas dari falsafah dasar masyarakat Jawa, yakni sedulur papat lima pancer. Pedoman hidup masyarakat Jawa ini bermanifestasi dalam berbagai lini kehidupan masyarakat Jawa, tak terkecuali dalam caranya menandai dimensi waktu.
Masyarakat Jawa memiliki lima jumlah pasaran, yaitu legi, pahing, pon, wage dan kliwon. Adapun penggunaannya ialah dengan menyematkannya di belakang nama hari secara berurutan. Contohnya, Senin legi, Selasa pahing, Rabu pon, Kamis wage, Jumat kliwon, Sabtu legi, Minggu paing dan seterusnya. Soenandar Hadikoesoemo menjelaskan dalam bukunya ‘Filsafat Kedjawaan’ bahwa konsep sedulur dan keblat papat lima pancer memiliki hubungan yang intim dengan jagad besar (makrokosmos) (Soenandar, 1985: 76-77).
Dalam pengertian makrokosmos, pasaran dapat dijelaskan sebagai berikut: Pasaran legi bertempat di Timur, yang mengandung unsur udara dan memancarkan cahaya putih. Pasaran pahing bertempat di Selatan, yang mengandung unsur api dan memancarkan cahaya merah. Pasaran pon bertempat di Barat, yang mengandung unsur air dan memancarkan cahaya kuning. Pasaran wage bertempat di Utara, yang mengandung unsur tanah dan memancarkan cahaya hitam.
Lima pasaran Jawa mewakili falsafah sedulur papat lima pancer dalam pengertian mikrokosmosnya pula. Pasaran legi mengandung arti mamarti atau air ketuban. Pahing bermakna darah. Pon diartikan sebagai ari-ari. Wage dimaknai sebagai tali pusar. Dan pasaran kliwon bertempat di tengah-tengah perlambang sukma/jiwa sebagaimana lima pancer yang memancarkan cahaya panca warna. Yang dimaksud di sini adalah si jabang bayi. Hakikat pokok mengenai kesatuan konsep sedulur papat lima pancer dengan pasaran juga dijelaskan dalam dua serat yang terkenal di Jawa, yakni Serat Pakuwon dan Serat Centhini (Soenandar, 1985: 76-77)
Menurut pengertian-pengertian di atas, pasaran dengan lengkap merangkum sedulur papat lima pancer dalam kaitannya dengan saudara empat yang terdapat di dalam jagad kecil (mikrokosmos) yaitu apa-apa yang mengiringi kelahiran manusia. Di satu sisi, pasaran juga memiliki makna empat arah penjuru jagad besar manusia (makrokosmos).
Karena keberadaanya berakar dari falsafah Jawa, menyebabkan pasaran memainkan peran penting dalam pelbagai aktifitas masyarakat Jawa. Sebagaimana yang disampaikan oleh Dr. Purwadi bahwa masyarakat Jawa masih kuat memegang kepercayaan terhadap pasaran, terutama masyarakat pedesaan atau tradisionalis. Hal ini cukup terlihat dari cara mereka memilih hari untuk melaksanakan aktivitas sosial maupun ekonomi.
Ketika masyarakat Jawa hendak bepergian atau menyelenggarakan hajatan seperti pernikahan atau memulai membangun rumah, mereka akan melihat kalender untuk menemukan hari baik. Dalam hal ini, biasanya mereka juga menyertakan perhitungan neptu yaitu jumlah-jumlah angka dari hari dan pasaran. Apabila angka yang dihasilkan cocok, maka hal tersebut dianggap baik untuk dilaksanakan. Namun apabila bilangannya tidak sesuai, maka masyarakat Jawa pantang melaksanakannya.
Lima pasaran tersebut juga memiliki arti tak kalah penting dalam kegiatan ekonomi. Hal ini tercermin dari nama-nama pasar yang masih dapat kita temukan di Jawa sampai hari ini, yaitu Pasar Wage, Pasar Legi, dan Pasar Pon. Jadi pasar-pasar ini hanya buka ketika jatuh pada hari pasaran-pasaran tersebut.
