My Blog List

Sunday, November 23, 2014

PENYEBAB KELAINAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

PENYEBAB KELAINAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Apakah Penyebab Kelainan pada ABK?

Sebagai makhluk beragama akan yakin bahwa anak berkebutuhan khusus lahir ke dunia di samping sudah menjadi taqdir yang Mahakuasa, tetapi sebagai manusia yang berkecimpung di dunia keilmuan perlu mengkaji, dan mengidentifikasi mengapa hal itu bisa terjadi. Karena di samping takdir bisa  juga karena ada faktor-faktor tertentu yang menjadi penyebabnya. Banyak faktor penyebab terjadinya anak berkebutuhan khusus menjadi tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, dan lain-lain. Banyak para pakar telah mendapatkan faktor-faktor penyebab terjadinya hambatan/kelainan sehingga dapat di bagi menjadi tiga fase yaitu: masa pre natal, natal dan post natal.
Mengkaji penyebab anak mengalami kelainan, dan ditambah dengan hasil-hasil riil penelitian keilmuan dilapangan, juga upaya-upaya yang terus di lakukan oleh para pelaku pendidikan dan ahli medis, akan lebih mencermati untuk mencari solusi menuju ke arah kesembuhan, atau setidaknya mengupayakan optimalisasi perkembangannya agar mereka dapat hidup mandiri, dan termotivasi untuk  dalam mengembangkan kemampuannya sebagai anggota masyarakat yang produktif.
Dari berbagai kajian pustaka maupun pengalaman lapang, faktor-faktor penyebab anak menjadi berkebutuhan khusus, dilihat dari waktu kejadiannya dapat dibedakan menjadi tiga klasifikasi, yaitu kejadian sebelum kelahiran, saat kelahiran dan penyebab yang terjadi lahir.
Peristiwa Pre natal ( sebelum kelahiran )
Ketunaan yang terjadi pada anak ABK yang terjadi sebelum masa kelahiran dapat disebabkan antara lain oleh hal-hal sebagai berikut.
Karena Penyakit.
Berbagai penyakit khusus ditengarai dapat menyebabkan kelainan pada janin yang masih berada dalam kandungan ibu diantaranya adalah
  • Virus Liptospirosis, virus ini bersumber dari air kencing tikus, yang masuk ke tubuh ibu  yang sedang hamil. Jika virus ini merembet pada janin yang sedang dikandungnya melalui placenta maka ada kemungkinan anak mengalami kelainan.
·         Virus maternal rubella  atau dalam dunia awam disebut dengan morbili atau  campak Jerman. Virus retrolanta Fibroplasia (RLF) yang menyerang ibu yang sedang hamil dan janin yang dikandungnya. Penyakit ini merusak jaringan kulit sampai mengenai persyarafan disertai demam tinggi dalam waktu lama, sehingga menggangu pertumbuhan dan perkembangan janin, sehingga kemungkinan akan timbul kecacatan pada bayi yang lahir.
  • Penggunaan obat-obatan kontrasepsi yang salah pemakaian, dan tidak dengan petunjuk ahlinya, dapat pula mengakibatkan pertumbuhan janin terhambat, sehingga tidak  berkembang secara wajar.
  • Keracunan darah (Toxaenia) pada ibu-ibu yang sedang hamil dapat menyebabkan janin  tidak dapat memperoleh oksigen secara maksimal,  sehingga mempengaruhi pertumbuhan syaraf-syaraf di otak yang dapat menyebabkan  gangguan pada sistem syaraf dan ketunaan pada bayi.
·         Penyakit menahun seperti TBC dapat mengakibatkan kalainan pada metabolisme ibu, kondidi ini dapat  merusak sel-sel darah tertentu selama pertumbuhan janin dalam kandungan, dan pada gilirannya akan menyebabkan ketunaan pada aspek tertentu.
·         Infeksi karena penyakit kotor ( penyakit kelamin /sipilis yang diderita ayah atau ibu sehingga mempengaruhi terhadap janin sewaktu ibu mengandung), toxoplasmosis( dari virus binatang seperti bulu kucing ), trachoma dan tumor. Tumor dapat terjadi pada otak yang berhubungan dengan indera penglihatan akibatnya kerusakan pada bola mata , dan pendengaran akibatnya kerusakan pada selaput gendang telinga.
·         Kekurangan vitamin atau kelebihan zat besi /timbel sehingga ibu keracunan yang mengakibatkan kelainan pada janin yang menyebabkan gangguan pada mata. Juga kerusakan pada otak sehingga menyebabkan terganggu fungsi berfikirnya atau verbal komunikasi, kerusakan pada organ telinga sehingga hilangnya fungsi pendengaran.
Penyebab Lain
  • Faktor rhesus (Rh) anoxia prenatal, kekurangan oksigen pada calon bayi di kandungan yang terjadi karena ada gangguan/infeksi pada placenta,