Menilik dari sejarahnya, hitungan pasaran ini dicanangkan pertama kali oleh Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo, Sultan Mataram Islam. Kebijakan ini diambil pada 1 Syuro 1555 atau bertepatan dengan tahun 1043 Hijriah. Kebijakan ini diambil dalam rangka meng-akulturasikan penanggalan Saka, yang berasal dari kebudayaan Hindu yang dipakai oleh masyarakat Jawa saat itu dengan penanggalan Hijriah.
Kalender Saka berdasarkan sistem perhitungan matahari sedangkan penanggalan Hijriah didasarkan pada perhitungan bulan. Setelah digabungkan, lahirlah kalender baru yang unik, yaitu kalender Jawa-Islam (Purwadi, 2004 :114).
Nama-nama bulan dari kalender Islam terdiri dari Sura, Sapar, Mulud, Jumadil Awwal, Jumadil Akir, Rejeb, Ruwah, Pasa, Sawal, Sela dan Besar. Adapun perhitungan hari diadaptasi dari penanggalan Jawa yakni lima pasaran tadi. Jadilah penggabungan keduanya dalam satu kalender sebagai kalender Jawa-Islam.
Tidak dapat dipungkiri, sedulur papat lima pancer merupakan filsafat yang telah mendarah daging dalam masyarakat Jawa. Filsafat ini menyebarkan ajaran luhur yang meresap sempurna pada hati pengikut-pengikutnya dari berbagai agama tak terkecuali, Islam. Lahirnya Pasaran menandai penyatuan antara Jawa dan Islam dalam ikatan yang harmonis dan langgeng.
Penghormatan masyarakat terhadap hari-hari tertentu serta kehati-hatiannya dalam menjalani berbagai aktifitas maupun hajatnya, merupakan bukti bahwa pelakunya senantiasa mengharapkan kebaikan atas segala hal. Penuh pertimbangan, teliti, dan tidak sembrono merupakan karakteristik masyarakat Jawa yang penting untuk terus dilestarikan.
Masih digunakannya hitungan weton-pasaran oleh masyarakat Jawa di era digital ini, menandai bahwa kepercayaan masyarakat Jawa kepada hal-hal mistik belum luntur. Meskipun di sisi lain, ada ancaman yang besar bahwa kepercayaan tersebut akan pudar seiring berjalannya waktu. Hal utama yang menjadi perhatian kita adalah pasaran merupakan salah satu kekayaan warisan budaya kita.
Sumber : http://blog.iain-tulungagung.ac.id/pkij/2019/05/13/pasaran-kesadaran-arah-waktu-masyarakat-jawa/
ARAH RUMAH
Penentuan arah menghadap rumah, bagi masyarakat Jawa, merupakan hal yang sangat penting dalam membangun suatu rumah tempat tinggal. Secara garis besar, arah menghadap rumah yaitu menghadap ke arah utara, timur, selatan, dan ke arah barat.
Seperti halnya bangsa Cina, orang Jawa percaya bahwa arah menghadap rumah memiliki pengaruh atau dapat membawa keberuntungan atau kesialan dalam hidupnya dan juga keluarganya.
Pada jaman dahulu dalam masyarakat Jawa hampir tidak dijumpai rumah menghadap ke barat dan demikian pula halnya yang menghadap ke arah timur. Rumah orang biasa (masyarakat umum, bukan bangsawan) pada umumnya menghadap ke arah utara atau ke selatan. Sedangkan arah menghadap ke timur khusus dipergunakan untuk keraton.
Setiap arah mata angin dipercayai ditunggu oleh dewa, dan oleh karena itu ada makna simbolis tertentu penentuan arah menghadap rumah berdasarkan empat mata angin.
Keempat arah mata angin yang dijaga oleh dewa tersebut adalah :
(1) timur ditunggui oleh Maha Dewa,
(2) barat ditunggui oleh Batara Yamadipati,
(3) utara ditunggui oleh Batara Wisnu, dan
(4) selatan ditunggui Batara Brahma
Dalam mitologi Jawa, Batara Yamadipati adalah dewa kematian. Sehingga bagi orang yang mempercayai, arah menghadap ke barat harus dihindari karena secara simbolik berarti sama dengan mengharap kematian.
Adapun cara menentukan arah menghadap rumah adalah dengan menjumlah neptu (hitungan) hari kelahiran dan pasaran orang yang akan membangun rumah.
Ketentuannya adalah sebagai berikut :
(1) jika jumlah neptunya 7, 8, 13, 18, arah rumah menghadap ke arah utara atau ke timur,
(2) jika jumlah neptunya 9, 14 arah rumah harus menghadap ke selatan atau ke timur,
(3) jika neptunya 10 arah rumah harus menghadap ke selatan atau barat,
(4) jika jumlah neptunya 11, 15, 16 arah rumah harus menghadap ke barat, dan
(5) jika jumlah neptunya 12, 17 arah rumah harus menghadap ke utara atau ke barat.
Neptu hari:
Ahad = 5, Senin = 4, Selasa = 3, Rabu = 7,
Kamis == 8, Jum’at = 6, Sabtu = 9,
Neptu pasaran:
Kliwon = 8, Legi = 5, Pahing = 9, Pon = 7, Wage = 4
Misalnya Anda lahir pada ahad pahing, maka jumlah neptu menjadi (ahad = 5) + (pahing = 9) = 14.
Berdasarkan penghitungan neptu tersebut maka Anda sebaiknya memiliki rumah menghadap arah selatan atau ke timur.
sumber : astaga.com
ARAH RUMAH MENURUT FENGSUI
Sebagian orang mempercayai bahwa posisi dan letak tempat tinggal mempengaruhi kehidupan penghuninya. Beberapa mitos lama yang sering kita dengar misalnya, rumah tusuk sate atau penomoran rumah yang menggunakan angka 4 (empat) akan membawa nasib sial bagi penghuninya. Posisi dan arah rumah diyakini paling membawa pengaruh besar terhadap penghuninya, kita mengenalnya sebagai Fengsui. Fengsui merupakan ilmu topografi yang berasal dari dataran China kuno, yang mempelajari mengenai keseimbangan antara makhluk hidup dan alam semesta. Beberapa orang menjadikan fengsui sebagai pedoman mencari properti untuk tempat tinggal seperti rumah dan apartemen, maupun properti komersial seperti ruko maupun gudang, agar mendapatkan keberuntungan dan mencapai keberhasilan dalam bisnis.
Berikut ini adalah 8 (delapan) arah hadap rumah beserta keberuntungan yang didapatkan berdasarkan perhitungan fengsui:
1. Arah Timur: Rumah menghadap arah timur dipercaya mendatangkan keberuntungan dalam hal kesehatan bagi para penghuninya. Memiliki rumah dengan posisi menghadap ke timur, diharapkan penghuni terbebas atau setidaknya terhindar dari penyakit.
2. Arah Selatan: Arah selatan membawa keberuntungan berupa penghargaan atau popularitas. Maksudnya, orang yang tinggal di rumah menghadap selatan diharapkan memiliki nama baik yang tidak tercela, biasanya berkaitan dengan kekuasaan atau jabatan seseorang.
3. Arah Utara: Rumah menghadap arah utara identik dengan keberuntungan karir dan bisnis. Arah dengan energi maksimum ini akan membawa perlindungan dan keberuntungan dari segi kehidupan maupun usaha penghuninya, asalkan dijalankan dengan cara seimbang.