  • Pengalaman traumatic yang menimpa pada ibu yang sedang hamil sehingga jiwanya menjadi goncang, tertekan yang secara langsung dapat berimbas pada bayi dalam perut,
  • Percobaan abortus yang gagal, sehingga janin yang dikandungnya tidak dapat berkembang secara wajar.
·         Terjadinya perdarahan pada saat ibu hamil dikarenakan kecelakaan / jatuh atau kelainan pada kandungan yang mengakibatkan kerusakan  pada otak atau organ lainnya.
·         Terjadi kelahiran muda ( premature ) atau bayi lahir kurang waktu, bayi yang lahir sebelum waktunya, sering meninbulkan ketunaan karena ada perkembangan janin yang mungkin belum semprna.
·         Karena faktor keturunan. Hal ini pada umumnya terjadi dari hasil perkawinan bersaudara sesama tunanetra,tuna rungu ataupun yang lainnya, atau mempunyai orangtua yang cacat. Contohnya: akibat  tunanetra faktor dari penyakit pada retina yang umumnya merupakan keturunan  ( Retinitis Pigmentosa ), Penyakit ini sedikit demi sedikit menyebabkan mundur atau memburuknya retina. Gejala pertama biasanya sukar melihat di malam hari, diikuti dengan hilangnya penglihatan periferal, dan sedikit saja penglihatan pusat yang tertinggal.
·         Beberapa pakar menyebutkan bahwa kecacatan disebabkan akibat penggunaan sinar X pada waktu ibu hamil muda mengakibatkan kerusakan pada organ telinga. Banyak bayi dilahirkan dengan kondisi kepala kecil Microcepalic, cacat mental, cacat mata, cacat anggota badan, dan celah langit-langit.Bukti yang sangat menyakinkan bahwa radiasi menimbulkan cacat pada bayi dengan menaiknya frekuensi cacat pada microcepalic dan cacat mental pada peristiwa meledaknya bom atom di Hirosima.
 Natal ( terjadi saat kelahiran )
Proses kelahiran hanya terjadi beberapa saat, namun penanganan yang tidak tepat pada saat proses kelahiran, dapat membawa dampak yang cukup menentukan dalam perkembangan anak. Pada proses melahirkan berbagai resiko yang akan dialami oleh seorang ibu maupun bayinya. Resiko tersebut bisa mengancam keselamatan jiwanya, maupun untuk bayi. Misalnya pada waktu melahirkan, proses melahirkan sangat sulit sehingga harus menggunakan peralatan yang digunakan untuk membantu agar anak dapat lahir. Biasanya peralatan yang digunakan untuk membantu melahirkan seperti vacuum yang dapat menarik kepala anak sehingga anak bisa keluar dari rahim ibu. Dari alat tersebut kepala tertarik sehingga mengakibatkan kerusakan fisik pada kepala, otak, dan sistem saraf pusat dapat menyebabkan keterbelakangan mental.
·         Aranatal noxia yaitu seorang bayi sebelum dilahirkan suplai oksigen diperoleh dari ibu lewat plasenta dan tali pusar, akan tetapi setelah ia dilahirkan, ia harus memperoleh oksigen dari udara bebas. Karena leher bayi terbelit  atau karena ada lendir pada jalan pernafasan, akibatnya pernafasan bayi tidak dapat normal. Gangguan kerja pernafasan ini dapat mengakibatkan otak kekurangan oksigen atau jaringan otak menjadi mati. Kekurangan oksigen dapat juga karena bayi lahir premature.
·           Proses kelahiran yang menggunaklan Tang Verlossing (dengan bantuan Tang). Cara ini dapat menyebabkan brain injury (luka pada otak) sehingga pertumbhan otak kurang dapat berkembang secara maksimal.  Pendarahan otak disebabkan oleh karena luka yang terjadi pada proses kelahiran. Pendarahan ini terjadi karena anoxia maupun karena adanya luka secara fisik di otak. Luka di otak karena penggunaan alat bantu persalinan yang salah dan ceroboh dan tidak profesional, sehingga dapat mengakibatkan luka pada otak atau menekan bagian syaraf tertentu yang dapat mengakibatkan adanya gangguan fungsi syaraf penglihatan, pedengaran atau persyarafan lain yang dapat mengakibatkan gangguan perkembangan otak.
·         Placenta previa ( jaringan yang melekat pada segmen bawah rahim dan menutupi mulut rahim sebagian atau seluruhnya. Sehingga terjadi pendarahan di otak.
·         Proses kelahiran yang lama, karena pinggul ibu kecil sehingga sulit melahirkan atau kekurangan air ketuban mengakibatkan bayi kekurangan cairan sehingga berpengaruh terhadap penglihatan, pendengaran, otak dan darah sehingga berpengaruh pada perkembangan bayi.
·         Disproporsi sefalopelvik ( tulang kemaluan ibu yang kurang proposional), sehingga proses kelahiran dapat merusak sistem syaraf otak. Proses kelahiran bayi yang terlalu lama sehingga mengakibatkan bayi kekurangan zat asam/oksigen. Hal ini dapat mengganggu pertumbuhan sel-sel di otak.Keadaan bayi yang lahir dalam keadaan tercekik oleh ari-ari ibunya sehingga bayi tidak dapat secara leluasa untuk bernafas yang pada gilirannya dapat mengganggu keadaan otak.
·         Letak bayi sungsang sehingga kesulitan ibu melahirkan yang mengakibatkan pengaruh perkembangan bayi. Kelahiran bayi pada posisi sungsang sehingga bayi tidak dapat memperoleh oksigen  cukup yang akhirnya dapat mengganggu perkembangan sel di otak.
 Post Natal
Berbagai peristiwa yang dialami anak dalam kehidupannya seringkali dapat mengakibatkan seseorang kehilangan salah satu fungsi organ tubuh atau fungsi otot, dan syaraf. Bahkan dapat pula kehilangan organ itu sendiri. Penyebab ketunaan yang terjadi setelah kelahiran diantaranya adalah
·         Seorang anak pada usia 2 tahun menderita penyakit panas sampai satu minggu tidak turun suhu badannya , si ibu tidak segera memeriksakan ke dokter sehingga terjadi luka-luka dan infeksi pada telinga anaknya. Setelah mengetahui bahwa pada telinganya terjadi pembengkakan yang diakibatkan karena luka tusukan benda kecil, yang tidak diketahui sebelumnya. Beberapa hari kemudian dari telinga anak tersebut terdapat cairan yang mengeluarkan bau tidak sedap. Sehingga akibatnya organ telinga luar ( membrana tympani / gendang telinga rusak ) pada masa kanak-kanak.
  • Penyakit radang selaput otak (meningitis) dan radang otak (Enchepalitis) yang diakibatkan karena penyakit yang diderita pada masa kanak-kanak misalnya radang selaput otak akibat radiasi seperti infeksi pada selaput otak, radang otak, infeksi pada organ telinga pada kasus diatas atau akibat kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan fungsi pendengaran, fungsi organ tubuh yag lainnya., yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak menjadi terganggu.  Berbagai penyakit yang diderita pada masa kanak-kanak dapat menyebabkan Anak Berkebutuhan Khusus.
  • Terjadi incident (kecelakaan) yang melukai kepala dan menekan otak bagian dalam sehingga keadaan otak menjadi terganggu. Traumatik disebabkan oleh pukulan ,tusukan, benturan benda yang mengakibatkan organ tubuh menjadi tidak berfungsi, atau operasi tulang temporal pada telinga, kerusakan tulang-tulang pendengaran yang mengakibatan anak menjadi tuli atau goncangan keras pada kepala dapat menyebabkan kerusakan otak sehingga menjadi anak terbelakang mental.
·          Kekurangan gizi /vitamin pada usia balita sehingga perkembangan dan pertumbuhan organ tubuh ( otak, telinga, dan bagian tubuh yang lain) akan terhambat sehingga mengakibatkan kelainan .
·         Diabetes Melitus. Jenis penyakit ini termasuk penyakit berat menahun yang mengenai selurh bagian tubuh manusia melalui pembuluh darah, akibat tertimbunnya gula darah dalam tubuh.Penyakit ini dapat berkomplikasi bersamaan dengan munculnya penyakit lain, pada organ mata apat menyebabkan penyakit berupa retinopathia dan cataracta.Sehingga penderita diabetes mengakibatkan kerusakan pada lensa mata mengakibatkan gangguan penglihatan atau berpengaruh terhadap kebutaan.
·         Hipertensi. Seseorang yang memiliki kasus hipertensi dapat mengakibatkan arteriosclerosis, penyempitan pembuluh darah atau bahkan pecahnya pembuluh darah pada otak yang memberikan gejala exudasi dan pendarahan retina serta penyumbatan arteri atau vena centralis reina, sehingga mengakibatkan gangguan penglihatan dari tingkat ringan sampai menjadi buta.
  • Penyakit panas tinggi dan kejang-kejang (stuip), radang telinga (otitis media), malaria tropicana, yang dapat berpengaruh terhadap kondisi badan.
    Dampak Kelainan terhadap Anak.
ABK adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan yang secara signifikan berbeda dengan anak normal, sehingga dalam kehidupan dan kegaiatnnya memerlukan perlakuakn khusus. Hal ini sudah barang Gangguan dan hambatan yang dialami Anak Berkebutuhan Khusus secara garis besar menimbulkan dua macam dampak/ aspek/akibat yang bersifat secara langsung (direct effecis ) dan tidak langsung (nondirect effecis ).
     