4. Arah Barat: Sektor barat diyakini membawa keberuntungan berupa keturunan. Jadi, bagi yang ingin mendapatkan keturunan bisa mempertimbangkan membeli rumah dengan posisi menghadap ke arah barat.
5. Barat Daya: Arah yang berada di antara selatan dan barat ini dipercaya membawa keberuntungan dari segi percintaan maupun keharmonisan keluarga.
6. Barat Laut: Arah yang berpengaruh terhadap sektor ekonomi ini merupakan unsur yang istimewa. Apabila mengalami sedikit ketidakseimbangan, maka dapat menimbulkan kehancuran sektor ekonomi penghuninya.
7. Timur Laut: Berada pada posisi antara timur dan utara, berpengaruh terhadap sektor pendidikan dan bisnis. Untuk kesuksesan dalam berbisnis, posisi tempat usaha dengan arah timur laut sangat dianjurkan.
8. Tenggara: Arah ini diyakini membawa keberuntungan berupa kekayaan uang bagi penghuninya. Menjaga keseimbangan antara sektor timur dan tenggara dipercaya akan menambah kekayaan.
sumber : gedangkepok.wordpress.com/primbon-jawa/
BELAJAR MENGHITUNG HARI BAIK
Neptu Hari
Minggu Pon : 12
Senin Pon : 11
Selasa Pon : 10
Rabu Pon : 14
Kamis Pon : 15
Jum’at Pon : 13
Sabtu Pon : 16
Minggu Kliwon : 13
Senin Kliwon : 12
Selasa Kliwon : 11
Rabu Kliwon : 15
Kamis Kliwon : 16
Jum’at Kliwon : 14
Sabtu Kliwon : 17
Minggu Pahing : 14
Senin Pahing : 13
Selasa Pahing : 12
Rabu Pahing : 16
Kamis Pahing : 17
Jum’at Pahing : 15
Sabtu Pahing : 18
Minggu Wage : 9
Senin Wage : 8
Selasa Wage : 7
Kamis Wage : 12
Jum’at Wage : 10
Sabtu Wage : 13
Minggu Legi : 10
Senin Legi : 9
Selasa Legi : 8
Rabu Legi : 12
Kamis Legi : 13
Jum’at Legi : 11
Sabtu Legi : 14
Pembuatan Nama
Neptu hari :
Mingggu : 5
Senin : 4
Selasa : 3
Rabu : 7
Kamis : 8
Jum’at : 6
Sabtu : 9
Neptu Huruf sbb : Ha 1, Na 2, Ca 3, Ra 4, Ka 5, Da 6, Ta 7, Sa 8, Wa 9, La 10, Pa 11, Dha 12, Ja 13, Ya 14, Nya 15, Ma 16, Ga 17, Ba 18, Tha 19, Nga 20
Neptu Pasaran : Pon 7, Wage 4, Kliwon 8, legi 5, Pahing 9
Jumlahkan Neptu Weton ( hari dan pasaran ) dengan Neptu Huruf nama. Dari penjumlahan dikurangi lima-lima.