Dampak langsung.                 
Banyak hal yang dapat ditengarai sebagai akibat langsung dari kelainan yang ada pada diri Anak Berkebutuhan Khusus, misalnya seorang anak yang memilki hambatan penglihatan sehingga ia buta, maka ia tidak dapat melihat, seorang yang rusak organ pendengarannya, maka ia tidak dapat mendengar, dan seorang yang memilki hambatan dalam kecerdasannya maka ia akan lambat/tidak dapat berfikir.
·         Gangguan mobilitas atau ambulasi.
Gangguan ini dapat diakibatkan oleh adanya kelumpuhan, kebutaan atau kekakuan gerak anggota tubuh terutama anggota gerak bawah diakibatkan oleh adanya gangguan keseimbangan anggota tubuh.
·         Gangguan Aktifitas Bina Diri / Aktifity Daily Living ( ADL ).
Gangguan ini dalam kegiatan sehari-hari ,oleh karena adanya gangguan koordinasi motorik kasar ataupun halus atau visuomotorik , penglihatan anak sehingga mengakibatkan adanya gangguan kegiatan memegang, menggenggam, meraih benda, kesulitan dalam mengarahkan gerakan tangan, gerakan kaki pada obyek tertentu yang hubungannya dengan aktivitas : makan, penggunaan toilet, berhias, dan sebagainya.
·         Gangguan dalam komunikasi
Akibat dari hambatan penglihatan, pendengaran, kecerdasan, emosi  social, dan tingkah laku, maka dampak yang ada pada Anak Berkebutuhan Khusus adanya gangguan komunikasi ( terutama dalam komunikasi lesan).
·         Gangguan fungsi mental
ABK yang memiliki hambatan penglihatan, pendengaran, kecerdasan, fungsi gerak, emosi maupun sosialnya akan berdampak dalam gangguan fungsi mentalnya.Misalnya pada gangguan fungsi mental pada anak yang memiliki hambatan penglihatan akan berdampak pada emosinya, kekurang percayaan diri(self esteem), minder atau malah terkadang tidak terkontrol emosinya.Gangguan fungsi mental pada anak Cerebral Palsy (CP) dengan kadar kecerdasan yang rendah, maupun pada anak CP yang memiliki kadar kecerdasan normal atau supenormal dapat terganggu akibat dari hambatan fisik yang berhubungan dengan fungsi gerak dan adanya perlakuan yang keliru dari lingkungan.Misalnya anak CP yang sebenarnya cerdas, karena keterbatasan gerak mengakibatkan tugas-tugas yang diberikan kepadanya tidak dapat diselesaikan dengan benar, akibatnya dianggap anak tidak mampu mengerjakannya. Akibat yang lebih jauh ia peroleh perlakuan yang kurang mendukung pengembangan potensi anak secara utuh.
·         Gangguan Sensoris
Gangguan sensoris pada Anak Berkebutuhan Khusus akan menimbulkan dampak pada sensoris pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan, dan gangguan orientasi ruang, bentuk, warna, jarak, dan lain-lain.
    Dampak tidak langsung.
Dampak tidak langsung ( dampak sekunder) disini adalah reaksi penyandang kelainan/hambatan dan gangguan tersebut. Seorang anak yang mengalami hambatan dalam geraknya, misalnya anak CP mengalami kelumpuhan pada satu tangannya pada usia menginjak dewasa, sudah saatnya ia memilih pasangan hidupnya ( pasangan lawan jenisnya) sebagai tempat berbagi suka dan duka. Namun dikarenakan kondisi kelainannya, ia sering ragu-ragu dalam mengambil keputusan, minder dan tidak berani menjalin keakraban dengan teman-temannya.Sehingga dampak yang timbul adanya penyesalan diri, penyesalan terhadap orang tua dan orang lain disekitarnya. Bentuk reaksi atas kondisi kelainannya/hambatannya akan berbentu pada kebencian terhadap dunia luar, sehingga menimbulkan sikap negatip ia rendah diri, isolasidiri,merasa tidak berdaya dan tidak berguna.
Konsep diri pada dasarnya diperoleh melalui kontak sosial dan pengalaman yang berhubungan dengan orang lain. Dampak tidak langsung pada Anak Berkebutuhan Khusus dapat dideskripsikan secara singkat sebagai berikut:
·         Bahwa dampak tidak langsung dari kelainan dan hambatan yang dialami anak, sangat tergantung bagaimana anak memberikan reaksi atas kondisi kelainannya.
·         Dampak tidak langsung dari kelainan ini tidak dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk sejak usia kanak-kanak, dan dipengaruhi oleh perlakuan yang diterima dari lingkungan terutama keluarga. Sehingga lingkungan sosial, terutama orang yang paling berarti dalam hidupnya, ikut menentukan berat ringannya dampak tidak langsung Anak Berkebutuhan Khusus.
Manifestasi dampak tidak langsung antara lain adalah:
·         Harga diri anak, anak menjadi tidak percaya diri,  mengkritik diri sendiri, atau malah tidak mau menerima kritik, menolak dan menghindari untuk meningkatkan kemampuan diri, menarik diri dari realitas, tidak pemberani, ragu-ragu , dan lain-lain.
·         Perilaku yang berhubungan dengan identitas diri yang tidak jelas, seperti misalnya kecintaan pada diri sendiri yang patologis, kecemasan yang tinggi, perasaan yang kosong, hubungan interpersonal yang kacau, dan sebagainya.
·         Perilaku yang berhubungan dengan depersonalisasi, tampak pada sikap pasif dan tidak merespon lingkungan secara baik, komunikasi yang kurang selaras, kurang spontan, kurang ada inisiatif, ragu dalam mengambil keputusan, menarik iri dari hubungan sosial, dan sebagainya.
       Dampak Kelainan Bagi Keluarga   
Berbagai masalah keluarga, mungkin akan muncul sebagai akibat kehadiran anak yang cacat, apalagi yang tidak dikehendaki kelahirannya. Berbagai kasus yang ada dalam masyarakat modern. Ada kemungkinan suatu peristiwa, seorang anak dilahirkan dengan kondisi kepalanya dengan ukuran kecil serta matanya membesar, anak itu dilahirkan di dalam lingkungan keluarga yang miskin sehingga ibu saat mengandung kekurangan gizi. Ketika menghadapi anak dengan kondisi sepert itu mereka putus asa, bingung, malu serta merasa tidak punya jalan, mereka sudah membayangkan untuk membesarkan anaknya, anak yang lahir dalam kondisi demikian membutuhkan biaya yang tinggi agar anaknya bisa diberikan pengobatan atau gizi yang lebih baik serta perawatan dokter agar anaknya menjadi tumbuh secara normal. Jika tidak mendapatkan perawatan maka anak tersebut akan menjadi terhambat baik dalam perkembangan otaknya, fisiknya , emosinya dan sosialnya. Kemudian mungkin timbul niat jahat untuk menghilangkan anak dengan berbagai cara.
 
Menurut Kirk & Gallahan (1993) dalam Salim ( 1996), bahwa keberadaan penyandang kelainan di tengah-tengah keluarga, akan dapat menimbulkan dua macam krisis yaitu.
·      Krisis yang pertama, orangtua menghadapi anaknya sebagai kondisi kematian secara simbolis. Lebih jauh Kirk & Gallahan menjelaskan bahwas seorang ibu yang menantikan kelahiran bayi yang didambakan ternyata setelah lahir mengalami kelainan, maka kemudian hancurlah semua harapan dan impiannya. Kasus yang menimpa seorang ibu tersebut karena saat hamil tidak menghendaki anaknya lahir sehingga ibu berusaha untuk menggugurkan kandungannya dengan minum obat-obatan atau minum minuman keras.
·      Krisis yang kedua, adalah masalah yang berkaitan dengan kesulitan orangtua, dalam merawat, membimbing dan mendidik anak yang berkelainan. Orangtua tidak tahu bagaimana harus merawat, mengasuh, mendidik anaknya yang berkelainan menjadi anak yang berpendidikan, memiliki kehidupan yang layak, secara ekonomi, vocasional maupun sosial. Sehingga dalam berbagai tahapan kehadiran anak menjadi beban semua anggota keluarga.
Berbagai kasus dapat digambarkan sebagai ilustrasi. Seorang ibu yang memiliki anak Autisme. Kondisi anak Autisme ini memiliki tingkah laku yang aneh, anak suka dengan benda-benda tertentu. Jika anak tersebut dibawa dilingkungan masyarakat yang belum paham adanya kondisi anak baik segi psikis, sosial, dan model  komunikasinya,andangannya yang tidak terfokus, dan lain-lain,maka orangtuanya akan malu jika anaknya timbul keanehan-keanehan di hadapan orang lain, mungkin juga akan menjadi bahan pembicaraan yang aneh.  Di samping kekhususan dalam emosi dan komunikasinya, anak Autisme juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit, sehinga  mau tidak mau ekonomi keluarga juga terpengaruh. Anak Autisme akan berhasil dalam pendidikan bila mendapat penanganan yang tepat, anak demikian membutuhkan therapy tingkah laku, therapy accupashy, therapy sosial, therapy medis dan lain-lain, yang semuanya memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Dari kasus tersebut dapat pula digambarkan bahwa orangtua merasa terpukul atau schock dengan kondisi anaknya, orangtua merasa ragu-ragu untuk merawat anaknya, perasaan benci pada diri sendiri dan merasa berdosa. Banyak orangtua yang menghindar dari kenyataan sehingga anaknya di sembunyikan dalam kamar yang tidak terlihat oleh orang lain, atau menyerahkan ke panti-panti. Tetapi ada pula kelompok orang tua yang dengan penuh kasih sayang mencarikan pengobatan, berusaha maksimal untuk memelihara dengan jalan mencari informasi-informasi pada para profesional. Ini adalah menunjukkan bahwa penerimaan orangtua terhadap kehadiran anak berkelainan bervariasi. Pada masa-masa yang akan datang tentu saja banyak orang tua yang telah menyadari bahwa anak berkebutuhan khusus mendapatkan  kesempatan untuk bersekolah , orangtua mengharapkan pada anaknya untuk berkembang lebih baik dengan menyekolahkan anaknya sehingga dapat pergi kesekolah yang terdekat dari tempat tinggalnya.
           Dampak Kelainan Bagi Masyarakat.