Contoh :
1. Kelahiran Jum,at Legi
2. Nama Sutoyo = S 8, T 7, Y 14 = 29
Penjumlahan 11+29 = 40 dikurangi lima-lima habis
Arti Sebuah Nama
1. Sri : Artinya selamat dan banyak rejekinya
2. Lungguh : Berkedudukan baik dan berpangkat
3. Gedhong : Kelak dapat berhasil dan kaya
4. Lara : Selalu menderita dan sakit-sakitan
5. Pati : Kelak akan menderita, tidak berumur panjang
Perjodohan
Neptu huruf :
Ha = 6 Na = 3 Ca = 3 Ra = 3 Ka = 3
Da = 5 Ta = 3 Sa = 3 Wa = 6 La = 5
Pa = 1 Dha = 4 Ja = 3 Ya = 8 Nya = 3
Ma = 5 Ga = 1 Ba =2 Tha = 4 Nga = 2
Caranya dengan menjumlahkan nama calon pengantin pria dan wanita ambil huruf hidupnya saja
Contoh :
Waluyo : W =6 L = 5 Y =8 = 19
Prihatini : P = 1 H = 6 T =3 N =3 = 13
19 + 13 = 32 dikurangi tujuh – tujuh ( 4 )
Hitungan Sisa sbb :
1. Tunggak Tan Semi : Sengsara selama menjadi pasangan
2. Pisang Pinugel : Cerai
3. Lumbung Gumulang : Melarat seumur hidup, boros
4. Sanggar Waringin : Menjadi pengoyom dan kaya
5. Pedaringan Kebak : Selalu dalam kecukupan, dan menjadi pelindung
6. Satria Lelaku : Harus berdagang dan bisa terhormat
7. Pandhita Mukti : Bahagia, tentram selamanya
Hitungan lain sbb :
1. Pisang Pinunggel : Mati, artinya bila punya anak lelaki, ayahnya yang meninggal, bila punya anak wanita maka ibunya yang akan meninggal lebih dulu.
2. Sanggar Waringin : Mendapat keteduhan ( tentram dan bahagia )
3. Gedhong Rembulan : Cepat Kaya, tetapi sering tertipu
4. Bale Kedhawang : Menakutkan ,selalu gelisah
5. Liman Plasungan : Gajah sering lepas, bila punya anak sesudah besar akan meninggal
6. Warak Pangrungruman : Pandai mencari simpati, gampang cari rejeki, tetapi tidak pandai menyimpannya
7. Garangan Macan : Pandai cari uang tapi sering tertipu
Menghitung Hari
Cth : 12 April 1974
1. Tahun diambil dua angka belakang 74
2. Tahun 74 : 4 18
3. Angka Bulan 4
4. Tanggal 12 +
Jumlah 108
6-
Sisa 102 : 7 =4
( Jum’at)
Menghitung Pasaran
1. Tahun 74 : 4 = 18
2. Angka bulan = 4
3. Tanggal = 12+
Jumlah = 34
2-
Sisa 32 : 5 =2 ( legi )
Hari Pernikahan
Hitungan Neptu hari dan pasaran, ketika acara berlangsung dan dikurangi tujuh-tujuh, jumlahnya adalah jawaban keadaan pengantin dikemudian hari. Bila sisanya sbb :
1. Wasesa Segara : Luas pandangan hidupnya, sangat berwibawa
2. Tunggak semi : Banyak anak tetapi sering sakit-sakitan
3. Satria Wibawa : Selalu mendapat keberuntungan dan dapat kaya
4. Sumur Sinaba : Selalu menjadi pengayoman, menolong orang
5. Satria Wirang : Selalu sengsara, melarat
6. Bumi Kapetak : Selalu tersisih, tetapi dapat simpan harta
7. Lebu Katiup Angin : Selalu kekurangan, selalu pindahrumah, dan sering pindah kerjaan dan kehidupannya tidak menentu
Hitungan lainnya :
Jumlahkan Neptu hari dan pasaran kedua calon pengantin dan kurangi empat-empat, kalau sisanya ssb :
1. Gentho : Sulit mendapatkan anak
2. Gembili : Banyak anaknya
3. Sri : Banyak rejekinya
4. Punggel : Salah satu mati muda
Mendirikan Rumah
Jumlah Neptu hari dan pasaran ketika akan mendirikan rumah/membangun rumah, dari jumlah itu dikurangi lima-lima, bila sisanya :
1. Kerta : Mendapat kejayaan
2. Yasa : Mendapat Kejayaan
3. Candi : Mendapat keberuntungan
4. Rogoh : Sering kemasukan pencuri
5. Sempoyong : Sering pindah rumah
Pindah Rumah
Jumlahkan Neptu hari dan pasaran pada hari saat mau pindah rumah, jumlahnya dikurangi enam-enam, bila sisanya sbb:
1. Pitutur : Banyak kesulitan
2. Demang Kandhuruwan : Sering menderita sakit
3. Satria Pinayungan : Banyak yang memuji dan terhormat
4. Mantri Sinaroja : Disenangi tetangga dan orang banyak
5. Macan Ketawan : Sering bertengkar dan digugat
6. Nuju Pati : Serig menderita dan selalu sedih
Neptu dan hari pasaran yang dipakai bb :
Jum’at 1, Sabtu 2, Ahad 3, Senin 4, Selasa 5, Rabu 6, Kamis 7.