Terkait dengan dampak yang muncul dalam masyarakat, cobalah Anda cermati kasus berikut. Kasus yang menimpa keluarga Handoyo! Mereka memiliki anak cacat ganda dengan kondisi anak tidak dapat melihat dan juga tidak mendengar serta kondisi kecerdasannya yang rendah. Untuk berjalanpun anak tersebut harus digendong, makan membutuhkan bantuan serta kesulitan dalam mengenal benda-benda dilingkungannya, demikian juga ketika pergi ke toilet selalu membutuhkan peralatan serta bantuan medis yang terus menerus. Anak cacat ganda sangat tergantung pada orangtuanya sehingga membutuhkan pendidikan yang khusus serta perawatan yang intensif. Dapat Anda bayangkan betapa merepotkan, tetapi apapun yang terjadi anak akan terus tumbuh dan berkembang, dengan berbagai keterbatasan yang dimiliki. Orang tua yang penuh syukur akan terus berusaha mengembangkan anaknya secara optimal agar dapat hidup mandiri, paling tidak untuk dapat mengurus dirinya sendiri.
Seringkali muncul pandangan masyarakat yang miring terhadap Anak Berkebutuhan Khusus, bahwa Anak Berkebutuhan Khusus berbeda dari yang lainnya, karena tidak berdaya, selalu ditolong, dan pada hakekatnya ABK selalu  menjadi beban orang lain.Reaksi masyarakat terhadap ABK juga sangat bervariatif ada yang bersikap positif, dengan membantu meringankan beban orang tau, mencarikan berbagai solusi, namun pada umumnya lebih banyak yang cenderung bersikap pasif atau bahkan bernada negatif.
Pandangan masyarakat yang demikian sudah tentu tidak semuanya benar, Banyak Anak Berkebutuhan Khusus memiliki kemampuan / potensi yang menonjol. Dari waktu ke waktu, pandangan tentang Anak Berkebutuhan Khusus terjadi perubahan, dimulai dari sikap/pandangan yang melihat anak cacat/ anak berkebutuhan khusus berbeda sama sekali dengan anak normal pada umumnya.Dengan fenomena baru bahwa Anak Berkebutuhan Khusus memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang sama dengan anak pada umumnya.
Dengan adanya perkembangan pendidikan yang mengarah kepada pemberian kesempatan pada anak untuk mendapatkan penghargaan yang sama dan adanya pendidikan Inklusif, maka kesempatan terbuka bagi mereka untuk diterima didalam masyarakat secara Inklusif.
Glosarium  
Aranatal noxia            : yaitu seorang bayi sebelum dilahirkan suplai oksigen diperoleh dari ibu lewat plasenta dan tali pusar, akan tetapi setelah ia dilahirkan, ia harus memperoleh oksigen dari udara bebas. Karena leher bayi terbelit  atau karena ada lendir pada jalan pernafasan, akibatnya pernafasan bayi tidak dapat normal
Arteriosclerosis          adalah penyempitan pembuluh darah atau pecahnya pembuluh darah otak yang memberikan gejala exudasi dan pendarahan retina serta penyumbatan arteri atau vena centralis reina, sehingga mengakibatkan gangguan penglihatan dari tingkat ringan sampai menjadi buta.
Aktifity Daily Living ( ADL )             : adalah aktifitas bina diri dalam kegiatan sehari-hari bagi anak yang mengalami gangguan koordinasi motorik kasar ataupun halus atau visuomotorik , penglihatan anak sehingga mengakibatkan adanya gangguan kegiatan memegang, menggenggam, meraih benda, kesulitan dalam mengarahkan gerakan tangan, gerakan kaki pada obyek tertentu yang hubungannya dengan aktivitas : makan, penggunaan toilet, berhias, dan sebagainya.
Microcepalic                          : kondisi kepala kecil yang mengakibatkan cacat
 pada perkembangan otak bayi .
Placenta previa                      : adalah jaringan yang melekat pada segmen bawah rahim dan menutupi mulut rahim sebagian atau seluruhnya. Sehingga terjadi pendarahan di otak bayi.                             
.   
Retinitis Pigmentosa             : penyakit pada retina yang umumnya merupakan                  
                                                    keturunan  yang mengakibatkan orang menjadi buta