Kliwon 1, Legi 2, Paing 3, Pon 4, Wage 5
Hitungan lain :
Jumlah Neptu hari dan pasaran dikurangi empat-empat, bila sisa sbb :
1. Kerta, dihormati oleh tetangga
2. Yasa, Tentram dan tenang hidupnya
3. Rogoh, Sering didatangi pencuri
4. Sempoyong, Sering pindah rumah
Bila jumlah Neptunya sbb :
Jumlah Neptu Weton = Menghadap ke
7 Utara atau Timur
8 Utara atau Timur
9 Selatan atau Timur
10 Selatan atau Barat
11 Barat
12 Utara atau Barat
13 Utara atau Timur
14 Selatan atau Timur
15 Barat
16 Barat
17 Utara atau Barat
18 Utara atau Timur
Masalah Hari untuk mencari Sandang Pangan
1. Bila hari Jum’at Kliwon, maka sandang berada di barat , pangan di selatan, sakit berada di selatan
2. Bila hari Sabtu Legi, maka sandang berada di selatan , pangan dan sakit di barat, pati berada di Timur
3. Bila hari Ahad Pahing, maka sandang berada di timur , pangan di barat, sakit berada di selatan dan timur, pati berada di utara
4. Bila hari Senen Pon, maka sandang berada di utaras , pangan di selatan, sakit berada di timur dan pati di barat
5. Bila hari Selasa Wage, maka sandang berada di selatan , pangan di utara, sakit berada di timur, pati berada di barat
6. Bila hari Rabu Kliwon, maka sandang berada di utara , pangan di timur, sakit berada di barat dan pati di selatan
7. Bila hari Kamis Legi, maka sandang berada di timur , pangan di barat, sakit berada di selatan dan pati di utara
8. Bila hari Jum’at Pahing, maka sandang berada di barat , pangan di barat, sakit dan pati berada di selatan
9. Bila hari Sabtu Pon, maka sandang berada di selatan , pangan di timur, sakit berada di barat dan pati di utara
10. Bila hari Ahad Wage, maka sandang berada di timur , pangan di barat, sakit berada di selatan, dan pati di utara
11. Bila hari Senen Kliwon, maka sandang berada di selatan , pangan di timur, sakit berada di barat dan pati di utara
12. Bila hari Selasa Legi, maka sandang berada di utara , pangan di selatan, sakit berada di timur dan pati di utara
13. Bila hari Rabu Pahing, maka sandang berada di utara , pangan di barat, sakit berada di timur dan pati di selatan
14. Bila hari Kamis Pon, maka sandang berada di timur , pangan di barat, sakit berada di selatan dan pati di utara
15. Bila hari Jum’at Wage, maka sandang berada di barat , pangan di selatan, sakit berada di utara dan pati di timur
16. Bila hari Sabtu kliwon, maka sandang berada di selatan , pangan di barat, sakit berada di timur dan pati di utara
17. Bila hari Ahad Legi, maka sandang berada di timur , pangan dan sakit berada di utara dan pati di selatan
18. Bila hari Senen Pahing, maka sandang berada di selatan , pangan di utara, sakit berada di timur dan pati di utara
19. Bila hari Selasa Pon, maka sandang berada di timur , pangan di barat, pati berada di utara
20. Bila hari Rabu Wage, maka sandang berada di utara , pangan di barat, sakit berada di timur dan pati di barat
21. Bila hari kamis Kliwon, maka sandang berada di timur , pangan di selatan, sakit berada di barat dan pati di utara
22. Bila hari Jum’at Legi, maka sandang dan pangan di barat, sakit berada di selatan dan pati di utara