Thursday, November 20, 2014

DIAGRAM BATANG HISTOGRAM POLIGON

DIAGRAM BATANG

POLIGON






HISTOGRAM





Pengukuran Penyimpangan (Range, Deviasi, Varian)



Pengukuran Penyimpangan (Range, Deviasi, Varian)

ukuran penyebaran 1ukuran-penyebaran-3
PENGUKURAN PENYIMPANGAN
Pengukuran penyimpangan adalah suatu ukuran yang menunjukkan tinggi  rendahnya perbedaan data yang diperoleh dari rata-ratanya. Ukuran penyimpangan digunakan untuk mengetahui luas penyimpangan data atau homogenitas data. Dua variabel data yang memiliki mean sama belum tentu memiliki kualitas yang sama, tergantung dari besar atau kecil ukuran penyebaran datanya. Ada bebarapa macam ukuran penyebaran data, namun yang umum digunakan adalah standar deviasi.
Macam-macam ukuran penyimpangan data adalah :
  1. Jangkauan (range)
  2. Simpangan rata-rata (mean deviation)
  3. Simpangan baku (standard deviation)
  4. Varians (variance)
  5. Koefisien variasi (Coefficient of variation)
1. Jangkauan (range)
Range adalah salah satu ukuran statistik yang menunjukan jarak penyebaran data antara nilai terendah (Xmin) dengan nilai tertinggi (Xmax). Ukuran ini sudah digunakan pada pembahasan daftar distribusi frekuensi. Adapun rumusnya adalah
1
3
Contoh : 
Berikut ini nilai ujian semester dari 3 mahasiswa
A = 60 55 70 65 50 80 40
B = 50 55 60 65 70 65 55
C = 60 60 60 60 60 60 60
Dari data diatas dapat diketahui bahwa
A = memiliki Xmax=80, Xmin= 40 , R = 40 , meanya 60
B = memiliki Xmax=70, Xmin= 50 , R = 20 , meanya 60
C = memiliki Xmax=60, Xmin= 60 , R = 0 , meanya 60
Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa :
a. Semakin kecil rangenya maka semakin homogen distribusinya
b. Semakin besar rangenya maka semakin heterogen distribusinya
c. Semakin kecil rangenya, maka meannya merupakan wakil yang representatif
d. Semakin besar rangenya maka meannya semakin kurang representatif
2. Simpangan Rata-rata (mean deviation)
Simpangan rata-rata merupakan penyimpangan nilai-nilai individu dari nilai rata-ratanya. Rata-rata bisa berupa mean atau median. Untuk data mentah simpangan rata-rata dari median cukup kecil sehingga simpangan ini dianggap paling sesuai untuk data mentah. Namun pada umumnya, simpangan rata-rata yang dihitung dari mean yang sering digunakan untuk nilai simpangan rata-rata.
  • Data tunggal dengan seluruh skornya berfrekuensi satu
1
dimana xi merupakan nilai data
  • Data tunggal sebagian atau seluluh skornya berfrekuensi lebih dari satu
2
dimana xi merupakan nilai data
  • Data kelompok ( dalam distribusi frekuensi)
2
dimana xi merupakan tanda kelas dari interval ke-i dan fi merupakan frekuensi interval ke-i
Contoh :
Dari tabel diperoleh 1
2
1
3. Simpangan Baku (standard deviation)
Standar deviasi merupakan ukuran penyebaran yang paling banyak digunakan. Semua gugus data dipertimbangkan sehingga lebih stabil dibandingkan dengan ukuran lainnya. Namun, apabila dalam gugus data tersebut terdapat nilai ekstrem, standar deviasi menjadi tidak sensitif lagi, sama halnya seperti mean.
Standar Deviasi memiliki beberapa karakteristik khusus lainnya. SD tidak berubah apabila setiap unsur pada gugus datanya di tambahkan atau dikurangkan dengan nilai konstan tertentu. SD berubah apabila setiap unsur pada gugus datanya dikali/dibagi dengan nilai konstan tertentu. Bila dikalikan dengan nilai konstan, standar deviasi yang dihasilkan akan setara dengan hasilkali dari nilai standar deviasi aktual dengan konstan.
Rumus Simpangan Baku untuk Data Tunggal
  • untuk data sample menggunakan rumus
11
  • untuk data populasi menggunkan rumus
1
Contoh :
Selama 10 kali ulangan semester ini sobat mendapat nilai 91, 79, 86, 80, 75, 100, 87, 93, 90,dan 88. Berapa simpangan baku dari nilai ulangan sobat?
Jawab
Soal di atas menanyakan simpangan baku dari data populasi jadi menggunakan rumus simpangan baku untuk populasi.
Kita cari dulu rata-ratanya
rata-rata = (91+79+86+80+75+100+87+93+90+88)/10 = 869/10 = 85,9
3
Kita masukkan ke rumus
1
Rumus Simpangan Baku Untuk Data Kelompok
  • untuk sample menggunakan rumus
2
  • untuk populasi menggunakan rumus
21
Contoh :
Diketahui data tinggi badan 50 siswa samapta kelas c adalah sebagai berikut
4
hitunglah berapa simpangan bakunya
1. Kita cari dulu rata-rata data kelompok tersebut
5
2. Setelah ketemu rata-rata dari data kelompok tersebut kita bikin tabel untuk memasukkannya ke rumus simpangan baku
6
4. Varians (variance)
Varians adalah salah satu ukuran dispersi atau ukuran variasi.  Varians dapat menggambarkan bagaimana berpencarnya suatu data kuantitatif.  Varians diberi simbol  σ2 (baca: sigma kuadrat) untuk populasi dan untuk ssampel.
Selanjutnya kita akan menggunakan simbol s2  untuk varians karena umumnya kita hampir selalu berkutat dengan sampel dan jarang sekali berkecimpung dengan populasi.
Rumus varian atau ragam data tunggal untuk populasi
01
Rumus varian atau ragam data tunggal untuk sampel
02
Rumus varian atau ragam data kelompok untuk populasi
03
Rumus varian atau ragam data kelompok untuk sampel
04
Keterangan:
σ2 = varians atau ragam untuk populasi
S2 = varians atau ragam untuk sampel
fi = Frekuensi
xi = Titik tengah
x¯ = Rata-rata (mean) sampel dan   μ = rata-rata populasi
=  Jumlah data
5. Koefisien variasi (Coefficient of variation)
Koefisien variasi merupakan suatu ukuran variansi yang dapat digunakan untuk membandingkan suatu distribusi data yang mempunyai satuan yang berbeda. Kalau kita membandingkan berbagai variansi atau dua variabel yang mempunyai satuan yang berbeda maka tidak dapat dilakukan dengan menghitung ukuran penyebaran yang sifatnya absolut.
Koefisien variasi adalah suatu perbandingan antara simpangan baku dengan nilai rata-rata dan dinyatakan dengan persentase.
http://blog.ub.ac.id/darmo/files/2012/04/untitled3.jpg
http://digensia.files.wordpress.com/2012/03/r14.png?w=234&h=83
Besarnya koefisien variasi akan berpengaruh terhadap kualitas sebaran data. Jadi jika koefisien variasi semakin kecil maka datanya semakin homogen dan jika koefisien korelasi semakin besar maka datanya semakin heterogen.
Daftas Pustaka :
Suharyadi, & Purwanto. (2009). In Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta: Salemba Empat.
Sudjana. (1991). In Statistika. Bandung: Tarsito.