23. Bila hari Sabtu Pahing, maka sandang berada di selatan , pangan di utara, sakit berada di timur dan pati barat
24. Bila hari Ahad Pon, maka sandang berada di timur , pangan di barat, sakit berada di selatan dan pati utara
25. Bila hari Senen Wage, maka sandang berada di selatan , pangan di utara, sakit berada di timur dan pati barat
26. Bila hari Selasa Kliwon, maka sandang berada di selatan , pangan di timur, sakit berada di barat dan pati di utara
27. Bila hari Rabu Legi, maka sandang berada di utara , pangan di selatan, sakit berada di barat dan pati di timur
28. Bila hari Kamis Pahing, maka sandang berada di timur , pangan di barat, sakit berada di selatan dan pati di utara
29. Bila hari Jum’at Pon, maka sandang berada di barat , pangan di barat, sakit berada di selatan dan pati di utara
30. Bila hari Sabtu Wage, maka sandang berada dan pangan di selatan, sakit berada di timur dan pati di barat
31. Bila hari Ahad Kliwon, maka sandang berada di timur , pangan di barat, sakit berada di selatan dan pati di utara
32. Bila hari Senen Legi, maka sandang berada di selatan , pangan di utara, sakit berada di timur dan pati barat
33. Bila hari Selasa Pahing, maka sandang berada di selatan , pangan di utara, sakit berada di barat dan pati di timur
34. Bila hari Rabu Pon, maka sandang berada di utara , pangan di barat, sakit berada di selatan dan pati di utara
35. Bila hari kamis Wage, maka sandang berada di timur , pangan di barat, sakit berada di selatan dan pati di utara
Masalah waktu mencari rejeki
1. Bila hari ahad pagi, rizki besar hingga tengah hari, dari tengah hari hingga terbenan matahari rizki kecil
2. Bila hari senin pagi rizki kecil hingga tengah hari, dari tengah hari hingga terbenan matahari rizki besar
3. Bila hari selasa pagi, rizki condong ke timur, kala tengah hari hingga waktu ashar rahayu
4. Bila hari rabu pagi kala condong ke timur rizki kecil, tengah hari lingsir ke barat rahayu, ashar rizki besar
5. Bila hari kamis pagi rahayu, lingsir ke timur rizki besar, kala tengah hari rizki kecil, dari barat hingga ashar rahayu
6. Bila hari jum’at pagi kala lingsir ke timur rizki kecil, dari lingsir kebarat hingga ashar rahayu
7. Bila hari sabtu pagi lingsir ke timur rizki kecil, kala lingsir ke barat riski besar
Na’asnya Hari
Dalam 12 bulan, ada tiga bulan sekali terdapat hari na’as dan 3 bulan sekali yang terdapat hari na’as itu ialah :
1, Bila bulan Ramadhan, Syawal dan Dzulqaidah, na’asnya pada hari jum’at
2, Bila bulan Dzul Hijjah, Muharam dan Safar, na’asnya jatuh pada hari sabtu dan ahad
3, Bila bulan Robi’ul awal, Rajab dan Sya’ban, na’asnya jatuh pada hari rabu dan kamis
4, Bila bulan Rabi’ul awal, Rabi’ul akhir dan Jumadil awal, na’asnya jatuh pada hari Senen dan selasa
Ini dinamakan “ Jati Ngarang” maka berhati-hati dalam bercocok tanam, bepergian atau mendirikan rumah atau kegiatan lainnya karena bisa membawa celaka atau terkena cobaan. Untuk membangun rumah yang paling baik adalah pada bulan Safar, Rabi’ul Akhir dan Sya’ban