Statistika

Contoh Tabel Distribusi Frekuensi



Perhatikan contoh data hasil nilai pengerjaan tugas Matematika dari 40 siswa berikut ini.
66 75 74 72 79 78 75 75 79 71
75 76 74 73 71 72 74 74 71 70
74 77 73 73 70 74 72 72 80 70
73 67 72 72 75 74 74 68 69 80
dari data diatas, dapat dibuat tabel distribusi frekuensi sbb:
tabel distribusi frekuensi
Istilah-istilah yang banyak digunakan dalam pembahasan distribusi frekuensi bergolong atau distribusi frekuensi berkelompok antara lain sebagai berikut.

a. Interval Kelas
Tiap-tiap kelompok disebut interval kelas atau sering disebut interval atau kelas saja. Dalam contoh sebelumnya memuat enam interval ini.
65 – 67 → Interval kelas pertama
68 – 70 → Interval kelas kedua
71 – 73 → Interval kelas ketiga
74 – 76 → Interval kelas keempat
77 – 79 → Interval kelas kelima
80 – 82 → Interval kelas keenam

b. Batas Kelas
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, angka 65, 68, 71, 74, 77, dan 80 merupakan batas bawah dari tiap-tiap kelas, sedangkan angka 67, 70, 73, 76, 79, dan 82 merupakan batas atas dari tiap-tiap kelas.

c. Tepi Kelas (Batas Nyata Kelas)
Untuk mencari tepi kelas dapat dipakai rumus berikut ini.
Tepi bawah = batas bawah – 0,5
Tepi atas = batas atas + 0,5
Dari tabel di atas maka tepi bawah kelas pertama 64,5 dan tepi atasnya 67,5, tepi bawah kelas kedua 67,5 dan tepi atasnya 70,5 dan seterusnya.

d. Lebar kelas
Untuk mencari lebar kelas dapat dipakai rumus:
Lebar kelas = tepi atas – tepi bawah
Jadi, lebar kelas dari tabel diatas adalah 67,5 – 64,5 = 3.

e. Titik Tengah
Untuk mencari titik tengah dapat dipakai rumus:
Titik tengah = 1/2 (batas atas + batas bawah)
Dari tabel di atas: titik tengah kelas pertama = 1/2(67 + 65) = 66 titik tengah kedua = 1/2(70 + 68) = 69 dan seterusnya.

Distribusi Frekuensi Kumulatif
Daftar distribusi kumulatif ada dua macam, yaitu sebagai berikut.
a. Daftar distribusi kumulatif kurang dari (menggunakan tepi atas).
b. Daftar distribusi kumulatif lebih dari (menggunakan tepi bawah).
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh data berikut ini.
tabel distribusi kumulatif
Dari tabel di atas dapat dibuat daftar frekuensi kumulatif kurang dari dan lebih dari seperti berikut.
tabel distribusi frek. kumulatif lebih dari dan kurang dari